Pasar modal Indonesia terus bergeliat. Tahun 2025 menjadi saksi betapa agresifnya para konglomerat memperluas pengaruh mereka melalui aksi akuisisi perusahaan-perusahaan strategis. Tidak hanya soal memperbesar portofolio, tapi juga soal menguasai sektor-sektor kunci yang menentukan arah ekonomi nasional.
Fenomena ini bukan hal baru, tapi intensitas dan skala yang terjadi tahun ini patut menjadi perhatian investor. Siapa saja yang terlibat? Berapa nilai transaksinya? Dan apa dampaknya terhadap pasar? Artikel ini akan membahas saham yang diakuisisi 2025, termasuk latar belakang perusahaan dan tujuan strategis di balik aksi korporasi tersebut.
Saham yang Diakuisisi 2025
Mari kita bahas satu persatu sekarang juga berdasarkan data dari CNBC.com
Hermina (HEAL) Resmi Dikuasai Grup Djarum
Langkah awal Grup Djarum di tahun ini adalah dengan masuk ke sektor kesehatan. Mereka membeli saham PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL) sebanyak 559,18 juta lembar saham treasury. Aksi ini mencerminkan kepercayaan mereka terhadap pertumbuhan sektor layanan kesehatan di Indonesia pasca-pandemi.
Hermina dikenal sebagai jaringan rumah sakit dengan penetrasi luas di berbagai kota. Masuknya Djarum diperkirakan akan memperkuat sisi modal dan ekspansi fasilitas medis mereka dalam beberapa tahun ke depan.
Remala Abadi (DATA) Diambil Lewat TOWR
Masih dari Grup Djarum, akuisisi kedua menyasar sektor telekomunikasi yang sedang berkembang pesat. Melalui anak usahanya PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR), mereka mengakuisisi 40% saham PT Remala Abadi Tbk atau sekitar 550 juta lembar, senilai Rp 535,7 miliar.
Langkah ini dinilai strategis karena infrastruktur telekomunikasi adalah tulang punggung transformasi digital nasional. Dengan kepemilikan atas penyedia menara dan jaringan, Djarum semakin memperkuat pengaruhnya dalam industri teknologi dan komunikasi.
Surya Semesta Internusa (SSIA) Diambil Alih Juga oleh Djarum
Tak berhenti di sana, Djarum juga mengakuisisi PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) yang bergerak di bidang properti dan konstruksi. Transaksi ini bernilai sekitar Rp 776 miliar.
SSIA dikenal dengan proyek-proyek properti industri dan kawasan ekonomi. Akuisisi ini membuka peluang besar bagi Djarum untuk memperluas bisnis properti industri maupun kawasan terpadu, yang tengah dibutuhkan untuk menopang pertumbuhan logistik dan manufaktur.
Astra Group Bidik Mega Manunggal Property (MMLP)
Astra Group, yang selama ini dikenal kuat di sektor otomotif dan agribisnis, turut melakukan langkah akuisisi. Mereka menargetkan PT Mega Manunggal Property Tbk (MMLP), sebuah perusahaan yang fokus di sektor logistik dan pergudangan modern.
Walau nilai pastinya belum diumumkan, pihak manajemen menyebut Astra berencana mengambil alih hingga 83,67% saham. Langkah ini menandakan bahwa sektor logistik menjadi prioritas baru bagi Astra, seiring meningkatnya kebutuhan gudang modern dari sektor e-commerce dan ritel.
Chandra Asri dan Glencore Akuisisi PCS Singapore
Dua raksasa—Chandra Asri Petrochemical (TPIA) dan Glencore—bersatu untuk mengakuisisi 50% saham PCS Singapore, sebuah perusahaan pemilik fasilitas Condensate Splitter Unit (CSU) milik Shell di Singapura.
Langkah ini adalah bagian dari strategi memperkuat rantai pasok bahan baku petrokimia di Asia Tenggara. Mengingat pentingnya CSU dalam proses produksi, akuisisi ini diprediksi meningkatkan efisiensi dan kestabilan suplai bagi TPIA secara keseluruhan.
Medco Energi Akuisisi Fortuna International dari Repsol
Di sektor energi, Medco Energi Internasional (MEDC) mencatatkan langkah besar dengan membeli Fortuna International dari perusahaan migas raksasa asal Spanyol, Repsol. Nilai akuisisi ini mencapai US$425 juta.
Fortuna memiliki aset strategis di luar negeri dan penguasaan pasar yang cukup luas. Dengan akuisisi ini, Medco memperluas jangkauan globalnya, sekaligus menambah sumber pendapatan dari luar pasar domestik.
Austindo Nusantara Jaya (ANJT) Dicaplok Ciliandra Perkasa
Akuisisi terbesar di tahun ini dilakukan oleh PT Ciliandra Perkasa terhadap PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJT). Dengan menandatangani Conditional Sale and Purchase Agreement (CSPA), Ciliandra sepakat mengambil alih 91,17% saham ANJT, dengan nilai transaksi mencapai Rp 5,4 triliun, dan efektif pada 6 Mei 2025.
ANJT bergerak di sektor agribisnis, khususnya kelapa sawit dan produk pertanian. Ciliandra melihat potensi besar dari sektor ini, terutama dengan kebutuhan global terhadap energi nabati dan komoditas pangan.
Perubahan Manajemen Bisa Menjadi Penentu
Satu hal yang sering terlupakan dalam setiap aksi akuisisi adalah perubahan kepemimpinan dan strategi perusahaan. Ketika kepemilikan berpindah tangan, biasanya disusul oleh restrukturisasi manajemen, arah bisnis baru, dan bahkan rebranding.
Investor perlu mencermati apakah perubahan ini berdampak positif atau negatif terhadap kinerja perusahaan ke depan. Tidak semua akuisisi berakhir manis bagi pemegang saham minoritas. Karena itu, penting bagi investor untuk membaca lebih dalam niat strategis dari pembeli saham.
Bagi Anda yang tertarik beli e-IPO CDIA, prosesnya kini makin mudah lewat aplikasi investasi seperti M-STOCK dari Mirae Asset Sekuritas. Platform ini menyediakan fitur e-IPO, analisis emiten, dan transaksi real-time.
Dengan e-IPO, Anda bisa mengikuti seluruh proses penawaran saham seperti PSAT secara digital tanpa ribet, cukup lewat ponsel atau desktop Anda. Klik banner di bawah ini untuk mengikuti IPOnya.
Penutup
Tahun 2025 bisa disebut sebagai tahunnya akuisisi besar di pasar modal Indonesia. Para konglomerat tampak tak ragu menggelontorkan dana hingga triliunan rupiah untuk mengamankan kepemilikan atas perusahaan-perusahaan strategis.
Mulai dari sektor kesehatan, telekomunikasi, properti, logistik, petrokimia, energi hingga agribisnis, semua mendapat perhatian serius. Dengan adanya pergeseran kepemilikan ini, peta kekuatan emiten di Bursa Efek Indonesia pun berubah.
Bagi investor, penting untuk memahami arah strategi dari para pemilik baru ini. Apakah mereka hanya ingin diversifikasi atau benar-benar mengembangkan perusahaan? Jawaban atas pertanyaan itu bisa menjadi kunci bagi keputusan investasi jangka panjang.
- Sumber data: CNBC
- Sumber gambar: majoo