Pasar modal Indonesia kembali diramaikan oleh manuver dari salah satu konglomerat paling berpengaruh di Tanah Air. Prajogo Pangestu, yang dikenal luas sebagai taipan energi dan petrokimia, baru saja melakukan pembelian besar-besaran terhadap saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN). Langkah ini memicu sorotan investor karena dilakukan di tengah gejolak harga saham yang cukup tinggi.
Pada 21 Juli 2025, Prajogo melakukan pembelian sebesar 3 juta lembar saham BREN dengan harga Rp 7.944 per saham. Bila dihitung secara keseluruhan, transaksi ini bernilai sekitar Rp 23,83 miliar, sebuah angka yang tidak kecil, terlebih dilakukan dalam waktu yang sangat spesifik ketika saham BREN sedang berfluktuasi cukup tajam.
Meningkatkan Kepemilikan Pribadi di BREN
Transaksi ini bukan tanpa tujuan yang jelas. Dalam laporan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Direktur BREN, Merly, mengungkapkan bahwa pembelian saham tersebut dilakukan oleh Prajogo untuk keperluan investasi pribadi. Dengan status kepemilikan langsung, aksi ini menunjukkan komitmen dan keyakinan jangka panjang dari sang pemilik terhadap performa dan potensi bisnis BREN ke depan.
Sebelumnya, Prajogo diketahui telah memegang sebanyak 135.459.700 lembar saham BREN. Dengan tambahan 3 juta lembar tersebut, total kepemilikannya kini mencapai 138.459.700 lembar saham. Artinya, posisi dominannya sebagai pemegang saham pengendali tidak langsung semakin menguat.
Harga Saham BREN Tengah Alami Pergerakan Signifikan
Menariknya, pembelian ini dilakukan saat harga saham BREN sedang mengalami volatilitas yang cukup tinggi. Pada penutupan 21 Juli 2025, harga saham BREN tercatat melemah 1,25% menjadi Rp 7.900, turun tipis dari harga puncak Rp 8.000 yang sempat tercapai pada 18 Juli 2025. Di awal bulan yang sama, harga saham BREN masih berada di level Rp 5.900, menunjukkan bahwa dalam rentang waktu tiga minggu, harga sudah mengalami lonjakan lebih dari 33%.
Aksi beli yang dilakukan Prajogo di tengah fluktuasi harga ini bisa dibaca sebagai bentuk kepercayaan yang kuat terhadap prospek jangka panjang BREN. Dalam situasi pasar yang tidak stabil, langkah seperti ini dapat memberikan sinyal positif bagi investor ritel maupun institusi.
Kapitalisasi Pasar Tembus Rp 1.000 Triliun
Tak hanya dari sisi volume transaksi, lonjakan harga BREN dalam waktu singkat juga membawa efek besar terhadap kapitalisasi pasar emiten ini. Saat artikel ini ditulis, kapitalisasi pasar BREN telah menembus Rp 1.057 triliun, menjadikannya perusahaan publik dengan nilai kapitalisasi tertinggi di Bursa Efek Indonesia, menyalip Bank Central Asia (BBCA) yang selama ini menjadi pemuncak.
Posisi ini tentu memberikan implikasi besar, tidak hanya bagi perusahaan itu sendiri, tetapi juga bagi persepsi investor terhadap sektor energi terbarukan di Indonesia. BREN yang merupakan anak usaha dari Barito Pacific, menunjukkan bahwa sektor energi bersih kini mulai mendapatkan panggung utama di tengah transformasi ekonomi global menuju keberlanjutan.
Momentum Ini Bisa Pengaruhi Psikologi Pasar
Penting untuk dicatat, aksi beli saham dalam jumlah besar oleh tokoh sebesar Prajogo Pangestu bukan sekadar transaksi biasa. Di dunia pasar modal, gerakan dari investor institusional atau pemilik utama sering kali dijadikan acuan oleh pelaku pasar lainnya. Artinya, pembelian saham ini bisa menimbulkan efek psikologis di kalangan investor ritel.
Ketika seorang tokoh dengan sumber daya dan akses informasi seperti Prajogo memilih untuk menambah kepemilikan, hal itu bisa dibaca sebagai indikator bahwa prospek BREN masih sangat menjanjikan. Tidak jarang, langkah seperti ini kemudian diikuti oleh lonjakan minat beli dari investor kecil yang ingin “ikut arus” dari manuver investor besar.
Profil Singkat Barito Renewables Energy (BREN)
Sebagai tambahan informasi, PT Barito Renewables Energy Tbk merupakan entitas yang bergerak di sektor energi terbarukan, termasuk pengembangan proyek geothermal, solar panel, dan biomassa. Perusahaan ini merupakan bagian dari grup usaha milik Prajogo Pangestu yang telah lebih dulu dikenal lewat Barito Pacific dan Chandra Asri.
Dengan dorongan kuat dari pemerintah dalam transisi menuju energi bersih, BREN berada pada posisi strategis untuk menikmati pertumbuhan signifikan dalam beberapa tahun ke depan. Kombinasi antara dukungan regulasi, potensi bisnis yang besar, dan kepercayaan dari pemilik utama menjadi faktor yang memperkuat posisi perusahaan ini di bursa.
Efek Jangka Panjang Terhadap Portofolio Investor
Selain sisi teknikal dan nilai kapitalisasi, aksi ini juga membuka diskusi menarik soal strategi investasi. Dalam dunia saham, pembelian besar oleh pemegang saham utama kerap dikaitkan dengan strategi value investing, yakni membeli saham yang dianggap masih undervalued atau memiliki prospek pertumbuhan jangka panjang.
Langkah Prajogo bisa dilihat sebagai bagian dari strategi ini. Di saat banyak investor tergoda mengambil keuntungan dari kenaikan harga jangka pendek, justru aksi beli dalam skala besar menunjukkan keyakinan bahwa nilai intrinsik perusahaan masih jauh lebih tinggi dari harga pasar saat ini.
Penutup
Langkah Prajogo Pangestu borong saham BREN dalam kondisi pasar yang dinamis bisa dibaca sebagai sinyal kuat bahwa fundamental perusahaan ini masih solid. Meskipun harga saham tengah berfluktuasi, komitmen dari pemegang saham utama memberikan harapan positif bagi investor yang percaya pada prospek jangka panjang energi terbarukan di Indonesia.
BREN tidak hanya mencuri perhatian karena kenaikan harga saham, tetapi juga karena potensinya dalam mendominasi lanskap energi hijau nasional. Dengan kapitalisasi pasar yang telah menembus angka triliunan rupiah, serta kepercayaan yang semakin besar dari pelaku pasar, perjalanan BREN tampaknya baru saja dimulai.
Bagi Anda yang tertarik beli e-IPO CDIA, prosesnya kini makin mudah lewat aplikasi investasi seperti M-STOCK dari Mirae Asset Sekuritas. Platform ini menyediakan fitur e-IPO, analisis emiten, dan transaksi real-time.
Dengan e-IPO, Anda bisa mengikuti seluruh proses penawaran saham seperti PSAT secara digital tanpa ribet, cukup lewat ponsel atau desktop Anda. Klik banner di bawah ini untuk mengikuti IPOnya.
- Sumber data: CNBC Indonesia
- Sumber gambar utama: Kontan