Update IPO SUPA: Harga, Jadwal, dan Peluang Investasinya

update ipo SUPA

Update IPO SUPA menjadi sorotan investor dan pelaku pasar menjelang penutupan 2025. Superbank, bank digital yang awalnya bernama PT Bank Fama International, tinggal selangkah lagi memasuki Bursa Efek Indonesia (BEI).

Dari harga penawaran hingga alokasi dana IPO, informasi ini penting bagi siapa saja yang ingin memahami prospek bank digital ini. Artikel ini menyajikan gambaran lengkap mengenai IPO SUPA, rencana bisnis, dan peluang investasi yang dapat muncul.

Harga Penawaran dan Target Dana IPO SUPA

Proses bookbuilding Superbank berlangsung antara 25 November hingga 1 Desember 2025, dengan harga penawaran awal Rp525–Rp695 per saham. Perusahaan merencanakan melepas maksimal 4,40 miliar saham baru, setara 13% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO. Dengan demikian, total dana segar yang bisa dihimpun berkisar Rp2,31 triliun hingga Rp3,06 triliun, angka yang cukup besar untuk memperkuat kapasitas ekspansi dan modal kerja bank.

Rentang harga yang cukup luas memberi fleksibilitas bagi investor institusional maupun retail untuk menentukan harga yang ideal saat penawaran awal. Jika harga akhir berada di ujung atas, maka potensi suntikan modal bisa melebihi Rp3 triliun. Hal ini meningkatkan daya tarik IPO SUPA, terutama bagi mereka yang mencari peluang di sektor bank digital yang tengah berkembang pesat di Indonesia.



Jadwal IPO SUPA — Tahapan Menuju Listing

Untuk timelinenya sendiri yaitu:

  • 8 Desember 2025: Target memperoleh pernyataan efektif dari OJK.
  • 10–15 Desember 2025: Penawaran umum perdana (public offering).
  • 17 Desember 2025: Saham SUPA dijadwalkan resmi tercatat di BEI.

Periode bookbuilding adalah waktu untuk menyesuaikan strategi investasi dan menentukan jumlah saham yang akan dibeli. Sementara periode public offering adalah kesempatan terakhir sebelum saham mulai diperdagangkan di pasar sekunder. Investor yang memperhatikan jadwal ini berpotensi mendapatkan saham pada harga awal yang kompetitif.

Rencana Penggunaan Dana IPO

Menurut prospektus, 70% dana IPO akan digunakan untuk modal kerja, terutama untuk penyaluran kredit. Sisanya, 30%, dialokasikan untuk belanja modal, termasuk pengembangan produk dan teknologi informasi.

Dengan alokasi dana seperti ini, Superbank menegaskan strategi pertumbuhan melalui ekspansi kredit dan inovasi digital. Modal kerja yang kuat memungkinkan bank menyalurkan pinjaman lebih agresif, sementara belanja modal untuk teknologi dan pengembangan produk mendukung layanan digital yang lebih modern dan kompetitif.



Profil Superbank dan Struktur Pemegang Saham

Superbank berdiri pada 1993 di Bandung sebagai PT Bank Fama International. Pada awal 2023, nama perusahaan diubah menjadi Superbank dan kantor pusat dipindahkan ke Jakarta. Transformasi ini menandai komitmen Superbank untuk memasuki era perbankan digital dengan layanan modern.

Per Agustus 2025, pemegang saham mayoritas:

  • PT Elang Media Visitama: 31,11%
  • PT Kudo Teknologi Indonesia: 19,16%
  • GXS Bank Pte. Ltd.: 12%
  • A5-DB Holdings Pte. Ltd.: 11,52%

Selain itu, dukungan strategis dari Emtek Group (akhir 2021), Grab dan Singtel (awal 2022), serta KakaoBank (2023) semakin menguatkan posisi Superbank di ekosistem digital dan perbankan modern.

Superbank menawarkan berbagai produk tabungan dan pinjaman digital, termasuk:

  • Saku by Superbank dan Celengan by Superbank
  • Deposito fleksibel dengan bunga kompetitif
  • Pinjaman Atur Sendiri (PAS)
  • Kolaborasi dengan OVO melalui fitur OVO Nabung

Produk-produk ini menunjukkan fokus bank pada layanan digital yang memudahkan pengguna urban dan millennial dalam mengelola keuangan.



Mengapa IPO SUPA Layak Dicermati

Dengan dukungan investor besar dan konsorsium digital, Superbank memiliki peluang untuk memperluas layanan perbankan berbasis teknologi. Integrasi dengan platform fintech dan telekomunikasi memberi akses ke basis pengguna yang luas, meningkatkan peluang adopsi produk dan pertumbuhan bisnis jangka panjang.

Harga IPO yang kompetitif dan rencana penggunaan dana yang jelas membuat SUPA menarik bagi investor jangka menengah hingga panjang. Jika ekspansi kredit dan pengembangan teknologi berjalan sesuai rencana, saham SUPA berpotensi memberikan kenaikan nilai yang signifikan.

Timing IPO di Era Digital

Indonesia sedang memasuki fase pertumbuhan cepat dalam layanan keuangan digital, mulai dari dompet elektronik hingga pinjaman online. IPO SUPA hadir di waktu yang tepat, memungkinkan bank memanfaatkan tren digitalisasi untuk memperluas pasar. Dengan brand yang sudah dikenal dan dukungan konsorsium strategis, Superbank memiliki keunggulan kompetitif dibanding bank konvensional.

Penutup

Update IPO SUPA menjadi salah satu peristiwa menarik di akhir 2025. Dengan harga saham yang kompetitif, rencana penggunaan dana yang strategis, dan dukungan pemegang saham institusional, Superbank berpeluang menjadi pemain kunci di sektor perbankan digital Indonesia.

Investor dan pengamat pasar perlu memantau secara seksama, karena IPO ini bukan hanya tentang saham baru, tetapi juga tentang masa depan layanan perbankan modern yang terintegrasi dengan ekosistem digital.