4 Saham yang Naik Saat Ramadhan dan Lebaran

Saham yang Naik Saat Ramadhan dan Lebaran

Ramadhan dan Lebaran bukan hanya momen spiritual bagi umat Muslim, tetapi juga periode yang sering membawa sentimen positif bagi pasar saham. Sejarah menunjukkan bahwa konsumsi masyarakat meningkat signifikan selama bulan suci hingga Lebaran, mendorong perputaran uang yang lebih tinggi di berbagai sektor. Momentum ini sering dimanfaatkan para trader dan investor untuk mendapatkan keuntungan tambahan melalui saham-saham yang berpotensi naik.

Di tahun 2026, Ramadhan diperkirakan berlangsung dari Rabu, 18 Februari hingga Kamis, 19 Maret. Periode ini menjadi peluang menarik bagi para pelaku pasar untuk mengamati pergerakan saham tertentu yang diprediksi memberikan return optimal.

Mengapa Saham Naik Saat Ramadhan dan Lebaran?

Fenomena kenaikan saham pada bulan Ramadhan bukan sekadar kebetulan. Ada beberapa faktor yang mendasari tren ini:

  • Peningkatan konsumsi masyarakat – Selama Ramadhan dan menjelang Lebaran, masyarakat cenderung berbelanja lebih banyak untuk kebutuhan sehari-hari, takjil, pakaian baru, serta hadiah.
  • Perputaran uang lebih tinggi – Rupiah beredar lebih luas karena pembayaran THR, belanja kebutuhan Lebaran, dan aktivitas ekonomi lain.
  • Momentum strategis untuk trader – Banyak saham mengalami kenaikan jangka pendek, sehingga momen Ramadhan bisa dimanfaatkan untuk trading cepat dan capital gain.

Dengan kondisi ini, beberapa sektor saham menjadi sorotan utama, terutama sektor consumer goods, ritel, telekomunikasi, dan transportasi-logistik.

Sektor Saham yang Berpotensi Naik Saat Ramadhan

Beberapa sektornya yaitu:

Saham Consumer Goods

Barang konsumsi menjadi primadona di bulan Ramadhan. Kebutuhan pangan, minuman, dan produk rumah tangga meningkat drastis, membuat emiten consumer goods cenderung mencatatkan pertumbuhan penjualan.

Beberapa saham yang bisa diperhatikan:

  • PT Mayora Indah Tbk (MYOR)
  • PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA)
  • PT Gudang Garam Tbk (GGRM)
  • PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF)
  • PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP)
  • PT Ultra Jaya Milk Industry & Trading Company Tbk (ULTJ)

Catatan: Inflasi harga pangan perlu diperhatikan. Jika inflasi meningkat, daya beli masyarakat bisa menurun sehingga konsumsi berpotensi melambat.

Saham Ritel

Sektor ritel atau cyclical cenderung memperoleh momentum positif saat Ramadhan. Tingginya aktivitas belanja offline maupun online menjadikan saham-saham ritel banyak diminati.

Rekomendasi saham ritel yang menarik untuk diperhatikan:

  • PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES)
  • PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA)
  • PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI)
  • PT Matahari Department Store Tbk (LPPF)
  • PT MAP Aktif Adiperkasa Tbk (MAPA)

Pergerakan saham ritel biasanya mengikuti pola belanja masyarakat, sehingga momen Ramadhan menjadi waktu strategis untuk membeli saham sebelum peningkatan volume penjualan terjadi.

Saham Telekomunikasi

Penggunaan mobile data cenderung melonjak selama Ramadhan karena masyarakat aktif di media sosial, melakukan video call, dan mencari hiburan digital. Hal ini berdampak positif terhadap saham-saham telekomunikasi. Beberapa saham potensial:

  • PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM)
  • PT XL Axiata Tbk (EXCL) – Target harga Rp 2.450, support Rp 2.190
  • PT Indosat Ooredoo Hutchinson Tbk (ISAT)

Selain karena kenaikan penggunaan layanan digital, emiten telekomunikasi umumnya memiliki fundamental yang stabil, sehingga menarik untuk trading maupun investasi jangka menengah.

Saham Transportasi dan Logistik

Mudik Lebaran menjadi momen penting yang mendorong sektor transportasi dan logistik. Peningkatan aktivitas perjalanan, pengiriman barang, dan logistik menjadikan saham sektor ini berpotensi naik. Rekomendasi saham transportasi-logistik:

  • PT Jasa Marga Persero Tbk (JSMR)
  • PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA)

Tren ini biasanya mulai terlihat beberapa minggu sebelum Lebaran, sehingga timing pembelian saham menjadi kunci untuk memperoleh keuntungan.

Strategi Trading dan Timing Pembelian Saham

Selain memilih sektor yang tepat, strategi dan timing pembelian saham juga penting agar trading lebih optimal. Beberapa tips yang bisa diperhatikan:

  • Buy on breakout: Membeli saham saat harga menembus level resistance tertentu, memungkinkan peluang profit yang lebih besar.
  • Memperhatikan laporan keuangan: Beberapa perusahaan biasanya merilis laporan sebelum Ramadhan. Memahami kinerja keuangan dapat membantu menentukan saham yang sehat secara fundamental.
  • Short-term trading: Karena periode Ramadhan relatif singkat (18 Februari – 19 Maret 2026), strategi trading jangka pendek lebih cocok dibandingkan investasi jangka panjang.

Dengan strategi yang tepat, investor bisa memanfaatkan momentum Ramadhan untuk meraih capital gain dari selisih harga jual dan beli.

Perhatikan Tren Inflasi dan Daya Beli

Selain faktor konsumsi dan perputaran uang, tren inflasi juga menjadi faktor penentu.

Inflasi pangan yang tinggi dapat membatasi daya beli masyarakat sehingga beberapa saham consumer goods mungkin tidak naik secepat prediksi. Memantau data inflasi sebelum dan selama Ramadhan menjadi strategi penting untuk meminimalkan risiko.

Penutup

Bulan Ramadhan dan Lebaran 2026 menawarkan peluang menarik untuk trader dan investor. Sektor consumer goods, ritel, telekomunikasi, serta transportasi-logistik cenderung mendapatkan sentimen positif dari peningkatan konsumsi, perputaran uang, dan aktivitas mudik.

Strategi yang tepat, termasuk timing pembelian, buy on breakout, dan memperhatikan laporan keuangan serta inflasi, dapat membantu memaksimalkan peluang keuntungan. Dengan memahami sektor yang potensial dan melakukan analisis yang matang, momentum Ramadhan bisa menjadi salah satu periode paling menguntungkan bagi pasar saham di tahun 2026.