7 Saham yang Akan Right Issue Jumbo

Saham yang Akan Right Issue

Fenomena saham yang akan right issue belakangan ini semakin sering mencuri perhatian pelaku pasar. Menariknya, banyak emiten yang merencanakan right issue jumbo justru mengalami kenaikan harga saham sebelum aksi berlangsung. Hal ini tidak lepas dari masuknya investor strategis, rencana ekspansi skala besar, hingga ekspektasi perbaikan fundamental perusahaan.

Right issue sendiri menjadi langkah penting bagi perusahaan untuk memperkuat modal, membayar kewajiban besar, atau memperluas cakupan bisnis. Dengan dukungan investor besar dan strategi yang matang, aksi korporasi ini sering menjadi sinyal positif bagi pasar. Berikut daftar saham yang akan right issue dengan nilai jumbo dan tujuan penggunaan dana yang cukup agresif.

Daftar Saham yang Akan Right Issue Jumbo

Langsung saja mari kita bahas satu persatu:

INET – Rights Issue Rp3,2 Triliun untuk Ekspansi Wi-Fi 7

PT Sinergi Inti Andalan Prima Tbk (INET) merencanakan right issue senilai hingga Rp3,2 triliun. Perusahaan akan menerbitkan 12,8 miliar saham baru dengan harga tebus Rp250. Pemegang saham pengendali bahkan siap menjadi pembeli siaga, menunjukkan kepercayaan kuat terhadap rencana ekspansi perusahaan.

Sebagian besar dana akan dialokasikan untuk mempercepat pembangunan jaringan FTTH berbasis teknologi Wi-Fi 7 di Bali dan Lombok. Selain itu, INET juga akan melunasi biaya sewa kabel bawah laut serta memperkuat struktur modal anak usaha. INET turut menerbitkan waran seri II yang berpotensi menambah dana hampir Rp1 triliun. Investor yang melewatkan aksi ini harus siap menghadapi potensi dilusi hingga 57%.



CBRE – Penguatan Modal Melalui Konversi Utang Besar

PT Cakra Buana Resources Energi Tbk (CBRE) bersiap melepas 48 miliar saham untuk memperkuat modal dan meningkatkan efisiensi operasional. Salah satu fokus utama right issue ini adalah konversi utang senilai USD 55 juta dari beberapa kreditur besar, yang akan membantu perusahaan memperbaiki neraca keuangan.

Tambahan modal ini juga akan mendukung kebutuhan capex serta modal kerja. Dengan struktur permodalan yang lebih kuat, CBRE berpotensi meningkatkan performa bisnis dan menekan beban keuangan di masa depan.

PANI – Penggalangan Dana Jumbo Rp16,7 Triliun

PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI) mengumumkan rencana right issue dengan nilai fantastis mencapai Rp16,7 triliun. Saham baru ditawarkan dengan harga pelaksanaan Rp15.000. Pemegang saham utama, PT Multi Artha Pratama, memastikan akan menyerap sebagian besar HMETD yang dimiliki.

Dana segar ini akan digunakan untuk menambah kepemilikan pada entitas anak seperti CBDK serta memperkuat struktur permodalan grup. Meskipun nilainya sangat besar, tingkat dilusi bagi investor yang tidak berpartisipasi tergolong kecil, hanya sekitar 6,19%.

WIFI – Aksi Right Issue Rp5,9 Triliun dengan Oversubscribed

PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI) sukses menuntaskan right issue senilai Rp5,9 triliun. Dengan rasio pembagian 4:5 dan harga tebus Rp2.000, aksi ini mendapatkan respons positif dari pasar hingga mengalami oversubscribed.

Dana yang dihimpun dipakai untuk memperluas jaringan internet hingga mencakup 25 juta rumah. Tahun pertama ditargetkan mampu menghubungkan 5 juta rumah. Momentum transformasi digital membuat prospek WIFI semakin diminati investor.

IRSX – Ekspansi Teknologi Lewat 12,3 Miliar Saham Baru

PT Aviana Sinar Abadi Tbk (IRSX) telah memperoleh persetujuan pemegang saham untuk menerbitkan lebih dari 12,3 miliar saham baru. IRSX juga mengeluarkan waran seri II yang nantinya dapat dikonversi menjadi saham baru di masa depan.

Pendanaan dari right issue akan diprioritaskan untuk belanja modal dan modal kerja, termasuk pengembangan usaha melalui entitas anak. Upaya ini dilakukan IRSX untuk menangkap peluang pertumbuhan di sektor teknologi yang semakin kompetitif.



GMFI – Penguatan Fundamental dengan Inbreng Aset Rp5,6 Triliun

PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk (GMFI) menjalankan right issue yang melibatkan penyertaan modal non-tunai berupa aset lahan dari PT Angkasa Pura Indonesia. Nilai aset tersebut ditaksir mencapai Rp5,66 triliun.

Langkah korporasi ini merupakan bagian dari restrukturisasi besar Garuda Indonesia. Dengan penyertaan aset tersebut, ekuitas GMFI yang semula negatif berubah menjadi positif. Perusahaan juga menyiapkan dana untuk memperkuat bisnis MRO serta meningkatkan kualitas operasional.

NINE – Target Pendanaan Rp80 Miliar untuk Modal Kerja

PT Techno9 Indonesia Tbk (NINE) menargetkan dana hingga Rp80 miliar dengan rencana penerbitan 2,1 miliar saham. Modal yang dihimpun akan digunakan sebagai modal kerja untuk mendukung ekspansi operasional.

Masuknya Poh Holding sebagai pemegang saham mayoritas memberikan sentimen positif bagi pasar. Manajemen bahkan optimistis harga saham bisa mencapai Rp500 menjelang pelaksanaan right issue.

Dampak Right Issue bagi Investor

Risiko yang Perlu Dipertimbangkan:

  • Potensi dilusi kepemilikan jika tidak menebus HMETD.
  • Perubahan nilai investasi karena saham baru biasanya ditawarkan dengan harga diskon.
  • Penurunan EPS akibat bertambahnya jumlah saham beredar.

Peluang di Balik Aksi Right Issue

Investor yang mengikuti HMETD dapat:

  • Mempertahankan kepemilikannya.
  • Mendapatkan saham pada harga lebih rendah dari pasar.
  • Menikmati potensi pertumbuhan jangka panjang ketika dana right issue digunakan untuk ekspansi yang produktif.

Psikologi Pasar yang Sering Diabaikan

Salah satu faktor penting yang jarang disorot adalah dampak psikologis pasar. Ketika sebuah right issue dikaitkan dengan investor besar atau ekspansi masif, sentimen FOMO muncul. Situasi ini kerap mendorong harga naik bahkan sebelum aksi korporasi dimulai.



Penutup

Aksi saham yang akan right issue selalu membawa dinamika menarik di bursa. Tidak jarang, right issue jumbo justru memicu persepsi positif karena dianggap sebagai langkah strategis memperkuat bisnis maupun fundamental perusahaan. Namun investor tetap perlu menimbang risiko dilusi dan kecenderungan harga saham yang dapat mengalami penyesuaian.

Dengan memahami tujuan dan prospek masing-masing emiten, investor dapat menentukan strategi yang paling menguntungkan apakah ikut menebus HMETD, menunggu momentum harga, atau menghindari potensi risiko.


Sumber: CNBC Indonesia