Di tengah percepatan transformasi digital, sektor teknologi semakin menjadi sorotan para investor di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dengan hadirnya berbagai emiten yang menawarkan inovasi dari e-commerce, layanan digital, data center, hingga produsen hardware lokal, peluang untuk berinvestasi di sektor ini kian menjanjikan. Memahami daftar saham teknologi dan kinerjanya menjadi langkah awal yang penting untuk membuat keputusan investasi yang cerdas.
Pada 24 September 2025, tercatat terdapat sekitar 40 perusahaan teknologi yang aktif memperdagangkan sahamnya di BEI. Dari total emiten tersebut, pergerakan harga dan kapitalisasi pasar bervariasi, mencerminkan dinamika pertumbuhan sektor teknologi di Indonesia.
Saham Teknologi dengan Kapitalisasi Pasar Tertinggi
Kapitalisasi pasar menjadi salah satu indikator penting untuk menilai posisi sebuah perusahaan di pasar saham. Saham teknologi dengan market cap terbesar biasanya dianggap lebih stabil dan menjadi pilihan utama investor institusional.
Top 3 Emiten Teknologi Berdasarkan Market Cap
Apa saja mari kita bahas:
PT DCI Indonesia Tbk (DCII)
- Harga saham: Rp299.800
- Kapitalisasi pasar: Rp714,65 triliun
- DCII menjadi raksasa di sektor teknologi, menawarkan layanan pusat data dan infrastruktur digital yang strategis.
PT Multipolar Technology Tbk (MLPT)
- Harga saham: Rp157.225
- Kapitalisasi pasar: Rp294,80 triliun
- Fokus pada distribusi teknologi dan solusi digital, MLPT menunjukkan pertumbuhan stabil dan menarik bagi investor jangka panjang.
PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK)
- EMTK termasuk dalam daftar top 5 emiten teknologi dengan kapitalisasi pasar besar, menawarkan portofolio media dan teknologi digital yang beragam.
Selain itu, GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) juga menempati peringkat lima besar kapitalisasi pasar, dengan nilai Rp61,59 triliun, meski harga per sahamnya termasuk rendah. Hal ini menunjukkan bahwa harga saham tidak selalu mencerminkan kekuatan kapitalisasi pasar.
Saham Teknologi dengan Harga Pasar Tertinggi dan Terendah
Nah dari sisi harga pasar mari kita lihat satu persatu:
Saham dengan Harga Tertinggi
Saham dengan harga pasar tinggi sering menjadi indikator perusahaan mapan yang memiliki performa keuangan solid.
- DCII: Rp299.800
- MLPT: Rp157.225
Saham dengan Harga Terendah
Sebaliknya, saham dengan harga rendah bisa menawarkan peluang pertumbuhan tinggi, tetapi lebih volatil.
- PT Quantum Clovera Investama Tbk (KREN): Rp29
- PT Limas Indonesia Makmur Tbk (LMAS): Rp50
- GOTO: masuk 10 saham terendah harga per saham, meski market cap besar
Investor perlu menimbang antara harga saham dan kapitalisasi pasar untuk menilai risiko dan peluang.
Ragam Sektor Teknologi di BEI
Saham teknologi di BEI mencakup berbagai subsektor, tidak hanya perusahaan software atau e-commerce. Beberapa kategori utama antara lain:
- Platform e-commerce: GOTO, BUKA, BELI
- Data center dan infrastruktur TI: DCII, MLPT
- Periklanan digital dan media: EMTK, DMMX, AWAN
- Produsen hardware lokal: ZYRX, MTDL
- Layanan dan solusi TI: EDGE, CYBR, MSTI
Keragaman subsektor ini menunjukkan bahwa sektor teknologi tidak homogen. Investor dapat memilih sesuai strategi, apakah ingin fokus pada perusahaan mapan atau startup dengan potensi pertumbuhan tinggi.
Tren Pergerakan dan Volatilitas Saham Teknologi
Selain harga dan kapitalisasi pasar, tren pergerakan saham dan volatilitas juga menjadi indikator penting. Pada sesi perdagangan 24 September 2025, indeks saham teknologi turun 0,49%, menandakan adanya fluktuasi yang wajar di sektor ini. Pergerakan Harga dan Tren Volatilitas
- Saham teknologi cenderung lebih sensitif terhadap berita inovasi, regulasi, dan perkembangan ekonomi digital.
- Saham dengan harga rendah, seperti KREN atau LMAS, memiliki volatilitas tinggi dan bisa menjadi peluang untuk trading jangka pendek.
- Saham kapitalisasi besar, seperti DCII atau MLPT, lebih stabil dan cocok untuk investasi jangka panjang.
Menganalisis volatilitas membantu investor menentukan strategi: trading aktif vs. investasi konservatif.
Tips Memilih Saham Teknologi di BEI
Memilih saham teknologi tidak bisa hanya berdasarkan harga saham. Beberapa tips yang bisa dijadikan panduan:
- Cek kapitalisasi pasar – untuk menilai stabilitas perusahaan.
- Analisis tren harga – volatilitas bisa jadi peluang atau risiko.
- Perhatikan sektor subsektor – beberapa subsektor seperti e-commerce dan data center memiliki pertumbuhan lebih cepat.
- Pantau kinerja kuartalan – laba bersih, pendapatan, dan pertumbuhan pengguna menjadi indikator kinerja.
- Diversifikasi portofolio – jangan hanya fokus pada satu emiten atau subsektor untuk mengurangi risiko.
Penutup
Memahami daftar saham teknologi dan kinerjanya di BEI 2025 merupakan langkah awal yang penting untuk strategi investasi cerdas. Dengan sekitar 40 emiten yang bergerak di berbagai subsektor, investor memiliki banyak pilihan untuk menyesuaikan profil risiko dan tujuan investasi.
Saham teknologi dengan kapitalisasi pasar besar seperti DCII dan MLPT menawarkan stabilitas, sementara saham dengan harga rendah seperti KREN dan LMAS memberikan peluang pertumbuhan tinggi namun lebih volatil. Mengamati tren pergerakan, volatilitas, dan sektor spesifik menjadi kunci untuk memaksimalkan keuntungan.
Sektor teknologi tetap menarik karena inovasi yang terus berkembang dan adopsi digital yang masif di Indonesia. Dengan analisis yang tepat, daftar saham teknologi bisa menjadi panduan berharga bagi investor yang ingin meraih peluang di pasar saham modern.
Sumber: IDX Channel


