Saham PGUN melonjak tajam hingga 4.239% sepanjang 2025 dan berpotensi menggeser ICBP sebagai emiten konsumer terbesar di BEI. Simak analisis dan fakta menariknya di sini.
Saham PGUN Mencuri Perhatian Bursa di 2025
Dalam beberapa bulan terakhir, pergerakan saham PGUN atau PT Pradiksi Gunatama Tbk berhasil menyita perhatian pelaku pasar. Di tengah tren pasar yang berfluktuasi, emiten kelapa sawit ini justru melesat hingga ribuan persen, menjadikannya salah satu fenomena terbesar di Bursa Efek Indonesia (BEI) sepanjang tahun 2025.
Pada perdagangan Senin, 29 September 2025, saham PGUN kembali menyentuh batas auto rejection atas (ARA) setelah naik hampir 20% ke level Rp 18.400 per saham. Pencapaian tersebut bukan hanya menunjukkan kekuatan reli saham ini, tetapi juga membawa kapitalisasi pasar perusahaan ini menembus angka fantastis — Rp 105,57 triliun.
Kinerja Fantastis Saham PGUN Sepanjang 2025
Saham PGUN telah melonjak lebih dari 4.200% sejak awal tahun. Ini menjadikannya sebagai saham dengan kenaikan harga paling tinggi di BEI untuk tahun 2025, melampaui berbagai emiten besar lainnya. Lonjakan ini bukan hanya mencengangkan, tapi juga menimbulkan pertanyaan besar: apa yang sebenarnya terjadi di balik kenaikan harga saham PGUN?
PGUN kini resmi menjadi emiten sawit dengan kapitalisasi pasar terbesar di BEI. Bahkan jika melihat dari sektor konsumer, posisinya kini hanya berada di bawah Indofood CBP (ICBP) milik konglomerat Anthoni Salim. Dengan nilai kapitalisasi PGUN mendekati Rp 115 triliun, bukan tidak mungkin dalam waktu dekat PGUN akan merebut posisi teratas sebagai raja sektor konsumer di pasar modal Indonesia.
Saham PGUN vs Emiten Besar Lainnya
Tak hanya mengalahkan perusahaan sawit lain seperti TAPG (Triputra Agro), DSNG (Dharma Satya Nusantara), dan AALI (Astra Agro Lestari), saham PGUN juga telah melampaui emiten konsumer mapan lainnya. Di antaranya:
- Indofood Sukses Makmur (INDF)
- HM Sampoerna (HMSP)
- Unilever Indonesia (UNVR)
- Sumber Alfaria Trijaya (AMRT)
Pencapaian ini menunjukkan bahwa saham PGUN tidak hanya kuat di sektor agrobisnis, tetapi juga telah menjadi pesaing serius di sektor konsumer.
Transaksi Harian Rendah Tapi Saham Terus Naik
Satu hal menarik dari saham PGUN adalah nilai transaksinya yang tergolong rendah. Pada hari kenaikan ARA terakhir, total transaksi hanya mencapai Rp 3,71 miliar. Bahkan dalam beberapa hari sebelumnya, nilai transaksinya hanya ratusan juta rupiah. Hal ini disebabkan oleh rendahnya jumlah pemegang saham — hanya 803 pihak hingga akhir Agustus 2025 — serta free float yang hanya sebesar 7,62%.
Namun demikian, harga saham PGUN tetap menunjukkan reli yang konsisten, yang menandakan adanya potensi akumulasi dan sentimen positif investor jangka panjang.
Kekayaan Haji Isam Meroket Berkat PGUN
Di balik PGUN, ada nama besar pengusaha asal Kalimantan Selatan, Haji Isam atau Samsudin Andi Arsyad. Lewat kepemilikan langsung maupun tidak langsung melalui anak-anaknya, ia menguasai PGUN dan juga JARR (Jhonlin Agro Raya). Dari PGUN saja, kekayaan tidak langsung keluarganya diperkirakan mencapai Rp 80,97 triliun.
Jika ditambahkan dengan kepemilikannya di JARR dan TEBE, total kekayaan Haji Isam dari perusahaan publik yang tercatat di BEI mencapai Rp 114,66 triliun, atau hampir US$ 7 miliar. Ini menjadikannya lebih kaya dari beberapa nama yang sudah lama eksis dalam daftar Forbes, seperti Djoko Susanto (Alfamart), Lim Hariyanto (Harita), dan Mochtar Riady (Grup Lippo).
Menariknya, meski kekayaannya sudah sangat besar, Haji Isam belum masuk daftar resmi miliarder Forbes. Namun ini bukan hal yang aneh. Sebelumnya, beberapa taipan seperti Agus Projo dan Alexander Ramlie juga baru masuk daftar setelah jeda beberapa bulan usai IPO perusahaan mereka.
Forbes sendiri menggunakan metode penilaian kekayaan bersih (net worth), termasuk aset tetap, saham di perusahaan terbuka, properti, dan sebagainya, dikurangi dengan semua liabilitas. Nilai saham dan kurs mata uang yang fluktuatif juga membuat peringkat bisa berubah sewaktu-waktu.
Potensi Saham PGUN Masih Besar, Tapi Perlu Waspada
Meskipun tren kenaikan saham PGUN terlihat sangat menggiurkan, investor perlu memahami bahwa reli ekstrem seperti ini juga bisa mengandung risiko tinggi. Dengan volume transaksi yang rendah dan jumlah pemegang saham yang terbatas, volatilitas bisa menjadi sangat tinggi. Namun, bagi investor yang memahami risiko dan punya strategi jangka panjang, PGUN bisa menjadi salah satu peluang emas.
Suspensi dan ARA Beruntun
Saham PGUN tidak hanya naik tajam, tetapi juga telah beberapa kali disuspensi oleh BEI karena kenaikan harga yang terlalu cepat. Saham ini tercatat selalu menyentuh ARA sejak 26 Agustus 2025, dan bahkan sempat disuspensi selama tujuh hari perdagangan berturut-turut.
Suspensi ini menunjukkan bahwa regulator pun mewaspadai lonjakan harga yang tidak wajar, dan penting bagi investor untuk tidak hanya melihat dari sisi cuan semata, tetapi juga dari perspektif regulasi dan keberlanjutan jangka panjang.
Penutup
Kisah saham PGUN adalah contoh nyata bagaimana emiten yang sebelumnya kurang dikenal bisa tiba-tiba menjadi primadona pasar. Dalam waktu singkat, PGUN naik dari sekadar perusahaan sawit biasa menjadi salah satu emiten dengan kapitalisasi pasar terbesar di Indonesia.
Dengan potensi yang masih terbuka lebar dan sentimen positif dari investor, tidak menutup kemungkinan saham PGUN akan benar-benar menggeser ICBP sebagai pemimpin sektor konsumer di BEI. Namun, seperti biasa, investor perlu tetap cermat, melakukan analisis fundamental dan teknikal, serta mengikuti perkembangan regulasi.