8 Emiten Emas yang Terdaftar di BEI

saham emas

Di tengah ketidakpastian ekonomi dan inflasi yang terus meningkat, banyak investor mulai melirik saham emas sebagai pilihan strategis untuk menjaga nilai portofolio mereka. Emas telah lama dikenal sebagai aset safe haven, yang artinya cenderung mempertahankan nilainya ketika kondisi pasar sedang tidak stabil.

Kini, selain membeli emas fisik, berinvestasi pada saham perusahaan tambang emas yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) semakin diminati karena memberikan potensi keuntungan tambahan berupa dividen dan pertumbuhan nilai saham.

Artikel ini akan mengulas tuntas mengenai saham emas, termasuk keuntungan, daftar perusahaan unggulan, faktor yang memengaruhi harga, serta tips bijak berinvestasi.

Mengapa Memilih Saham Emas dibanding yang Lain?

Beberapa alasannya yaitu:

Aset Pelindung Nilai di Masa Inflasi

Salah satu alasan utama investor memilih saham emas adalah kemampuannya untuk menjadi pelindung nilai di saat inflasi tinggi. Ketika daya beli mata uang menurun, harga emas biasanya justru naik, sehingga investasi yang terkait dengan emas bisa membantu menjaga nilai kekayaan Anda. Berbeda dengan instrumen investasi lain yang cenderung fluktuatif, saham perusahaan tambang emas memiliki nilai intrinsik yang cukup stabil karena didukung oleh aset fisik berupa cadangan emas.

Keuntungan dari Dividen dan Pertumbuhan Saham

Selain potensi kenaikan harga saham, banyak perusahaan tambang emas yang rutin membagikan dividen kepada pemegang sahamnya. Dividen ini bisa menjadi sumber pendapatan pasif yang menarik, terutama bagi investor jangka panjang. Ditambah lagi, seiring dengan meningkatnya permintaan emas global, perusahaan tambang emas di Indonesia menunjukkan prospek pertumbuhan yang menggembirakan.



Daftar Perusahaan Saham Emas Terbaik di BEI

Berikut adalah beberapa perusahaan tambang emas terkemuka yang sahamnya diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia dan sering menjadi incaran para investor:

PT Aneka Tambang Tbk (ANTM)

Sebagai perusahaan BUMN yang sudah sangat dikenal, ANTM memiliki portofolio tambang emas yang luas serta proyek-proyek mineral lainnya seperti nikel dan feronikel. Reputasi perusahaan ini cukup baik dalam hal pembagian dividen dan stabilitas kinerja, menjadikannya pilihan yang solid bagi investor konservatif.

PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA)

MDKA fokus pada eksplorasi dan produksi emas, dengan salah satu tambang besar yaitu Tujuh Bukit di Banyuwangi. Meskipun perusahaan ini belum memberikan dividen, potensi pertumbuhannya sangat tinggi berkat cadangan emas yang masih besar dan proyek yang terus berkembang.

PT Medco Energi Tbk (MEDC)

Walaupun lebih dikenal di sektor energi, Medco juga berperan aktif dalam pertambangan emas. Pengalaman panjang mereka di bidang energi memberi nilai tambah dalam pengelolaan tambang emas, sehingga MDKA tetap menarik untuk diperhatikan.

PT United Tractors Tbk (UNTR)

Bagian dari grup Astra, UNTR bukan hanya distributor alat berat tetapi juga memiliki investasi di sektor pertambangan emas. Saham ini dikenal stabil dengan pembagian dividen yang konsisten, cocok untuk investor yang mengutamakan keamanan.

PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB)

PSAB mengelola tambang emas di Indonesia dan Malaysia. Meskipun sempat menghadapi tantangan keuangan, potensi dari cadangan emas yang dimiliki masih sangat menjanjikan dan sedang berupaya memperbaiki kondisi keuangannya.

PT Archi Indonesia Tbk (ARCI)

Sebagai salah satu produsen emas terbesar di Asia Tenggara, ARCI memiliki kapasitas produksi besar. Meskipun volume penjualannya sempat menurun, perusahaan ini masih menjadi pemain utama yang patut diperhitungkan.

PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS)

BRMS fokus pada eksplorasi dan pengembangan tambang emas serta sumber daya mineral lain. Perusahaan ini menunjukkan pertumbuhan signifikan dalam pendapatan dan laba, menjadi opsi menarik bagi investor yang mencari potensi keuntungan besar.

PT Merdeka Gold Resources Tbk (EMAS) (Saham Baru IPO 2025)

EMAS adalah anak usaha dari MDKA yang resmi IPO pada September 2025 dan langsung mencatatkan kinerja impresif di pasar. Perusahaan ini mengelola Tambang Emas Pani di Gorontalo dengan potensi lebih dari 7 juta ounces emas. Dengan strategi pengembangan dua fasilitas pengolahan besar (heap leach dan carbon-in-leach), EMAS menjadi prospek jangka panjang yang menarik, terutama bagi investor yang membidik saham dengan pertumbuhan agresif.



Faktor yang Mempengaruhi Harga Saham Emas

Kenapa harga saham emas bisa terus naik? Karena:

Kondisi Ekonomi Global

Harga emas dan saham emas sangat terpengaruh oleh situasi ekonomi global. Ketika ketidakpastian politik, perang dagang, atau resesi terjadi, emas biasanya meningkat nilainya sebagai aset aman.

Kebijakan Moneter Bank Sentral

Suku bunga rendah atau kebijakan pelonggaran kuantitatif (quantitative easing) yang dilakukan bank sentral seringkali membuat harga emas naik, karena investor mencari alternatif selain instrumen berbunga rendah.

Permintaan dari Pasar Global

Permintaan emas dari negara besar seperti India dan China memegang peranan penting dalam menentukan harga emas dunia. Kenaikan permintaan ini akan mendorong harga emas dan secara otomatis memengaruhi nilai saham perusahaan tambang emas.

Kinerja Perusahaan dan Manajemen

Kualitas manajemen dan kondisi keuangan perusahaan tambang emas juga menentukan nilai sahamnya. Perusahaan yang memiliki cadangan emas besar, proyek yang berjalan lancar, dan manajemen yang kompeten cenderung menghasilkan performa saham yang lebih baik.

Dukungan Pemerintah terhadap Industri Pertambangan Emas

Pemerintah Indonesia sangat mendukung pengembangan sektor pertambangan emas lewat berbagai kebijakan yang mempermudah proses perizinan dan memastikan keberlanjutan usaha. Dukungan ini membantu meningkatkan daya saing perusahaan tambang emas nasional di pasar global serta menjamin aspek sosial dan lingkungan dalam operasional mereka.

Harga Emas Melonjak, Saham Emiten Emas Ikut Terkerek Naik

Harga emas global dan domestik terus menunjukkan tren kenaikan tajam sepanjang 2025, didorong oleh tingginya minat investor terhadap emas sebagai aset lindung nilai di tengah ketidakpastian ekonomi global. Harga emas dunia di pasar spot telah menembus US$ 3.851,99 per ons, sedangkan emas Antam di dalam negeri mencapai Rp 2.235.000 per gram, naik signifikan dari Rp 2.044.000 sebulan sebelumnya.

Kenaikan harga emas ini turut mendongkrak kinerja saham emiten emas seperti PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang naik 107,21% secara year-to-date (ytd), didukung net foreign buy senilai Rp 5,32 triliun meski sempat mencatat aksi jual bersih harian.

Saham PT Merdeka Gold Resources Tbk (EMAS) juga mencatat performa luar biasa sejak IPO pada September 2025, dengan kenaikan harga mencapai 36,90%. Perusahaan ini mulai melakukan kegiatan penambangan di Tambang Emas Pani, Gorontalo, yang diperkirakan memiliki potensi lebih dari 7 juta ounces emas.

Fasilitas heap leach dan carbon-in-leach (CIL) yang sedang dikembangkan akan mendorong kapasitas produksi tahunan hingga 500.000 ounces pada 2030. Selain tambang, emiten perhiasan seperti PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) turut terdongkrak, mencatat kenaikan saham ytd sebesar 164,12%, didorong tren pembelian asing dan meningkatnya minat pasar terhadap produk emas.

Penutup

Investasi pada saham emas menawarkan peluang besar bagi mereka yang ingin melindungi kekayaan dari inflasi dan dinamika ekonomi global yang tidak menentu. Dengan memilih perusahaan tambang emas yang tepat, memahami faktor-faktor yang mempengaruhi harga, serta menjalankan strategi investasi yang bijak, Anda bisa memaksimalkan potensi keuntungan sekaligus mengurangi risiko kerugian.

Memasuki pasar saham emas memang membutuhkan ketelitian dan kesabaran, namun hasilnya bisa sangat memuaskan jika dilakukan dengan riset yang matang. Mulailah membangun portofolio saham emas Anda sekarang, dan manfaatkan momentum pertumbuhan industri pertambangan emas di Indonesia.


Sumber gambar utama: bisnis.com