Chairul Tanjung dikenal luas sebagai pengusaha sukses di Indonesia. Ia merupakan pendiri CT Corp, konglomerasi besar yang menaungi berbagai lini bisnis, mulai dari ritel, perhotelan, media, pariwisata, hingga layanan makanan dan minuman.
Di mata publik, Chairul Tanjung lebih populer sebagai pemilik jaringan Trans, seperti Trans Studio, Transmart, dan Trans Hotel. Namun, tidak semua perusahaan di bawah kendali CT Corp sudah melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). Hanya beberapa sektor utama, yakni jasa keuangan dan transportasi udara, yang sudah mencatatkan saham mereka secara publik.
Mengenal saham-saham milik Chairul Tanjung bisa menjadi referensi menarik bagi investor yang ingin memahami portofolio konglomerat besar di pasar modal Indonesia.
Daftar Saham Chairul Tanjung di Bursa Efek Indonesia
Langsung saja mari kita bahas satu persatu sekarang juga.
PT Bank Mega Tbk (MEGA)
Bank Mega merupakan salah satu saham andalan Chairul Tanjung di sektor perbankan. Bank ini memiliki integrasi erat dengan jaringan bisnis Trans dan berbagai brand CT Corp, seperti Coffee Bean & Tea, Allo Fresh, dan Wendy’s.
- IPO: 2000, harga penawaran Rp1.200/saham
- Jumlah saham beredar: 11,62 miliar
- Harga terakhir: Rp3.310/saham
- Kapitalisasi pasar: Rp38,47 triliun
- Pengendali saham: PT Mega Corpora (milik Chairul Tanjung)
Sejak awal 2025, saham MEGA mengalami penurunan sekitar 20,24%, namun dalam sebulan terakhir menunjukkan pemulihan dengan kenaikan tipis 2,48%. Hal ini menunjukkan fluktuasi yang wajar dalam saham perbankan, meski secara keseluruhan masih cukup stabil untuk jangka panjang.
PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI)
Allo Bank adalah bank digital yang awalnya dikenal sebagai Bank Arta Griya dan sudah beroperasi sejak tahun 1990-an. Transformasi menjadi Allo Bank dengan aplikasi digital resmi diluncurkan pada 2022, menjadikannya salah satu bank digital yang mulai diminati investor modern.
- IPO: 2015, harga penawaran Rp125/saham
- Jumlah saham beredar: 21,73 miliar
- Harga terakhir: Rp1.490/saham
- Kapitalisasi pasar: Rp32,05 triliun
- Pengendali saham: PT Mega Corpora (60,88%), Chairul Tanjung tercatat sebagai penerima manfaat akhir
Kinerja BBHI sangat impresif. Sejak awal tahun, harga saham naik 100%, sedangkan dalam enam bulan terakhir melonjak 146,28%. Pertumbuhan ini mencerminkan tren positif digitalisasi perbankan di Indonesia dan kepercayaan investor terhadap inovasi Allo Bank.
PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA)
Selain sektor keuangan, Chairul Tanjung juga menanamkan investasi di sektor transportasi udara melalui Garuda Indonesia, maskapai nasional yang tengah berupaya memperbaiki kinerjanya pasca pandemi.
- Kepemilikan langsung: 6,42 juta saham (0,007%)
- Kepemilikan tidak langsung: lewat PT Trans Airways, 7,31 juta saham (7,99%)
- Harga saham: Rp88/saham
- Kapitalisasi pasar: sekitar Rp8 triliun
Sejak awal 2025, saham Garuda Indonesia tumbuh 62,69%, dengan harga awal tahun berada di kisaran Rp50 per saham. Kenaikan ini menandai pemulihan sektor penerbangan nasional sekaligus membuktikan strategi investasi Chairul Tanjung di industri transportasi.
Integrasi Bisnis dan Sinergi Saham
Salah satu keunggulan portofolio Chairul Tanjung adalah tingginya tingkat integrasi antar-perusahaan. Contohnya, Bank Mega dan Allo Bank tidak hanya berfungsi sebagai entitas keuangan mandiri, tetapi juga mendukung ekosistem bisnis lain di bawah CT Corp, seperti ritel, restoran, dan pusat perbelanjaan.
Strategi ini menciptakan sinergi yang memungkinkan perusahaan-perusahaan saling memperkuat performa satu sama lain, meningkatkan nilai investasi secara keseluruhan.
Tren Saham Chairul Tanjung
Untuk trendnya sendiri:
- Bank Mega (MEGA): Fluktuatif, cocok untuk investor yang mencari stabilitas jangka panjang dengan pertumbuhan moderat.
- Allo Bank (BBHI): Pertumbuhan agresif, menjanjikan bagi investor yang mengikuti tren digitalisasi.
- Garuda Indonesia (GIAA): Saham recovery, potensi naik seiring pulihnya sektor transportasi dan pariwisata.
Strategi investasi Chairul Tanjung menekankan diversifikasi sektor sambil tetap mempertahankan kontrol melalui PT Mega Corpora dan afiliasi lain. Ini merupakan contoh klasik bagaimana konglomerat besar memanfaatkan kepemilikan strategis untuk mengoptimalkan nilai saham.
Penutup
Memahami saham Chairul Tanjung membantu investor menilai bagaimana konglomerasi besar mengelola portofolio di BEI. Dari Bank Mega, Allo Bank, hingga Garuda Indonesia, semua saham memiliki karakteristik dan peluang masing-masing.
- MEGA: Stabilitas moderat, cocok untuk investasi jangka panjang.
- BBHI: Pertumbuhan tinggi, sangat menarik untuk investasi agresif.
- GIAA: Potensi kenaikan seiring pemulihan industri transportasi.
Strategi ini menunjukkan bahwa Chairul Tanjung tidak hanya fokus pada satu sektor, tetapi memaksimalkan sinergi antar lini bisnis untuk meningkatkan nilai saham dan ekosistem usaha CT Corp secara keseluruhan.
Sumber: IDX Channel


