Saham CBRE : Ini Prospek Bisnis dan Transaksi Jumbonya

saham cbre

Dalam beberapa pekan terakhir, saham PT Cakra Buana Resources Energi Tbk (CBRE) telah menjadi bahan perbincangan hangat di kalangan investor pasar modal. Setelah mencatat reli yang mengesankan, saham ini mengalami koreksi cukup dalam pada perdagangan Jumat, 10 Oktober 2025. Saham CBRE ditutup turun sebesar 14,83% ke harga Rp1.465 per lembar, meski harga ini masih jauh lebih tinggi dibandingkan dengan posisi awal bulan yang berada di kisaran Rp680.

Meski mengalami tekanan jual, gairah investor terhadap saham CBRE tidak mereda. Ada beberapa faktor yang membuat saham ini tetap menjadi sorotan, terutama terkait dengan transaksi besar dan rencana ekspansi bisnis yang agresif. Mari kita kupas lebih dalam mengenai perkembangan terbaru saham CBRE dan apa yang membuatnya tetap menarik di mata para pelaku pasar.

Pergerakan Harga Saham CBRE: Lonjakan Spektakuler dalam Waktu Singkat

Saham CBRE mencatatkan performa yang luar biasa sepanjang tahun ini. Dalam waktu satu bulan terakhir saja, harga saham ini melonjak hingga 115,4%, dari Rp640 pada 8 September 2025 menjadi lebih dari Rp1.465 per saham. Lebih mengesankan lagi, dalam kurun waktu enam bulan, saham CBRE naik tajam mencapai 6.269% dari harga awal Rp23 pada 14 April 2025. Jika dilihat dari awal tahun (year-to-date), kenaikannya bahkan mencapai angka fantastis sebesar 7.610% dari harga Rp19 per saham pada 2 Januari 2025.

Penurunan tajam yang terjadi pada tanggal 10 Oktober 2025 merupakan koreksi alami setelah reli yang cukup panjang. Koreksi ini sebenarnya tidak mengejutkan, mengingat saham yang mengalami kenaikan luar biasa biasanya akan mengalami penyesuaian harga. Namun, meski turun signifikan, harga saham CBRE masih berada di level yang jauh lebih tinggi dibanding awal Oktober, menandakan adanya kekuatan fundamental dan minat beli yang tetap tinggi.



Transaksi Jumbo Senilai Rp200 Miliar dan Keterlibatan Sosok Andry Hakim

Salah satu faktor yang membuat saham CBRE tetap menjadi perhatian adalah adanya transaksi negosiasi jumbo yang mencapai Rp200 miliar. Transaksi besar ini ramai dibicarakan di pasar modal dan menjadi pemicu spekulasi di kalangan investor.

Nama Andry Hakim muncul dalam pembicaraan ini sebagai pihak yang diduga terlibat dalam transaksi besar tersebut. Sebelumnya, Andry sempat mengungkapkan dalam sebuah podcast bahwa dirinya tengah mengakumulasi saham CBRE dan kepemilikannya kini mendekati ambang batas kepemilikan 5%. Jika benar transaksi senilai Rp200 miliar ini melibatkan Andry, maka bisa diartikan ada langkah besar yang dilakukan di balik layar yang dapat memengaruhi pergerakan saham CBRE ke depannya.

Transaksi dengan nilai sebesar Rp200 miliar tentu bukan jumlah kecil dan dapat memberikan sinyal positif maupun negatif bagi pelaku pasar. Di satu sisi, transaksi besar ini bisa menunjukkan kepercayaan dari investor institusional atau strategis terhadap prospek CBRE. Namun, tanpa konfirmasi resmi dari perusahaan, spekulasi bisa jadi membuat volatilitas saham semakin meningkat.

Rencana Ekspansi Bisnis CBRE: Membuka Peluang Baru

Saham CBRE tidak hanya menarik karena pergerakan harga dan transaksi besar, tetapi juga karena rencana bisnis perusahaan yang agresif.

Salah satu rencana besar CBRE adalah membeli kapal pipe-laying dan lifting vessel milik Hilong Shipping Holding Ltd dengan nilai transaksi sekitar US$100 juta atau setara Rp1,6 triliun. Kapal jenis ini sangat penting dalam industri minyak dan gas, terutama untuk proyek offshore. Akuisisi ini menunjukkan langkah strategis CBRE untuk memperkuat kapasitas operasionalnya di bidang jasa energi lepas pantai.

Selain pembelian kapal, CBRE juga dikabarkan sedang melakukan proses due diligence untuk mengakuisisi perusahaan jasa offshore lainnya. Potensi realisasi akuisisi ini diperkirakan bisa mencapai lebih dari 50%. Jika berhasil, hal ini akan semakin memperkuat posisi CBRE di industri jasa energi, membuka peluang pendapatan dan pertumbuhan yang signifikan.



Keterkaitan CBRE dengan Pengusaha Happy Hapsoro

Satu poin menarik yang sering disebutkan dalam berbagai diskusi pasar adalah keterkaitan saham CBRE dengan pengusaha ternama, Happy Hapsoro.

Koneksi ini menambah sentimen positif sekaligus perhatian khusus terhadap perkembangan CBRE karena nama Happy Hapsoro sering diasosiasikan dengan bisnis energi dan investasi yang kuat di Indonesia. Hubungan tersebut turut membuat pasar semakin waspada dan tertarik terhadap langkah-langkah strategis perusahaan.

Apa Arti Semua Ini bagi Investor Saham CBRE?

Bagi para investor yang mengikuti saham CBRE, kondisi saat ini menggambarkan dinamika yang sangat menarik. Di satu sisi, koreksi harga saham memberikan peluang beli bagi investor yang ingin masuk pada harga lebih rendah setelah kenaikan luar biasa. Di sisi lain, transaksi besar dan rencana ekspansi bisnis menunjukkan adanya potensi pertumbuhan jangka panjang yang bisa meningkatkan nilai saham CBRE ke depannya.

Namun, seperti halnya investasi saham lain, risiko juga tetap ada, terutama terkait volatilitas harga akibat spekulasi pasar dan ketidakpastian proses akuisisi. Oleh karena itu, investor disarankan untuk tetap melakukan analisa fundamental dan teknikal secara menyeluruh sebelum mengambil keputusan.



Penutup

Saham CBRE telah menunjukkan performa luar biasa selama beberapa bulan terakhir dengan kenaikan harga yang spektakuler. Meskipun terkoreksi dalam perdagangan terakhir, minat investor terhadap saham ini tetap tinggi, didukung oleh adanya transaksi jumbo yang melibatkan nama penting serta rencana ekspansi bisnis yang ambisius.

Dengan akuisisi kapal bernilai triliunan rupiah dan potensi merger atau akuisisi perusahaan jasa offshore, prospek saham CBRE untuk jangka panjang tetap menarik. Namun, investor harus waspada terhadap risiko volatilitas dan melakukan riset mendalam sebelum berinvestasi.

Apakah Anda tertarik mengikuti pergerakan saham CBRE? Terus pantau berita terbaru dan perkembangan perusahaan agar bisa membuat keputusan investasi yang tepat!


Sumber: investordaily