Saham BRIS: Peluang Menarik di Tengah Stimulus Pemerintah!

saham bris

Pasar saham Indonesia sedang bergerak dalam tekanan, namun saham BRIS atau PT Bank Syariah Indonesia Tbk justru menunjukkan ketahanan harga yang menarik perhatian. Di saat indeks harga saham gabungan (IHSG) turun cukup tajam, BRIS berhasil bertahan stabil di level Rp2.520 per 17 Oktober 2025.

Ketika banyak emiten dari berbagai sektor mengalami koreksi tajam, BRIS tampil cukup tangguh. Kestabilan ini menjadi isyarat menarik bahwa saham bank syariah terbesar di Tanah Air ini memiliki kekuatan tersendiri di tengah tekanan makroekonomi dan volatilitas pasar global.

Siapa PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS)?

BRIS adalah hasil penggabungan tiga bank syariah milik negara: Bank Syariah Mandiri, BNI Syariah, dan BRI Syariah. Proses merger yang rampung pada 2021 menjadikan BRIS sebagai entitas keuangan berbasis syariah terbesar di Indonesia, baik dari sisi aset, jaringan, maupun jumlah nasabah.

Dengan dukungan penuh dari induk BUMN, BRIS menjalankan misi sebagai tulang punggung sistem keuangan syariah nasional, dengan fokus pada pembiayaan sektor produktif dan inklusi keuangan untuk masyarakat luas.



Harga BRIS Tetap Stabil Saat IHSG Tertekan

Per 17 Oktober 2025, IHSG tercatat melemah signifikan sebesar 2,57% dan ditutup di level 7.916. Sejumlah sektor seperti teknologi, energi, dan transportasi mengalami tekanan paling berat, dengan koreksi di atas 5%.

Namun, saham BRIS justru tetap bertahan di level yang sama seperti hari sebelumnya, yaitu Rp2.520. Ini menandakan adanya kekuatan dukungan harga atau support yang cukup kuat, serta potensi akumulasi investor di tengah sentimen negatif pasar.

Stimulus Ekonomi Baru Jadi Pendorong Sentimen Positif

Pemerintah baru saja mengumumkan paket stimulus tambahan senilai Rp30 triliun yang akan digulirkan dalam triwulan terakhir 2025. Dana ini akan difokuskan pada dua program utama:

Bantuan Langsung Tunai (BLT)

  • Disalurkan mulai Oktober hingga Desember 2025
  • Menyasar 35 juta keluarga penerima manfaat (sekitar 140 juta orang)
  • Penyaluran dilakukan melalui bank-bank milik negara dan Pos Indonesia

Program Magang Nasional

  • Dimulai 20 Oktober 2025
  • Dimulai dengan 20.000 peserta lulusan baru
  • Penempatan di BUMN, kementerian, dan sektor industri
  • Dilengkapi uang saku dan jaminan sosial
  • Target tambahan 80.000 peserta pada November 2025

Kedua program ini diperkirakan akan mendorong aktivitas transaksi perbankan, khususnya bagi bank yang berperan aktif dalam penyaluran dana pemerintah ke masyarakat. BRIS, sebagai bank syariah yang berafiliasi dengan BUMN, berpotensi menjadi salah satu jalur distribusi utama.



Kestabilan BRIS Berpotensi Menjadi Titik Awal Tren Naik

Dengan harga saham yang bertahan stabil, BRIS kini berada dalam fase konsolidasi yang sempit. Di tengah situasi pasar yang fluktuatif, kondisi ini justru membuka peluang munculnya pergerakan naik dalam jangka pendek.

Dukungan sentimen stimulus dan momentum pemulihan ekonomi nasional menjadi dua faktor penting yang bisa memperkuat pergerakan harga BRIS ke depan. Jika aktivitas transaksi masyarakat meningkat karena dana BLT dan program magang, maka pendapatan bank dari sisi layanan perbankan juga berpotensi ikut naik.

Potensi Pertumbuhan Berbasis Keuangan Syariah

Keuangan syariah di Indonesia terus menunjukkan tren pertumbuhan. Minat masyarakat terhadap produk-produk keuangan syariah meningkat, terutama di kalangan muda dan profesional. BRIS berada di posisi strategis untuk memanfaatkan tren ini berkat jaringan luas, dukungan sistem digital, dan beragam produk perbankan yang kompetitif.

Selain dari sisi komersial, keberadaan BRIS juga memainkan peran sosial dalam memperluas inklusi keuangan ke pelosok negeri, sesuai dengan prinsip-prinsip syariah yang adil dan transparan.

BRIS Sebagai Saluran Kebijakan Fiskal

Satu hal yang jarang disorot, namun sangat relevan, adalah peran BRIS sebagai salah satu saluran utama kebijakan fiskal pemerintah. Dalam berbagai program bantuan sosial dan stimulus ekonomi, bank-bank milik negara sering kali menjadi mitra distribusi utama, termasuk BRIS.

Ketika ada program penyaluran dana seperti BLT, KUR Syariah, atau bantuan UMKM, BRIS berperan sebagai penghubung antara pemerintah dan masyarakat. Artinya, semakin banyak program sosial atau stimulus digulirkan, semakin besar pula potensi pertumbuhan aktivitas BRIS.

Momentum Jangka Pendek yang Layak Diwaspadai

Saat pasar sedang mencari arah, saham-saham yang bertahan stabil bisa menjadi pemicu awal pergerakan baru. BRIS, dengan konsistensinya menjaga harga di tengah tekanan IHSG, menandakan bahwa pelaku pasar belum melepaskan minat terhadap saham ini.

Ditambah dengan kemungkinan penguatan IHSG dalam waktu dekat — setelah menyentuh support di kisaran 7.854 — maka saham-saham dengan posisi defensif seperti BRIS bisa mendapat giliran untuk naik lebih dulu.



Penutup

Saham BRIS mencerminkan kombinasi antara stabilitas harga, peran sosial, dan peluang pertumbuhan jangka menengah. Di tengah stimulus fiskal besar-besaran dari pemerintah dan program-program yang menyasar masyarakat luas, BRIS berpotensi menikmati limpahan manfaat dalam bentuk peningkatan volume transaksi dan perluasan basis nasabah.

Dengan posisinya sebagai bank syariah terbesar dan bagian dari jaringan BUMN, BRIS tidak hanya sekadar instrumen investasi, tapi juga representasi dari transformasi ekonomi inklusif berbasis prinsip syariah di Indonesia.