Saham ADRO Naik Tajam: Ini 9 Faktanya

saham adro naik

Pada perdagangan Selasa, 22 Juli 2025, saham PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO) mengalami lonjakan harga yang cukup signifikan.

Kenaikan ini menjadi sorotan banyak pelaku pasar karena terjadi saat harga batu bara global justru sedang menurun. Apakah ini hanya reli sesaat, atau ada faktor fundamental yang mendukung?

Berikut adalah 9 fakta penting yang menjelaskan fenomena saham ADRO naik tajam tersebut.

Lonjakan Harga Saham ADRO Sampai 8,75% pada Pembukaan

Pada sesi pagi hari, saham ADRO melonjak hingga 8,75% dari harga sebelumnya, mencapai puncaknya sebelum akhirnya sedikit menurun. Namun, hingga pukul 11.20 WIB, harga masih bertahan di level Rp 2.010, naik 6,63%. Kenaikan harga ini menandai sentimen positif yang kuat dari pasar terhadap ADRO, meskipun sektor batu bara sedang tertekan.

Lonjakan ini biasanya dipicu oleh aksi beli besar dari investor institusi atau kabar positif yang belum tentu langsung terkait dengan harga komoditas. Ini memperlihatkan bahwa ada keyakinan pelaku pasar terhadap prospek jangka menengah perusahaan.

Antrean Beli dan Jual yang Besar Menandakan Likuiditas Tinggi

Volume transaksi di bursa pada hari itu juga menunjukkan minat yang sangat tinggi. Di kolom beli, tercatat antrean sebanyak 348.660 lot dengan harga tertinggi Rp 1.990, sedangkan di kolom jual ada antrean 511.747 lot di harga Rp 2.100. Tingginya antrean jual dan beli ini menggambarkan likuiditas saham ADRO yang tetap terjaga meskipun harga naik cukup signifikan.

Hal ini penting karena likuiditas yang bagus memastikan investor dapat dengan mudah membeli atau menjual saham tanpa mengalami spread harga yang terlalu besar. Ini menjadi salah satu alasan mengapa banyak investor memilih ADRO sebagai instrumen investasi yang menarik.



Net Buy Rp 358,3 Miliar dari Investor Institusi

Data dari sekuritas Indopremier mencatat bahwa ADRO mengalami net buy atau pembelian bersih senilai Rp 358,3 miliar pada hari tersebut. Ini menempatkan saham ADRO sebagai salah satu saham dengan nilai transaksi tertinggi di pasar modal Indonesia hari itu.

Net buy yang besar biasanya menunjukkan kepercayaan investor institusi terhadap prospek perusahaan. Selain itu, aksi beli besar juga dapat menjadi katalis positif untuk mendorong harga saham lebih lanjut.

Harga Batu Bara Global Sedang Melemah

Salah satu hal menarik adalah bahwa penguatan harga saham ADRO justru terjadi saat harga batu bara di pasar global sedang mengalami tekanan. Berdasarkan data Refinitiv, harga batu bara pada perdagangan Senin (21 Juli 2025) ditutup di level US$ 109,5 per ton, turun 0,72% dari hari sebelumnya.

Penurunan ini memperpanjang tren negatif selama dua hari berturut-turut dengan total pelemahan sekitar 2,7%. Tekanan ini terutama dipicu oleh kebijakan reformasi pasokan batu bara China yang mengurangi impor dan meningkatkan produksi domestik.

Impor Batu Bara China dari Indonesia Turun Drastis

China adalah pasar terbesar kedua untuk batu bara Indonesia dengan kontribusi sekitar 20%. Namun, di tengah reformasi pasokan, impor batu bara China dari Indonesia turun sebesar 30% YoY di bulan Juni 2025 menjadi hanya 11,62 juta ton.

Secara kumulatif, periode Januari hingga Juni 2025, impor China dari Indonesia tercatat turun 12% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Penurunan ini mencerminkan perubahan strategi China yang lebih mengutamakan produksi dalam negeri dan penggunaan batu bara berkalori tinggi.



Pergeseran Permintaan Global ke Batu Bara Berkalori Tinggi

Selain China, India juga mulai beralih ke batu bara berkalori tinggi yang lebih efisien. Negara-negara pemasok utama batu bara jenis ini meliputi Mongolia, Afrika Selatan, Kolombia, dan Australia. Pergeseran ini membuat batu bara berkalori rendah asal Indonesia, yang selama ini menjadi andalan, menghadapi tekanan permintaan.

Meskipun begitu, ADRO sebagai salah satu perusahaan batu bara besar tetap dianggap memiliki potensi untuk melakukan diversifikasi dan menyesuaikan produknya sesuai tren pasar.

Struktur Kepemilikan Saham yang Kuat

Salah satu faktor kunci yang memberikan kepercayaan investor adalah struktur kepemilikan saham ADRO. Berdasarkan data per 30 Juni 2025, pemegang manfaat akhir saham ADRO adalah Christian Ariano Rachmat, Garibaldi Thohir, Crescento Hermawan, dan Michael William P. Soeryadjaya.

Kelompok pengendali ini memiliki 52,09% saham ADRO, sehingga mereka memiliki kontrol mayoritas dan dapat menentukan arah perusahaan. Keberadaan pemegang saham besar dan berpengalaman ini biasanya memberikan rasa aman bagi investor ritel.

Masyarakat Memegang 28,55% Saham

Selain pengendali utama, masyarakat atau investor publik memiliki porsi saham ADRO sebesar 28,55%. Kepemilikan ini cukup besar dan membuat saham ADRO cukup likuid di pasar. Partisipasi publik yang aktif juga menjadi sinyal positif terkait minat investor terhadap saham ini.


Bagi Anda yang tertarik beli e-IPO CDIA, prosesnya kini makin mudah lewat aplikasi investasi seperti M-STOCK dari Mirae Asset Sekuritas. Platform ini menyediakan fitur e-IPO, analisis emiten, dan transaksi real-time.

Dengan e-IPO, Anda bisa mengikuti seluruh proses penawaran saham seperti PSAT secara digital tanpa ribet, cukup lewat ponsel atau desktop Anda. Klik banner di bawah ini untuk mengikuti IPOnya.


Likuiditas dan Spread Harga yang Terjaga

Terlepas dari kenaikan harga yang cukup signifikan, likuiditas saham ADRO tetap terjaga dengan baik. Perbedaan antara harga tertinggi di kolom beli dan harga tertinggi di kolom jual relatif kecil, menunjukkan bahwa pasar masih dapat menyerap transaksi besar tanpa tekanan besar pada harga.

Likuiditas yang baik sangat penting bagi investor yang ingin masuk atau keluar posisi dengan mudah, serta meminimalisir risiko slippage.

Penutup

Kenaikan signifikan yang terjadi pada saham ADRO naik ini bukan hanya karena faktor harga batu bara, tapi lebih karena kepercayaan pasar terhadap fundamental dan pengelolaan perusahaan yang kuat. Meskipun sektor batu bara global sedang mengalami tekanan, ADRO mampu menarik perhatian investor melalui likuiditas tinggi, kepemilikan yang solid, dan nilai transaksi besar.

Namun, investor juga harus tetap berhati-hati dan memantau perkembangan harga batu bara serta dinamika pasar global yang sangat berpengaruh terhadap kinerja ADRO. Kenaikan saham ini bisa jadi momentum jangka pendek, tapi juga berpotensi menjadi fondasi yang kuat untuk pertumbuhan ke depan jika perusahaan mampu beradaptasi dengan perubahan pasar energi dunia.


  • Sumber data: CNBC Indonesia
  • Sumber gambar: Detik.com