11 Rekomendasi Saham Jangka Panjang Terbaik 2025

rekomendasi saham jangka panjang

Banyak orang mengira berinvestasi saham identik dengan risiko tinggi dan permainan cepat. Padahal, banyak investor sukses dunia  seperti Warren Buffett dan di Indonesia Lo Kheng Hong  membuktikan bahwa investasi jangka panjang justru cara paling efektif membangun kekayaan secara konsisten.

Kuncinya terletak pada kesabaran, pemilihan saham berkualitas, dan strategi investasi yang tepat. Jika kamu bisa bertahan menghadapi naik turunnya harga saham, hasil jangka panjangnya sering kali jauh lebih besar daripada instrumen keuangan lain seperti deposito atau obligasi.

Ciri-Ciri Saham yang Cocok untuk Investasi Jangka Panjang

Sebelum membeli, pahami dulu karakteristik saham yang layak disimpan selama bertahun-tahun.

Fundamental Keuangan yang Solid

Perusahaan dengan laba konsisten, manajemen kompeten, dan neraca sehat cenderung lebih tahan menghadapi gejolak ekonomi.

Daya Saing dan Keunggulan Kompetitif (Economic Moat)

Moat adalah “tembok pelindung” yang membuat bisnis sulit disaingi, misalnya karena merek kuat, hak paten, atau teknologi eksklusif.

Dividen Rutin dan Stabil

Saham yang rajin membagikan dividen bukan hanya memberi pendapatan pasif, tetapi juga menunjukkan kesehatan keuangan perusahaan.

Valuasi Masuk Akal

Harga saham yang terlalu mahal bisa mengurangi potensi keuntungan jangka panjang. Pilih saham yang undervalued atau wajar terhadap kinerjanya.

Tata Kelola dan Transparansi

Perusahaan dengan good corporate governance yang jelas akan lebih aman untuk jangka panjang. Mereka cenderung terbuka dalam laporan keuangan dan minim konflik kepentingan.

Potensi Pertumbuhan Industri

Selain melihat kinerja internal, perhatikan pula prospek sektor industrinya. Misalnya, telekomunikasi, perbankan digital, dan konsumsi dasar masih memiliki ruang tumbuh besar di Indonesia.



Rekomendasi Saham Jangka Panjang Terbaik di Indonesia 2025

Berikut 11 saham unggulan dari berbagai sektor yang layak dipertimbangkan untuk investasi jangka panjang.

Bank Central Asia Tbk (BBCA)

BCA tetap menjadi primadona investor jangka panjang. Dengan dividend yield sekitar 2,78% dan pertumbuhan laba konsisten, BBCA menunjukkan manajemen efisien dan model bisnis yang tangguh terhadap krisis.

Astra International Tbk (ASII)

Konglomerasi besar dengan bisnis beragam: otomotif, agribisnis, keuangan, hingga alat berat. Dengan dividend yield 6,5%, ASII menawarkan keseimbangan antara stabilitas dan pendapatan pasif.

Telkom Indonesia (TLKM)

Sebagai perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia, Telkom diuntungkan oleh meningkatnya konsumsi data dan ekspansi ke layanan digital seperti IndiHome dan Telkomsel.

Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP)

Sektor konsumsi selalu diminati. ICBP memiliki produk yang akrab di masyarakat seperti Indomie dan susu Indomilk. Permintaan stabil menjadikannya saham defensif yang aman di masa ketidakpastian.

Semen Indonesia (SMGR)

Sebagai pemimpin pasar semen nasional, SMGR diuntungkan oleh pertumbuhan pembangunan infrastruktur. Fundamentalnya kuat dan bisnisnya strategis untuk jangka panjang.

XL Axiata Tbk (EXCL)

EXCL terus memperluas jaringan dan investasi di teknologi 5G. Dividen 3,78% menunjukkan komitmen perusahaan terhadap pemegang sahamnya, sekaligus potensi dari transformasi digital Indonesia.

Bank Rakyat Indonesia (BBRI)

Saham BUMN favorit ini unggul di sektor mikro dan UMKM. Dengan basis nasabah besar dan profit stabil, BBRI menjadi salah satu pilihan paling defensif di sektor perbankan.

Unilever Indonesia (UNVR)

UNVR dikenal sebagai saham dividen dengan reputasi kuat. Produknya digunakan jutaan rumah tangga setiap hari, menjadikannya sumber pendapatan stabil dan prospek jangka panjang yang solid.

Perusahaan Gas Negara (PGAS)

PGAS menempati posisi strategis di sektor energi dan infrastruktur gas. Dengan pertumbuhan kebutuhan energi bersih, saham ini memiliki potensi besar ke depan.

Elang Mahkota Teknologi (EMTK)

EMTK adalah saham pertumbuhan yang terus beradaptasi di sektor digital, media, dan layanan kesehatan. Meski risikonya lebih tinggi, prospeknya menjanjikan dalam jangka panjang.

Sarana Menara Nusantara (TOWR)

Sebagai penyedia menara telekomunikasi terbesar di Indonesia, TOWR diuntungkan oleh ekspansi jaringan operator seluler dan peningkatan kebutuhan konektivitas digital.



Strategi Efektif untuk Investasi Saham Jangka Panjang

Beberapa strategi yang bisa diterapkan yaitu:

Dollar Cost Averaging (DCA)

Investasi rutin dengan nominal tetap setiap bulan membuat kamu tidak perlu khawatir soal waktu terbaik membeli saham. Strategi ini juga membantu menyeimbangkan harga beli rata-rata.

Buy and Hold

Metode klasik ini berarti membeli saham berkualitas dan menahannya selama bertahun-tahun. Prinsipnya sederhana: “waktu di pasar lebih penting daripada timing pasar.”

Diversifikasi

Jangan menaruh semua modal di satu sektor. Kombinasikan saham perbankan, konsumsi, energi, dan telekomunikasi agar portofolio lebih seimbang dan tahan risiko.

Pemantauan dan Rebalancing

Evaluasi portofolio minimal setiap 6 bulan. Bila ada saham yang kinerjanya menurun atau sudah terlalu mahal, lakukan penyesuaian untuk menjaga keseimbangan investasi.



Penutup

Investasi saham jangka panjang adalah tentang kesabaran, disiplin, dan pemilihan saham yang tepat. Fokus pada perusahaan dengan fundamental kuat, dividen stabil, tata kelola baik, dan prospek pertumbuhan industri yang cerah.

Dari 11 rekomendasi saham jangka panjang di atas  BBCA, BBRI, ASII, TLKM, ICBP, SMGR, EXCL, UNVR, PGAS, EMTK, dan TOWR  kamu bisa membangun portofolio yang seimbang antara stabilitas dan potensi pertumbuhan.

Jika dilakukan dengan strategi yang konsisten, investasi jangka panjang bisa menjadi salah satu cara paling efektif untuk mencapai kebebasan finansial.


Sumber data: stockbit dan ajaib