Investor pasar modal kembali menyoroti saham PT Surya Citra Media Tbk. (SCMA) setelah induknya, PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. (EMTK), secara bertahap meningkatkan kepemilikannya. Langkah akumulasi ini berlangsung sejak Juli hingga September 2025 dan menandakan adanya keyakinan yang kuat dari manajemen terhadap masa depan SCMA.
Kondisi ini memunculkan pertanyaan besar di benak para investor: Apakah prospek saham SCMA benar-benar cerah? Artikel ini akan membahas secara komprehensif faktor-faktor yang memengaruhi prospek saham SCMA, mulai dari aksi korporasi, kinerja induk usaha, hingga posisi strategis di industri media dan hiburan.
Aksi Borong Saham oleh EMTK: Strategi atau Sinyal?
Ada aksi korporasi dari EMTK yaitu:
Penambahan Kepemilikan yang Konsisten
EMTK tercatat telah membeli 233,59 juta lembar saham SCMA hanya dalam kurun waktu 23–29 September 2025. Aksi pembelian ini menambah porsi kepemilikan EMTK dari 66,89% menjadi 67,20%. Pembelian dilakukan secara bertahap di pasar saham dengan harga rata-rata berkisar antara Rp340 hingga Rp360 per saham.
Sebelumnya, EMTK juga telah memborong:
- 230 juta saham pada 5–15 Agustus 2025 (harga Rp226–Rp248)
- 325 juta saham pada 28 Juli–4 Agustus 2025 (senilai Rp68,42 miliar)
- 244,92 juta saham pada 7–17 Juli 2025
Tujuan Akuisisi: Investasi Jangka Panjang
Corporate Secretary EMTK, Titi Maria Rusli, menegaskan bahwa aksi pembelian ini murni bertujuan investasi. Artinya, EMTK melihat potensi SCMA sebagai entitas yang mampu memberikan kontribusi keuntungan jangka panjang, bukan sekadar langkah spekulatif.
Sekilas Profil SCMA: Pemain Besar di Industri Media Nasional
PT Surya Citra Media Tbk. merupakan salah satu pemain utama di industri penyiaran dan hiburan Tanah Air. Perusahaan ini menaungi berbagai stasiun TV populer seperti SCTV dan Indosiar serta terlibat dalam produksi konten digital dan multiplatform melalui entitas digitalnya.
Dalam era di mana konsumsi media digital meningkat pesat, SCMA terus memperluas jejaknya, termasuk lewat konten streaming dan penguatan platform digital. Hal ini tentu menjadi nilai tambah dalam jangka panjang, mengingat pergeseran perilaku konsumen dari media konvensional ke digital.
Kinerja Keuangan Emtek: Cermin Kesehatan Grup Usaha
Tak bisa dipungkiri, prospek SCMA juga sangat bergantung pada kondisi keuangan induk usahanya, EMTK. Pada semester I/2025, EMTK mencatatkan performa luar biasa:
- Laba bersih: Rp4,22 triliun (naik signifikan dibanding tahun lalu)
- Pendapatan: Rp8,80 triliun (melonjak 64,90% YoY)
- Laba kotor: Rp2,39 triliun (naik 35,32%)
Pendapatan terbesar masih berasal dari segmen media (Rp3,35 triliun), diikuti sektor kesehatan (Rp1,21 triliun), jasa dukungan penerbangan (Rp1,54 triliun), dan segmen lainnya (Rp2,72 triliun).
Kinerja keuangan ini memperlihatkan fondasi bisnis yang kuat dan sehat, memberi ruang lebih bagi EMTK untuk terus mendukung dan mengembangkan SCMA sebagai anak usaha utama di sektor media.
Apakah SCMA Layak Dikoleksi?
Dari sudut pandang fundamental, valuasi saham SCMA relatif masih menarik, terlebih jika mempertimbangkan potensi pertumbuhan iklan digital, kolaborasi konten, dan ekspansi ke platform OTT. Kombinasi antara brand kuat, infrastruktur yang sudah matang, dan dukungan penuh dari induk usaha menjadikan SCMA memiliki daya tahan tinggi dalam menghadapi persaingan.
Secara teknikal, pergerakan harga saham SCMA menunjukkan pola konsolidasi sehat. Dengan rentang harga pembelian oleh EMTK antara Rp226–Rp360, investor ritel bisa memantau support–resistance alami dari rentang tersebut sebagai acuan akumulasi jangka menengah.
Reputasi & Posisi Strategis
Selain angka-angka dan aksi korporasi, satu hal krusial yang kerap dilupakan investor adalah reputasi industri dan posisi strategis SCMA dalam lanskap media nasional. SCMA tidak hanya mengelola stasiun televisi, tetapi juga ekosistem media terintegrasi dengan konten, distribusi, dan platform digital.
Dalam era di mana konten menjadi raja dan distribusi jadi penentu, SCMA berada di posisi yang strategis untuk mengoptimalkan kedua sisi tersebut. Dukungan modal dari EMTK memperbesar kemungkinan untuk terus berekspansi dan berinovasi, baik secara organik maupun anorganik.
Penutup
Melihat konsistensi EMTK dalam meningkatkan kepemilikan saham SCMA, kinerja solid dari induk usaha, serta posisi SCMA sebagai pemimpin industri media, maka prospek saham SCMA pada tahun 2025 patut diperhitungkan.
Untuk investor yang memiliki orientasi jangka menengah hingga panjang, SCMA bisa menjadi salah satu saham sektor media yang layak dikoleksi. Namun tetap penting untuk melakukan analisis risiko, memperhatikan dinamika industri, serta menyesuaikan dengan profil risiko masing-masing.
Sumber data: investor.id