Pasar saham Indonesia kembali menunjukkan performa gemilang. Dalam sepekan terakhir, periode 13 hingga 18 Juli 2025, Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG sepekan mencatatkan lonjakan signifikan yang mencuri perhatian para investor dan analis pasar. Di tengah situasi ekonomi global yang masih dibayangi ketidakpastian, kinerja IHSG justru bergerak ke arah positif, memberi harapan bahwa roda ekonomi domestik tetap berputar dengan stabil.
Kinerja apik ini tidak hanya tercermin dari kenaikan indeks semata, melainkan juga melalui lonjakan kapitalisasi pasar, nilai transaksi harian, volume perdagangan saham, serta frekuensi transaksi yang terus meningkat. Bahkan, meskipun investor asing masih mencatat net sell secara tahunan, pekan ini mereka mulai kembali aktif melakukan pembelian bersih.
Lantas, apa saja sorotan utama dari pergerakan IHSG sepekan terakhir? Mari kita ulas sekarang.
IHSG Meningkat 3,75 Persen dalam Lima Hari Perdagangan
Kinerja IHSG sepekan mengalami pertumbuhan positif sebesar 3,75 persen, naik dari posisi 7.047,438 pada akhir pekan sebelumnya, dan ditutup di level 7.311,915. Kenaikan ini menandai kepercayaan pasar yang kembali pulih, terutama setelah melewati masa konsolidasi dalam beberapa minggu terakhir.
Analis pasar mencatat bahwa sektor-sektor seperti perbankan, infrastruktur, dan energi turut menopang penguatan indeks. Hal ini juga didorong oleh sentimen makroekonomi yang membaik, termasuk data inflasi domestik yang terjaga dan ekspektasi suku bunga yang stabil.
Kapitalisasi Pasar Naik Lebih dari Rp 600 Triliun
Tak hanya indeks utama, kapitalisasi pasar Bursa Efek Indonesia (BEI) pun ikut melesat. Selama sepekan, kapitalisasi pasar tercatat tumbuh 5,44 persen, naik dari Rp 12.404 triliun menjadi Rp 13.079 triliun.
Peningkatan ini menunjukkan bahwa investor mulai menanamkan dana lebih besar di pasar saham, baik dari kalangan institusi maupun individu. Lonjakan kapitalisasi pasar menjadi salah satu indikator bahwa dana-dana besar mulai mengalir kembali ke bursa, khususnya ke saham-saham berkapitalisasi besar (big cap).
Rata-Rata Nilai Transaksi Harian Tumbuh Hampir 50 Persen
Selama periode 13–18 Juli 2025, rata-rata nilai transaksi harian di BEI naik sebesar 49,98 persen, mencapai Rp 16,62 triliun dari Rp 11,08 triliun di pekan sebelumnya. Ini merupakan peningkatan yang cukup tajam dan mencerminkan tingginya minat beli dari para pelaku pasar.
Peningkatan nilai transaksi tidak terjadi secara tiba-tiba. Ini merupakan hasil dari kombinasi berbagai faktor: kembalinya kepercayaan investor, kinerja keuangan emiten yang solid, serta sejumlah aksi korporasi strategis yang terjadi dalam sepekan terakhir.
Volume Transaksi Harian Naik 28,16 Persen
Dari sisi kuantitas saham yang diperdagangkan, terdapat kenaikan volume transaksi harian sebesar 28,16 persen. Pekan ini tercatat volume mencapai 25,75 miliar lembar saham, dibandingkan 20,09 miliar lembar pada pekan sebelumnya.
Volume perdagangan yang meningkat biasanya menunjukkan likuiditas pasar yang membaik, serta adanya partisipasi aktif dari investor ritel dan institusional. Momen ini sering kali dianggap sebagai titik balik, di mana pasar mulai memasuki fase bullish.
Frekuensi Transaksi Ikut Meroket 47,22 Persen
Selain nilai dan volume, frekuensi transaksi juga menunjukkan pertumbuhan positif. Rata-rata harian jumlah transaksi naik dari 1,14 juta kali menjadi 1,69 juta kali transaksi, atau naik 47,22 persen.
Lonjakan frekuensi ini menandakan bahwa aktivitas perdagangan meningkat secara merata di berbagai jenis saham, bukan hanya terfokus pada saham-saham unggulan saja. Ini menunjukkan bahwa minat investor juga mulai merambah ke saham lapis dua (second liner) dan saham dengan kapitalisasi kecil (small cap).
Investor Asing Kembali Beli, Meski Masih Net Sell Tahun Ini
Di tengah pergerakan positif tersebut, investor asing mencatatkan beli bersih sebesar Rp 277,31 miliar pada hari terakhir perdagangan pekan itu. Ini menjadi sinyal awal bahwa investor global mulai menaruh kembali kepercayaan pada pasar modal Indonesia.
Namun jika dilihat secara kumulatif sepanjang tahun 2025, investor asing masih mencatatkan jual bersih sebesar Rp 59,50 triliun. Meskipun demikian, adanya aliran dana masuk di pekan ini menjadi pertanda bahwa tekanan jual mungkin mulai mereda.
Beli Saham e-IPO di M-STOCK
Bagi Anda yang tertarik beli e-IPO CDIA, prosesnya kini makin mudah lewat aplikasi investasi seperti M-STOCK dari Mirae Asset Sekuritas. Platform ini menyediakan fitur e-IPO, analisis emiten, dan transaksi real-time.
Dengan e-IPO, Anda bisa mengikuti seluruh proses penawaran saham seperti PSAT secara digital tanpa ribet, cukup lewat ponsel atau desktop Anda. Klik banner di bawah ini untuk mengikuti IPOnya.
Aktivitas Korporasi dan Laporan Keuangan Jadi Sentimen Positif
Satu hal penting yang turut memengaruhi pergerakan IHSG sepekan ini adalah mulai dirilisnya laporan keuangan semester I tahun 2025 oleh sejumlah emiten besar. Beberapa perusahaan berhasil mencetak pertumbuhan laba yang solid, terutama di sektor perbankan dan komoditas.
Selain itu, sejumlah aksi korporasi seperti stock split, dividen interim, hingga rencana akuisisi strategis juga memberikan sentimen positif ke pasar. Investor melihat adanya prospek pertumbuhan jangka panjang, yang kemudian mendorong aksi beli terutama pada saham-saham emiten besar.
Optimisme Pelaku Pasar Terus Meningkat
Dengan semua indikator utama yang menunjukkan pertumbuhan – mulai dari indeks, kapitalisasi pasar, volume, nilai transaksi, hingga frekuensi – pasar modal Indonesia saat ini tengah berada dalam fase yang menggembirakan.
Kenaikan IHSG sepekan ini bukan hanya teknikal, tetapi juga didukung oleh fundamental yang kuat, baik dari sisi makroekonomi maupun kinerja perusahaan tercatat.
Bila tren positif ini berlanjut, bukan tidak mungkin IHSG bisa menyentuh level-level psikologis berikutnya dalam beberapa pekan ke depan.
Penutup
Pergerakan IHSG sepekan terakhir memberikan sinyal kuat bahwa pasar saham Indonesia sedang dalam fase pemulihan yang sehat. Meningkatnya kapitalisasi, tingginya volume dan nilai transaksi, serta kembalinya investor asing menjadi fondasi yang solid bagi pergerakan pasar selanjutnya.
Meski masih ada tantangan di masa depan, seperti fluktuasi eksternal dan ketegangan geopolitik global, prospek jangka menengah IHSG tetap positif jika momentum ini dijaga dengan baik. Untuk investor, ini bisa menjadi waktu yang tepat untuk menyusun ulang portofolio dan memanfaatkan peluang yang ada.
- Sumber data: kumparan.com
- Sumber gambar: infobanknews.com