Pasar modal Indonesia terus menunjukkan perkembangan yang dinamis dengan berbagai perusahaan yang bersiap melantai melalui Initial Public Offering (IPO). Informasi penting mengenai informasi IPO terbaru oleh BEI memberikan gambaran menarik tentang siapa saja perusahaan yang akan masuk bursa, sektor yang menjadi fokus, serta peluang investasi yang bisa dimanfaatkan.
Di artikel ini M-STOCK akan mengulas detail perkembangan IPO terkini dan bagaimana hal tersebut dapat menjadi peluang bagi investor.
Mengapa Saham IPO Selalu Jadi Magnet di Pasar Modal?
Saham yang baru melaksanakan IPO kerap menjadi sorotan banyak investor dan trader. Hal ini dikarenakan potensi keuntungan yang relatif cepat dan menarik. Contoh nyata adalah saham PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA) dan PT Indokripto Koin Semesta Tbk (COIN) yang melesat hingga ratusan persen sejak awal listing. Bahkan keduanya mengalami Auto Rejection Atas (ARA) selama beberapa hari berturut-turut.
Fenomena ini menjadi daya tarik tersendiri, mendorong investor, baik pemula maupun profesional, untuk berlomba-lomba membeli saham IPO, apalagi jika perusahaan tersebut dimiliki atau didukung oleh tokoh bisnis ternama. Situasi seperti ini sering kali menyebabkan oversubscribed pada penawaran saham dan kenaikan harga yang signifikan.
Data Terbaru: Siapa Saja Perusahaan dalam Pipeline IPO oleh BEI?
Berdasarkan laporan resmi dari Bursa Efek Indonesia hingga pertengahan Juli 2025, tercatat ada 22 perusahaan yang sudah melakukan IPO dengan total dana yang berhasil dihimpun mencapai lebih dari Rp10 triliun. Namun, yang tak kalah menarik adalah info IPO terbaru oleh BEI yang mengungkapkan ada lima perusahaan baru yang sedang menunggu giliran untuk mencatatkan sahamnya di bursa.
Sektor dan Ukuran Perusahaan dalam Antrean IPO
Kelima perusahaan tersebut berasal dari berbagai sektor, yaitu:
- Dua perusahaan sektor barang baku
- Satu perusahaan sektor energi
- Satu perusahaan sektor keuangan
- Satu perusahaan sektor transportasi dan logistik
Dari segi aset, empat perusahaan termasuk kategori aset besar, yakni dengan nilai aset lebih dari Rp250 miliar. Sementara satu perusahaan lainnya memiliki aset menengah dengan nilai antara Rp50 miliar hingga Rp250 miliar. Ini menunjukkan bahwa gelombang IPO tidak hanya diisi oleh perusahaan kecil, tetapi juga oleh korporasi besar yang berpotensi memperkuat ekosistem pasar modal Indonesia.
Perkembangan Efek Bersifat Utang dan Sukuk (EBUS)
Selain IPO saham, BEI juga menginformasikan bahwa saat ini ada 8 emisi dari 5 penerbit Efek Bersifat Utang dan Sukuk (EBUS) yang sedang dalam proses penerbitan.
Sampai sekarang, sudah ada 113 emisi EBUS dari 65 penerbit dengan dana yang dihimpun mencapai Rp129,2 triliun. Ini menandakan bahwa instrumen keuangan selain saham juga semakin diminati oleh investor di Indonesia.
Rights Issue: Strategi Penggalangan Dana Perusahaan
Dalam hal rights issue, sampai pertengahan Juli 2025 sudah ada 10 perusahaan yang melakukan aksi ini dengan total dana mencapai Rp9,51 triliun.
Rights issue ini menjadi salah satu alternatif korporasi untuk memperkuat struktur modalnya. BEI juga menyebutkan ada empat perusahaan yang sedang mempersiapkan rights issue, termasuk dari sektor barang baku, transportasi-logistik, dan kesehatan.
IPO Selanjutnya Perusahaan Konglomerat Prajogo Pangestu
Salah satu kabar yang tengah menjadi perhatian adalah rumor mengenai dua perusahaan milik konglomerat Prajogo Pangestu yang sedang bersiap untuk IPO. Hal ini tentu menambah semarak gelombang IPO yang akan datang dan membuka peluang investasi menarik.
PT Griya Idola: Potensi Besar di Sektor Properti
Perusahaan pertama yang diduga akan IPO adalah PT Griya Idola, anak usaha PT Barito Pacific Tbk (BRPT), yang berfokus pada pengembangan properti. Dengan lahan seluas sekitar 1.200 hektare di Subang dan proyek kawasan hunian di Tangerang, perusahaan ini berpotensi memberikan kontribusi besar bagi pasar modal.
Sektor properti saat ini menunjukkan tren positif, didukung oleh permintaan yang terus meningkat. Dengan dukungan penuh dari BRPT, Griya Idola siap memanfaatkan momentum tersebut.
Perusahaan Tambang Emas dengan Cadangan Melimpah
Selain itu, terdapat rumor bahwa salah satu perusahaan tambang emas milik Prajogo selain PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) juga akan melakukan IPO. Meski identitasnya belum diumumkan secara resmi, perusahaan ini dikabarkan memiliki cadangan emas yang jauh lebih besar dibanding CUAN, sehingga berpotensi menjadi pemain utama di industri pertambangan emas di tanah air.
Bagi Anda yang tertarik beli e-IPO CDIA, prosesnya kini makin mudah lewat aplikasi investasi seperti M-STOCK dari Mirae Asset Sekuritas. Platform ini menyediakan fitur e-IPO, analisis emiten, dan transaksi real-time.
Dengan e-IPO, Anda bisa mengikuti seluruh proses penawaran saham seperti PSAT secara digital tanpa ribet, cukup lewat ponsel atau desktop Anda. Klik banner di bawah ini untuk mengikuti IPOnya.
Pentingnya Laporan Keuangan dalam Proses IPO
Satu poin penting dalam info IPO terbaru oleh BEI adalah bahwa saat ini banyak perusahaan yang masih dalam tahap pembaruan laporan keuangan untuk semester pertama 2025. Hal ini menjadi langkah krusial sebelum mereka mengajukan dokumen ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan BEI.
Proses ini memastikan bahwa perusahaan yang akan melantai di bursa telah memenuhi standar transparansi dan tata kelola yang baik, sehingga memberikan kepercayaan lebih bagi investor.
Penutup
Perkembangan IPO di Indonesia menunjukkan tren yang sangat positif, didukung oleh beragam perusahaan dari berbagai sektor dan skala usaha. Informasi IPO terbaru oleh BEI ini menjadi acuan penting bagi investor untuk mengamati peluang investasi baru yang menjanjikan.
Dengan kehadiran perusahaan besar dan konglomerat ternama yang siap masuk bursa, pasar modal Indonesia semakin menarik dan dinamis. Bagi Anda yang ingin memanfaatkan momentum ini, penting untuk terus mengikuti update resmi dari BEI serta melakukan analisis mendalam sebelum mengambil keputusan investasi.
Segera persiapkan strategi investasi Anda dan jangan lewatkan kesempatan dari gelombang IPO terbaru yang bakal hadir!
- Sumber data: Investor.id
- Sumber gambar utama: Pluang.com
