6 Emiten EBT dan Peluang Emas dari Investasi BPI Danantara

EBT

Dalam beberapa tahun terakhir, perhatian besar semakin tertuju pada sektor Energi Baru Terbarukan (EBT) di Indonesia. Hal ini tidak terlepas dari dorongan pemerintah yang berkomitmen untuk mencapai swasembada energi sekaligus mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.

Salah satu langkah penting adalah masuknya Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) yang kini aktif mendorong berbagai proyek strategis nasional di sektor energi, khususnya pada emiten EBT. Keberadaan BPI Danantara diyakini menjadi katalis positif yang dapat mempercepat perkembangan energi hijau dan memberikan dampak menguntungkan bagi sejumlah perusahaan yang bergerak di bidang ini.

Peran BPI Danantara dalam Mendorong Proyek Energi Terbarukan

BPI Danantara menetapkan fokus investasi pada dua sektor utama dalam enam bulan ke depan, yaitu mineral dan energi. Untuk sektor energi, cakupannya sangat luas, mulai dari energi baru dan terbarukan, minyak dan gas bumi, hingga petrokimia. Dengan adanya kolaborasi erat antara BPI Danantara dan Pertamina, diharapkan akan tercipta sinergi yang efektif untuk menjalankan proyek-proyek energi yang telah menjadi prioritas nasional.

Pemerintah melalui BPI Danantara menargetkan percepatan investasi di sektor EBT sebagai langkah strategis dalam mendukung transisi energi nasional sekaligus menggerakkan ekonomi hijau. Langkah ini menjadi angin segar bagi para emiten EBT yang selama ini mengembangkan teknologi dan kapasitas pembangkit energi bersih di Tanah Air.



Daftar Emiten EBT yang Mendapat Sentimen Positif dari Investasi Danantara

Sejumlah perusahaan tercatat sebagai emiten EBT yang berpotensi meraih keuntungan besar dari investasi dan dukungan BPI Danantara. Analis dan pengamat pasar saham menyebutkan beberapa nama emiten yang sudah menunjukkan prospek cerah ke depan, yaitu:

PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO)

PGEO dikenal sebagai salah satu pemain utama dalam pengembangan energi panas bumi di Indonesia. Baru-baru ini, PGEO telah menandatangani perjanjian kerja sama dengan Danantara dalam rangka proyek investasi prioritas negara. Proyeksi laba PGEO di tahun 2025 diperkirakan mencapai antara US$132 juta hingga US$138 juta, setara dengan sekitar Rp2,25 triliun. Dengan target harga saham yang menjanjikan, PGEO diyakini akan menjadi salah satu emiten EBT dengan performa yang menarik di pasar modal.

PT Arkora Hydro Tbk (ARKO)

Emiten dari grup Astra ini fokus mengembangkan kapasitas pembangkit listrik tenaga air dan memperluas portofolio proyeknya melalui pembentukan dua anak perusahaan baru yang fokus pada pengembangan hidroenergi. Langkah strategis ini menandai kesiapan ARKO untuk menangkap peluang investasi di sektor EBT yang terus tumbuh. ARKO berencana menambah kapasitas pembangkit dan melakukan efisiensi operasional menggunakan teknologi terkini untuk memaksimalkan hasil produksi energi hijau.

PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN)

Barito Renewables Energy terus melakukan ekspansi besar-besaran dalam pengembangan pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP). Dengan investasi mencapai US$365 juta untuk menambah kapasitas pembangkit hingga 112 MW, BREN telah mengukuhkan posisinya sebagai pemilik pangsa pasar panas bumi terbesar di Indonesia, yaitu sekitar 38%. Perusahaan juga tengah mengoperasikan proyek-proyek baru yang diharapkan mulai beroperasi komersial pada tahun 2025 dan 2026.

Selain tiga emiten EBT di atas, ada beberapa perusahaan lain yang mulai aktif menggeser portofolio bisnisnya ke energi baru terbarukan dan berpotensi mendapat keuntungan dari tren investasi ini.

PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA)

TOBA memiliki agenda besar dalam mengembangkan proyek energi terbarukan seperti PLTS dan tenaga angin dengan total kapasitas 370 MW. Selain itu, perusahaan sudah memulai proses divestasi aset berbasis batu bara, sebagai bentuk komitmen nyata menuju bisnis yang lebih ramah lingkungan. Akuisisi perusahaan pengelola limbah di Singapura menambah diversifikasi bisnis TOBA dalam ekosistem energi hijau, termasuk pengembangan carbon credit dan kendaraan listrik (EV).

PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO)

ADRO mulai melakukan diversifikasi bisnis melalui anak usahanya ke sektor energi terbarukan, terutama PLTS dan energi baterai. Meski masih dalam tahap awal dan kontribusi pendapatan belum besar, ADRO menunjukkan potensi pertumbuhan jangka panjang yang kuat. Strategi dekarbonisasi yang dijalankan ADRO menarik perhatian investor ESG (Environmental, Social, Governance) global.

PT Bukit Asam Tbk (PTBA)

PTBA mengembangkan strategi diversifikasi dengan membangun pembangkit listrik berbasis energi baru dan hilirisasi batu bara menjadi produk bernilai tambah seperti Dimethyl Ether (DME). Walaupun transformasi bisnis menuju EBT masih berjalan lambat dan menghadapi tantangan regulasi, dukungan dari holding MIND ID memberi PTBA peluang untuk tetap eksis dan beradaptasi di tengah perubahan lanskap energi.

Kolaborasi Emiten EBT dengan Teknologi Digital

Salah satu aspek yang makin mendapat perhatian dalam pengembangan emiten EBT adalah integrasi teknologi digital dan inovasi untuk meningkatkan efisiensi operasional. Seiring meningkatnya investasi dan pengembangan kapasitas pembangkit, penggunaan teknologi digital seperti smart grid, sistem pemantauan real-time, dan analitik data besar semakin diterapkan oleh perusahaan-perusahaan EBT. Hal ini tidak hanya menekan biaya operasional tetapi juga meningkatkan keandalan serta keberlanjutan produksi energi terbarukan.

Kolaborasi antara emiten EBT dengan startup teknologi atau perusahaan teknologi energi turut mempercepat proses transformasi ini. Integrasi teknologi canggih memungkinkan pemantauan kualitas energi dan mengoptimalkan pengelolaan sumber daya yang ramah lingkungan, yang kemudian menjadi nilai tambah dalam menghadapi persaingan pasar global.


Bagi Anda yang tertarik beli e-IPO CDIA, prosesnya kini makin mudah lewat aplikasi investasi seperti M-STOCK dari Mirae Asset Sekuritas. Platform ini menyediakan fitur e-IPO, analisis emiten, dan transaksi real-time.

Dengan e-IPO, Anda bisa mengikuti seluruh proses penawaran saham seperti PSAT secara digital tanpa ribet, cukup lewat ponsel atau desktop Anda. Klik banner di bawah ini untuk mengikuti IPOnya.


Penutup

Kehadiran BPI Danantara sebagai investor strategis memberi angin segar bagi sektor energi baru terbarukan di Indonesia. Dengan dukungan modal dan kolaborasi erat bersama Pertamina, sejumlah emiten EBT berpeluang mempercepat pengembangan proyek dan memperkuat posisi pasar mereka. Emiten seperti PGEO, ARKO, BREN, TOBA, ADRO, dan PTBA menunjukkan potensi pertumbuhan yang menjanjikan di tengah transformasi energi nasional.

Selain potensi keuntungan finansial, pengembangan emiten EBT juga berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan dan penurunan emisi karbon. Penggunaan teknologi digital dalam pengelolaan energi menjadi kunci tambahan untuk memastikan efisiensi dan keberlanjutan operasional.

Bagi para investor dan pelaku pasar modal, memperhatikan perkembangan emiten EBT serta strategi investasi di sektor ini bisa menjadi langkah cerdas dalam mendukung masa depan energi yang lebih bersih dan ramah lingkungan.


Sumber Gambar Utama: https://images.unsplash.com/photo-1509391366360-2e959784a276?q=80&w=1172&auto=format&fit=crop&ixlib=rb-4.1.0&ixid=M3wxMjA3fDB8MHxwaG90by1wYWdlfHx8fGVufDB8fHx8fA%3D%3D