Dividen BRIS 2025 dan Riwayat Beberapa Tahun Terakhir

dividen bris

Membahas dividen dari saham perbankan syariah selalu menarik, terutama ketika kinerja industrinya terus naik. Salah satu emiten yang paling disorot adalah BRIS atau Bank Syariah Indonesia. Investor pemula maupun berpengalaman sering bertanya: Apakah dividen BRIS cukup menarik? Seberapa aman pembayarannya? Apakah BRIS termasuk saham yang cocok buat income investing?

Untuk menjawabnya, mari kita bedah data dividen BRIS secara mendalam, mulai dari rasio pembayaran, yield , riwayat pembagian, serta potensi keberlanjutan di masa depan.

Rasio Pembayaran Dividen BRIS (Payout Ratio)

Salah satu indikator penting dalam menilai keamanan dividen adalah payout ratio. Untuk BRIS, angka payout ratio mencapai 161,87% dalam 12 bulan terakhir.

Ini berarti perusahaan membagikan dividen lebih besar daripada laba bersih per sahamnya. Secara umum, rasio ideal berkisar di antara 30%–70%. Ketika nilai ini melewati 100%, tandanya perusahaan harus memakai cadangan laba atau menekan arus kas lain untuk menutupi pembagian dividen.

Dari sudut pandang fundamental, kondisi ini menunjukkan bahwa dividen BRIS berada pada zona kurang aman bila terus berlanjut ke depannya.



Imbal Hasil (Dividend Yield) BRIS

Meskipun BRIS rutin membagikan dividen, investor tidak boleh terpaku pada nominalnya saja. Imbal hasil dividen BRIS terbaru berada di kisaran 0,93%, lebih rendah dibanding median industri bank sebesar 5,28%.

Ini menunjukkan bahwa jika tujuan utama investor adalah imbal hasil tunai, BRIS belum menjadi pilihan optimal. Harga saham BRIS yang cenderung naik lebih cepat daripada dividen juga membuat yield-nya tampak kecil.

Riwayat Dividen BRIS dari Tahun ke Tahun

Berikut rangkuman distribusi dividen BRIS beberapa tahun terakhir:

  • 2025 (Ex-date 27 Mei 2025): Rp22,78 per saham – Yield 0,77%
  • 2024 (Ex-date 30 Mei 2024): Rp18,55 per saham – Yield 0,84%
  • 2023 (Ex-date 31 Mei 2023): Rp9,24 per saham – Yield 0,53%
  • 2022 (Ex-date 8 Juni 2022): Rp18,41 per saham – Yield 1,29%
  • 2019 (Ex-date 9 Mei 2019): Rp1,10 per saham – Yield 0,21%

Dari data ini terlihat bahwa nominal dividen BRIS cenderung meningkat, terutama sejak transformasi menjadi BSI. Namun, tidak berarti yield-nya ikut naik karena harga saham terus bergerak lebih tinggi.

Frekuensi Pembayaran Dividen

BRIS membagikan dividen sekali dalam setahun. Dalam industri perbankan Indonesia, pola seperti ini umum. Hal yang menarik adalah sejak 2022 pembagian dilakukan secara konsisten tanpa jeda.

Namun sebelum itu, terdapat periode kosong, seperti tidak adanya pembagian pada 2020–2021, yang berkaitan dengan proses merger bank syariah dan penyesuaian kinerja pasca pandemi.



Evaluasi Stabilitas Dividen BRIS

Menariknya, tidak disediakan data resmi mengenai pertumbuhan dividen lima tahun terakhir. Meski begitu, melihat angka historis, tren kenaikan cukup jelas. Namun, perlu dicatat bahwa fluktuasi nominal dari tahun ke tahun menunjukkan bahwa stabilitasnya belum sepenuhnya mapan.

Dampak Peningkatan EPS Terhadap Pembagian Dividen

Salah satu poin tambahan yang perlu disorot adalah hubungan antara EPS (Earnings Per Share) dan dividen. Ketika EPS belum meningkat secara signifikan namun dividen justru naik, hal ini mengindikasikan adanya tekanan pada kebijakan pembagian laba.

Dengan payout ratio melebihi laba, perusahaan bisa saja menghadapi tantangan menjaga arus kas operasional bila ingin mempertahankan dividen pada nominal yang sama atau lebih besar. Ini poin penting yang patut dipertimbangkan investor jangka panjang.

Prospek Dividen BRIS ke Depan

Prospek dividen BRIS di masa depan bergantung pada dua faktor besar:

  • Pertumbuhan laba bersih bank syariah: Jika BSI berhasil memperluas portofolio pembiayaan dan meningkatkan margin keuntungan, dividen berpotensi menjadi lebih sehat.
  • Strategi manajemen dalam menjaga rasio pembayaran: Payout ratio yang terlalu tinggi tidak dapat dipertahankan dalam jangka panjang. BRIS perlu menyeimbangkan antara ekspansi bisnis dan apresiasi pemegang saham.

Apabila laba terus naik, maka dividen bisa menjadi lebih stabil dan yield-nya dapat meningkat.

Apakah Dividen BRIS Cocok untuk Income Investor?

Melihat data keseluruhan, BRIS cenderung lebih pas sebagai saham bertema pertumbuhan (growth stock). Ini karena:

  • pembagian dividen masih tergolong kecil bila dihitung dari yield,
  • payout ratio tinggi sehingga tidak terlalu aman,
  • pertumbuhan harga saham relatif agresif dibanding dividennya.

Bagi investor yang mengincar pendapatan pasif stabil, BRIS mungkin bukan pilihan ideal saat ini.



Penutup 

Dividen BRIS memang menarik dari sisi nominal yang meningkat, namun investor perlu menimbang sisi fundamental lain. Payout ratio yang terlalu tinggi menandakan bahwa pembagian laba belum sepenuhnya aman. Yield yang rendah juga membuatnya kurang cocok bagi investor yang mencari cuan dari dividen semata.

Meski begitu, bagi investor yang percaya pada pertumbuhan jangka panjang industri perbankan syariah Indonesia, BRIS tetap menjadi saham potensial hanya saja bukan sebagai sumber dividen utama, melainkan sebagai aset pertumbuhan.