COIN dan CDIA tengah menjadi pembicaraan hangat di kalangan pelaku pasar modal Indonesia. Dua emiten baru ini menunjukkan performa luar biasa sejak resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 9 Juli 2025.
Euforia terhadap saham keduanya bukan hanya terjadi di hari pertama perdagangan, tetapi terus berlanjut hingga sesi-sesi berikutnya. Apa yang membuat dua saham ini begitu diminati? Mari kita bahas lebih dalam di artikel yang akan M-STOCK sajikan ini.
Antusiasme Luar Biasa Sejak Hari Pertama
Bagaimana antusiasme terhadap kedua saham ini? Ulasannya berikut:
CDIA Terbang Tinggi dalam Empat Hari Berturut-Turut
Saham PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA) menjadi salah satu emiten dengan lonjakan paling mencolok dalam beberapa hari terakhir. Hanya dalam waktu empat hari perdagangan, harga saham CDIA melonjak ke level Rp500 per saham. Lonjakan ini mendorong kapitalisasi pasarnya menyentuh angka fantastis, yakni Rp62,41 triliun.
Tak hanya itu, volume transaksi CDIA mencapai 1,8 miliar saham, dengan nilai perdagangan mendekati Rp900 juta. Antrean beli pun terlihat membludak di papan order, menembus lebih dari 42 juta lot, mencerminkan betapa besar minat investor terhadap saham ini.
COIN Menguat Tiga Kali Lipat dari Harga IPO
Tak mau kalah, saham PT Indokripto Koin Semesta Tbk (COIN) juga mencatat kinerja impresif. Dalam beberapa hari sejak peluncuran, harga saham COIN melejit dari harga IPO Rp100 per saham menjadi Rp304 per saham. Artinya, dalam waktu singkat, COIN telah naik lebih dari 200%.
Dengan lonjakan tersebut, kapitalisasi pasar COIN kini mencapai Rp4,47 triliun, didukung oleh transaksi harian sebanyak 1,47 juta lot dan nilai perdagangan harian sekitar Rp446 juta. Antrean beli juga tak kalah tinggi, melebihi 10 juta lot.
Faktor di Balik Lonjakan Saham COIN dan CDIA
Tingginya minat terhadap saham COIN dan CDIA tidak muncul begitu saja. Saat proses initial public offering (IPO), keduanya sudah mencetak rekor dari sisi permintaan.
COIN mengalami oversubscription hingga 58,27 miliar saham, dengan partisipasi dari lebih dari 222 ribu investor. Ini merupakan sinyal kuat bahwa saham ini sudah dinantikan sejak awal.
Sementara itu, CDIA bahkan mencatat oversubscription sebanyak 15 kali dari jumlah yang ditawarkan, dengan total pesanan hampir 188 miliar saham dari 399.131 investor. Dalam IPO-nya, CDIA melepas 12,48 miliar saham baru dengan harga Rp190 per saham, dan berhasil menghimpun dana sebesar Rp2,37 triliun.
Menariknya, saham yang dilepas ini hanya mencerminkan 10% dari total saham perusahaan, yang membuatnya semakin langka dan menarik perhatian investor ritel maupun institusional.
Potensi dan Risiko: Apa Kata Analis?
Menurut pandangan beberapa analis pasar modal, euforia terhadap COIN dan CDIA adalah sesuatu yang lumrah, terlebih mengingat tingginya permintaan sejak IPO. Namun, mereka juga mengingatkan bahwa lonjakan harga yang terlalu cepat biasanya akan diikuti oleh periode konsolidasi atau bahkan koreksi harga.
Euforia bisa menjadi katalis jangka pendek, tapi investor perlu cermat membaca kinerja fundamental kedua perusahaan dalam jangka menengah dan panjang. Apalagi, saham-saham yang baru melantai sering kali menghadapi volatilitas tinggi dalam beberapa bulan awal.
Dukungan Komunitas Digital dan Narasi Publik
Salah satu poin penting tambahan yang mendukung lonjakan harga COIN dan CDIA adalah eksposur yang luas di media sosial dan forum-forum diskusi saham. Kedua saham ini mendapat banyak sorotan di berbagai platform, dari X (Twitter), YouTube, hingga grup Telegram dan Komunitas saham.
Banyak investor ritel muda yang kini makin aktif berinvestasi merasa tertarik dengan cerita sukses instan dari saham-saham IPO. Dalam konteks ini, keberadaan komunitas digital menjadi alat amplifikasi yang sangat berpengaruh dalam membentuk sentimen pasar.
Perbandingan COIN dan CDIA: Mana yang Lebih Menarik?
Supaya lebih jelas, kami sajikan data dalam bentuk tabel.
Aspek | CDIA | COIN |
---|---|---|
Harga IPO | Rp190 | Rp100 |
Harga Terkini | Rp500 | Rp304 |
Kapitalisasi Pasar | Rp62,41 triliun | Rp4,47 triliun |
Volume Transaksi Harian | 1,8 miliar saham | 1,47 juta lot |
Oversubscription | 15 kali | 58,27 miliar saham |
Investor Pemesan | 399.131 | 222.442 |
Melihat data di atas, CDIA unggul dari segi kapitalisasi pasar dan jumlah investor pemesan, namun COIN menunjukkan performa harga yang lebih spektakuler jika dilihat dari kenaikan persentasenya sejak IPO.
Apakah Masih Layak Masuk?
Pertanyaan besar bagi para investor saat ini adalah: Apakah masih aman membeli COIN dan CDIA setelah lonjakan tajam? Jawabannya sangat bergantung pada strategi dan profil risiko masing-masing investor.
Bagi yang berorientasi jangka pendek, fluktuasi tinggi bisa menjadi peluang, tapi juga berisiko. Sementara itu, untuk investor jangka panjang, penting untuk menunggu laporan keuangan resmi, perkembangan bisnis, dan strategi ekspansi dari masing-masing emiten agar dapat menilai nilai intrinsik saham secara lebih obyektif.
Penutup
Kemunculan COIN dan CDIA menjadi momen penting yang mencerminkan gairah baru di pasar modal Indonesia. Euforia yang terjadi menunjukkan bahwa minat publik terhadap investasi saham semakin luas, apalagi dengan dukungan komunitas digital dan akses informasi yang makin terbuka.
Namun, investor bijak tentu tak hanya mengandalkan hype. Dibalik lonjakan harga, selalu ada risiko yang perlu diperhitungkan dengan matang. Apakah saham ini akan terus naik atau mulai konsolidasi, waktu yang akan menjawab. Yang pasti, COIN dan CDIA telah mencuri perhatian dan menjadi fenomena yang layak dicermati lebih jauh.
Sumber gambar utama: SWA.com