CDIA Suspensi Lagi: Saham Naik Hampir 700%

CDIA suspensi lagi

Pasar modal Tanah Air kembali dikejutkan dengan kabar terbaru: CDIA suspensi lagi oleh Bursa Efek Indonesia (BEI). Emiten yang baru saja melantai di bursa dan langsung mencuri perhatian publik ini, kembali masuk radar otoritas karena lonjakan harga yang dinilai terlalu cepat dan signifikan.

Fenomena ini menarik karena CDIA merupakan perusahaan milik konglomerat Prajogo Pangestu yang belum lama IPO, namun sudah menembus kapitalisasi ratusan triliun rupiah. Apa yang sebenarnya terjadi di balik penghentian perdagangan saham CDIA? Mari kita bahas lebih dalam.

Harga Naik Hampir 700% dalam Waktu Singkat

PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA) resmi tercatat di bursa dengan harga penawaran awal Rp190 per saham. Namun hanya dalam waktu beberapa hari setelah IPO, harga sahamnya melesat hingga Rp1.515 per saham, mencatatkan kenaikan fantastis sebesar 697,37%.

Kenaikan drastis ini membuat CDIA menjadi salah satu emiten dengan pertumbuhan tercepat sepanjang tahun. Lonjakan harga yang terjadi secara terus-menerus ini juga tercatat membuat saham CDIA 9 hari berturut-turut menyentuh batas Auto Rejection Atas (ARA)—sebuah indikator bahwa harga saham mencapai batas atas harian yang ditetapkan BEI.

Keputusan Kedua Dalam Kurun Seminggu

BEI resmi menghentikan sementara perdagangan saham CDIA pada 23 Juli 2025 sesi I, setelah sebelumnya juga melakukan suspensi singkat pada 17 Juli 2025. Langkah ini diambil dalam rangka melindungi investor dari potensi risiko yang bisa muncul akibat lonjakan harga yang dianggap tidak wajar.

Melalui keterbukaan informasi, BEI menyatakan bahwa penghentian sementara ini diberlakukan baik di pasar reguler maupun pasar tunai, sambil menunggu evaluasi lebih lanjut. Ini menjadi momen refleksi penting bagi pasar, terutama dalam mengelola antusiasme tinggi terhadap saham-saham IPO.

“Sebagai bentuk perlindungan bagi investor, PT Bursa Efek Indonesia memandang perlu untuk melakukan penghentian sementara perdagangan saham PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA),” tulis manajemen BEI dalam keterangan resminya.



Kapitalisasi Pasar Tembus Rp189 Triliun

Tak hanya soal lonjakan harga, yang membuat CDIA menarik perhatian adalah lonjakan kapitalisasi pasar yang luar biasa. Saat ini, nilai pasar CDIA sudah menyentuh Rp189,12 triliun, menjadikannya salah satu emiten paling bernilai di Bursa Efek Indonesia, hanya dalam waktu beberapa minggu setelah IPO.

Angka tersebut tentu sangat mencolok jika dibandingkan dengan banyak perusahaan lain yang sudah bertahun-tahun melantai di bursa. Hal ini mengundang pertanyaan besar: apakah valuasi setinggi itu realistis? Atau ini murni efek euforia pasar?

Kontribusi CDIA ke IHSG Tak Bisa Diabaikan

Dampak saham CDIA tak berhenti pada pergerakan internal saham saja. Kenaikan signifikan dari emiten ini juga ikut mendorong kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Tercatat, saham CDIA memberi kontribusi sebesar 9,12 poin terhadap IHSG, menjadikannya salah satu kontributor tunggal terbesar dalam periode tersebut.

Bagi para analis, hal ini menunjukkan bahwa fluktuasi harga saham CDIA bisa berdampak sistemik, dan karenanya, BEI bertindak preventif dengan melakukan suspensi kembali sebagai langkah stabilisasi pasar.

Investor TetapPerlu Waspada

Di tengah euforia terhadap saham CDIA, ada satu catatan penting yang ditekankan BEI: perlunya keterbukaan informasi yang lebih lengkap dari perusahaan. Bursa mengimbau seluruh pihak, khususnya manajemen emiten, untuk proaktif dalam menyampaikan informasi yang relevan, agar investor dapat mengambil keputusan berdasarkan data yang memadai.

Minimnya informasi dari pihak perusahaan di tengah kenaikan harga yang tak wajar, menjadi perhatian tersendiri bagi regulator. Kondisi ini bisa membuka celah bagi spekulasi, atau bahkan potensi manipulasi pasar jika tidak diantisipasi sejak awal.



Apakah CDIA Akan Dibuka Lagi?

Hingga saat ini, belum ada kepastian kapan suspensi akan dicabut. BEI menyampaikan bahwa perdagangan saham CDIA akan dibuka kembali setelah evaluasi menyeluruh dilakukan. Keputusan ini akan bergantung pada apakah harga saham menunjukkan stabilitas, dan apakah pihak emiten memberikan informasi yang cukup kepada publik.

Investor yang sudah memiliki saham ini tentu perlu bersabar dan mencermati setiap pengumuman resmi dari BEI atau CDIA. Di sisi lain, bagi investor baru, penting untuk memahami risiko tinggi dalam saham yang volatil, terlebih bila belum banyak data fundamental yang bisa dijadikan acuan.

Penutup

Fenomena CDIA suspensi lagi menjadi contoh nyata bagaimana bursa berupaya menjaga stabilitas pasar sekaligus melindungi investor dari potensi gelembung harga. Kenaikan cepat memang menggoda, tetapi tetap harus dibarengi dengan analisis fundamental dan informasi yang memadai.

Investor disarankan untuk tidak hanya terpaku pada kenaikan harga semata, tetapi juga memperhatikan kejelasan informasi, transparansi manajemen, dan konteks pasar secara keseluruhan. Apakah saham CDIA akan terus meroket, atau justru mengalami koreksi setelah suspensi ini? Hanya waktu dan data yang bisa menjawab.


Bagi Anda yang tertarik beli e-IPO CDIA, prosesnya kini makin mudah lewat aplikasi investasi seperti M-STOCK dari Mirae Asset Sekuritas. Platform ini menyediakan fitur e-IPO, analisis emiten, dan transaksi real-time.

Dengan e-IPO, Anda bisa mengikuti seluruh proses penawaran saham seperti PSAT secara digital tanpa ribet, cukup lewat ponsel atau desktop Anda. Klik banner di bawah ini untuk mengikuti IPOnya.


  • Sumber data: CNBC Indonesia
  • Sumber gambar utama: Ajaib