ARA dan ARB: Pengaman Saham di Tengah Volatilitas Pasar

Di dunia investasi saham, memahami istilah-istilah teknikal bukan hanya sekadar kebutuhan, melainkan keharusan. Dua istilah yang sering muncul saat harga saham melonjak atau anjlok tajam adalah ARA dan ARB.

Meskipun terdengar teknis, kedua mekanisme ini memegang peranan penting dalam menjaga stabilitas pasar dan memberikan perlindungan bagi investor dari pergerakan harga yang ekstrem.

Memahami Apa Itu ARA dan ARB dalam Saham

ARA (Auto Rejection Atas) dan ARB (Auto Rejection Bawah) adalah sistem otomatis yang diterapkan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk membatasi pergerakan harga saham dalam satu hari perdagangan.

  • ARA merupakan batas kenaikan maksimum harga saham dalam satu hari.
  • ARB sebaliknya, merupakan batas penurunan maksimum dalam satu sesi perdagangan.

Jika harga saham mencapai salah satu dari batas ini, maka sistem akan secara otomatis menolak transaksi jual atau beli yang melebihi batas tersebut.

Fungsi Utama ARA dan ARB di Pasar Saham

Mekanisme ARA dan ARB dirancang sebagai penyeimbang pasar.

Tujuannya adalah untuk mencegah lonjakan atau penurunan harga saham secara tidak wajar, baik karena spekulasi, aksi massa, atau faktor eksternal lainnya. Tanpa pembatasan ini, volatilitas pasar bisa menjadi sangat tinggi dan membahayakan stabilitas sistem keuangan.



Contoh Saham Kena ARA: Kasus PT First Media Tbk (KBLV)

Salah satu contoh nyata saham yang terkena ARA terjadi pada Jumat, 15 Agustus 2025, ketika PT First Media Tbk (KBLV) melonjak tajam 34,69% ke level Rp132 per saham, bahkan saat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) justru ditutup melemah 0,41%.

Lonjakan harga KBLV ini memicu Auto Rejection Atas, karena telah melampaui batas kenaikan harian berdasarkan aturan BEI. Dalam sebulan terakhir saja, harga saham KBLV telah naik lebih dari 135,71%, menjadikannya salah satu saham paling aktif dan menarik perhatian investor.

Penyebab Kenaikan KBLV:

  • Katalis Fundamental: Laporan keuangan semester I 2025 menunjukkan perubahan ekuitas secara drastis dari rugi Rp24,9 miliar menjadi unrealized gain Rp1,26 triliun, akibat kenaikan nilai investasi di PT Multipolar Technology Tbk (MLPL).
  • Valuasi Murah: Dengan PBV (Price to Book Value) hanya 0,062 kali, saham KBLV dinilai sangat undervalued dibandingkan sektor sejenis.
  • Sinyal Teknikal Positif: Pergerakan harga menembus resistance penting di Rp108 dan bertahan di atas Rp120, didukung lonjakan volume perdagangan hingga 548 juta saham.

Ketentuan ARA dan ARB Terbaru dari BEI

Mulai 4 September 2023, Bursa Efek Indonesia mulai menerapkan sistem auto rejection simetris. Artinya, batas kenaikan dan penurunan harga saham dalam sehari disamakan, tergantung pada harga saham tersebut.

Rentang Harga Batas ARA Batas ARB
Rp 50 – Rp 200 per saham 35% 35%
Rp 200 – Rp 5.000 per saham 25% 25%
Di atas Rp 5.000 per saham 20% 20%

Khusus untuk saham KBLV yang saat ini berada di level Rp132, maka batas ARA dan ARB-nya adalah 35%, sesuai dengan ketentuan untuk saham berharga Rp50 – Rp200.



Bagaimana Mekanisme ARA dan ARB Bekerja?

Supaya lebih jelas mari kita lihat mekanismenya:

Contoh Perhitungan ARA:

Jika harga saham sebelumnya adalah Rp100, dan berada dalam rentang Rp50 – Rp200, maka batas ARA-nya 35%.

  • Harga Maksimum Hari Ini = Rp100 + (35% x Rp100) = Rp135

Jika harga saham menyentuh Rp135, maka sistem akan menolak seluruh permintaan beli di atas angka tersebut.

Contoh Perhitungan ARB:

Jika harga saham sebelumnya Rp4.000 dan berada dalam rentang Rp200 – Rp5.000, maka batas ARB-nya adalah 25%.

  • Harga Minimum Hari Ini = Rp4.000 – (25% x Rp4.000) = Rp3.000

Jika harga saham jatuh ke angka ini, maka permintaan jual di bawahnya akan otomatis ditolak oleh sistem.

Kenapa Penting Bagi Investor Memahami ARA dan ARB?

Bagi investor, memahami batas ARA dan ARB dapat membantu:

  • Menghindari panic buying atau panic selling.
  • Menentukan titik masuk dan keluar saham yang rasional.
  • Mengelola risiko saat pasar sedang sangat volatile.
  • Memahami peluang dari saham yang undervalued tapi tiba-tiba menjadi trending.

Saham seperti KBLV yang mengalami ARA, bisa jadi menarik untuk dianalisis lebih lanjut, namun tetap harus ditinjau dari sisi fundamental, sentimen pasar, dan indikator teknikal.

Perhatikan Volume dan Likuiditas

Selain memperhatikan ARA dan ARB, satu aspek penting lain yang sering terabaikan adalah volume perdagangan dan likuiditas saham. Kenaikan harga yang dibarengi dengan lonjakan volume, seperti yang terjadi pada KBLV, merupakan sinyal bahwa minat pasar terhadap saham tersebut cukup besar dan bukan sekadar lonjakan semu.

Saham yang memiliki volume tinggi biasanya lebih mudah untuk keluar-masuk posisi, dan lebih minim risiko terkena jebakan likuiditas (sulit dijual saat harga turun).


Bagi Anda yang tertarik beli e-IPO, prosesnya kini makin mudah lewat aplikasi investasi seperti M-STOCK dari Mirae Asset Sekuritas. Platform ini menyediakan fitur e-IPO, analisis emiten, dan transaksi real-time.

Dengan e-IPO, Anda bisa mengikuti seluruh proses penawaran saham secara digital tanpa ribet, cukup lewat ponsel atau desktop Anda. Klik banner di bawah ini untuk mengikuti IPOnya.


Penutup

ARA dan ARB bukan hanya batasan teknis, tetapi juga sinyal penting dalam membaca arah pergerakan pasar. Ketika sebuah saham menyentuh ARA seperti KBLV, itu bisa menjadi indikator kuat adanya perubahan sentimen atau katalis fundamental yang signifikan. Namun sebaliknya, saham yang terkena ARB juga harus dicermati dengan hati-hati, karena bisa menjadi sinyal koreksi atau penurunan yang belum berakhir.

Sebagai investor cerdas, penting untuk tidak hanya terjebak pada euforia kenaikan atau ketakutan akan penurunan. Analisis menyeluruh terhadap fundamental, valuasi, sentimen pasar, serta indikator teknikal, akan menjadi bekal penting dalam meraih keuntungan secara konsisten di pasar saham.