Investasi saham bukan hanya soal membeli saat harga murah dan menjual saat harga naik. Salah satu langkah penting yang sering luput dari perhatian investor terutama pemula adalah profit taking.
Tapi, sebenarnya apa itu profit taking dalam saham dan mengapa hal ini menjadi kunci keberhasilan investasi? Dalam artikel ini, kita akan membahas secara mendalam konsep profit taking, manfaatnya, strategi yang efektif, dan bagaimana menghindari kesalahan umum agar hasil investasi kamu lebih optimal.
Pengertian Profit Taking dalam Investasi Saham
Profit taking adalah proses menjual sebagian atau seluruh saham yang kamu miliki setelah harga saham naik sesuai target yang diharapkan. Tindakan ini bertujuan untuk merealisasikan keuntungan yang sudah diperoleh sebelum pasar berubah arah. Dengan kata lain, profit taking membantu investor mengamankan profit yang belum tentu bertahan lama karena pasar saham sangat dinamis dan bisa berubah secara cepat.
Sebagai gambaran sederhana, jika kamu membeli saham dengan harga Rp1.000 dan harganya naik menjadi Rp1.500, menjual sebagian saham tersebut untuk mendapatkan keuntungan adalah contoh dari profit taking. Langkah ini penting agar keuntungan yang sudah diperoleh tidak hilang akibat fluktuasi harga yang tidak terduga.
Mengapa Profit Taking dalam Saham Sangat Penting?
Mengetahui kapan dan bagaimana melakukan profit taking bisa memberikan dampak besar pada hasil investasi kamu. Berikut beberapa alasan utama mengapa profit taking perlu menjadi bagian dari strategi investasi:
Mengamankan Keuntungan
Keuntungan yang kamu peroleh dari kenaikan harga saham belum menjadi nyata jika saham belum dijual. Profit taking memungkinkan kamu mengunci keuntungan tersebut agar tidak hilang akibat penurunan harga mendadak.
Melindungi dari Risiko Pembalikan Harga
Pasar saham penuh dengan ketidakpastian. Harga saham bisa turun tiba-tiba karena sentimen negatif atau berita tak terduga. Dengan melakukan profit taking, kamu bisa mengurangi risiko kerugian besar.
Membantu Menjaga Disiplin Investasi
Keputusan menjual saham berdasarkan target harga dan analisis membuat investor terhindar dari pengambilan keputusan emosional seperti panik atau serakah.
Memberi Ruang untuk Investasi Baru
Dana yang diperoleh dari profit taking bisa dialokasikan kembali ke saham lain atau instrumen investasi yang lebih menjanjikan, sehingga portofolio kamu tetap berkembang optimal.
Menjaga Keseimbangan Portofolio
Ketika sebuah saham sudah terlalu besar porsi investasinya dalam portofolio, profit taking sebagian bisa membantu mengurangi risiko konsentrasi dan menjaga diversifikasi aset.
Kapan Waktu yang Tepat untuk Melakukan Profit Taking?
Menentukan momen yang tepat untuk mengambil keuntungan bukan perkara mudah dan harus disesuaikan dengan kondisi pasar dan tujuan investasi. Berikut beberapa situasi yang dapat dijadikan acuan:
Menjual Saat Harga Mencapai Target
Sebelum membeli saham, idealnya kamu sudah menentukan target harga jual berdasarkan analisis fundamental dan teknikal. Ketika harga sudah menyentuh target tersebut, saat itulah profit taking bisa dilakukan.
Ketika Sentimen Pasar Berubah
Perubahan kebijakan pemerintah, naik turunnya suku bunga, atau peristiwa geopolitik dapat mempengaruhi harga saham secara signifikan. Melakukan profit taking saat sentimen mulai negatif dapat meminimalkan kerugian.
Saham Dalam Kondisi Overbought
Indikator teknikal seperti RSI (Relative Strength Index) membantu menilai apakah saham sudah terlalu mahal (overbought). Jika RSI menunjukkan angka di atas 70, ini sinyal bagi investor untuk mulai mempertimbangkan profit taking.
Saat Alokasi Portofolio Tidak Seimbang
Jika suatu saham sudah terlalu mendominasi porsi investasi, mengambil keuntungan sebagian untuk menyeimbangkan kembali portofolio adalah langkah bijak.
Saat Dana Dibutuhkan untuk Tujuan Lain
Selain alasan teknikal dan fundamental, profit taking juga bisa dilakukan bila kamu membutuhkan dana untuk keperluan penting, misalnya pendidikan atau pembelian aset, agar tidak menjual saham secara terburu-buru saat pasar sedang tidak kondusif.
Kondisi Terkini: IHSG Menjelang Level 8.000 dan Implikasinya untuk Profit Taking
Baru-baru ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia hampir mencapai angka psikologis 8.000. Pihak BEI menyebut pencapaian ini sebagai wujud optimisme investor sekaligus kado istimewa untuk ulang tahun Republik Indonesia ke-80.
Direktur Pengembangan BEI, Jeffrey Hendrik, menyatakan bahwa momentum ini menunjukkan kepercayaan pasar terhadap kondisi ekonomi domestik dan prospek perusahaan tercatat. Namun, pengamat pasar dari Samuel Sekuritas Indonesia, Harry Su, mengingatkan bahwa kenaikan IHSG lebih banyak didorong oleh saham-saham liquidity driven — saham yang pergerakannya lebih dipengaruhi oleh arus dana investor daripada kinerja fundamental emiten.
Hal ini perlu menjadi perhatian bagi investor karena laporan keuangan kuartal II/2025 menunjukkan adanya penurunan laba bersih agregat dan sejumlah saham meleset dari ekspektasi. Harry Su menilai risiko koreksi dan aksi profit taking cukup tinggi dalam waktu dekat, karena kenaikan IHSG belum didukung oleh perbaikan fundamental yang solid.
Dalam konteks ini, bagi investor yang sudah meraih keuntungan dari kenaikan IHSG, melakukan profit taking secara strategis bisa menjadi langkah tepat untuk mengamankan hasil sebelum potensi koreksi terjadi. Ini juga contoh nyata betapa pentingnya disiplin profit taking, apalagi ketika pasar sedang dalam kondisi euforia tapi fundamental belum sepenuhnya kuat.
Strategi Profit Taking yang Efektif untuk Investor
Agar profit taking tidak dilakukan secara gegabah dan emosional, ada beberapa strategi yang bisa kamu terapkan:
- Partial Profit Taking: Menjual sebagian saham untuk mengamankan keuntungan sambil tetap mempertahankan posisi jika harga saham masih berpotensi naik lebih tinggi. Ini memberikan keseimbangan antara pengamanan profit dan peluang kenaikan.
- Trailing Stop: Strategi ini menggunakan stop loss yang disesuaikan mengikuti kenaikan harga saham. Jika harga turun hingga batas stop loss, saham akan otomatis terjual sehingga keuntungan tetap terlindungi tanpa harus memantau pasar secara terus-menerus.
- Sell on Strength: Menjual saham saat harga melonjak tajam dalam waktu singkat akibat sentimen positif pasar. Ini bisa menjadi kesempatan untuk merealisasikan keuntungan sebelum harga kembali stabil atau turun.
- Profit Taking Bertahap: Melakukan penjualan keuntungan secara bertahap pada berbagai level harga yang telah ditentukan sebelumnya. Strategi ini membantu memaksimalkan potensi keuntungan sekaligus meminimalkan risiko kehilangan momentum pasar.
Kesalahan yang Sering Terjadi Saat Melakukan Profit Taking
Untuk menghindari kerugian yang tidak perlu, hindari beberapa kesalahan berikut ini saat melakukan profit taking:
- Menjual seluruh saham terlalu cepat karena takut harga turun, padahal masih ada potensi naik.
- Tidak membuat target harga dan rencana exit sejak awal sehingga keputusan jual menjadi impulsif.
- Terlalu percaya diri bahwa harga saham akan terus naik tanpa koreksi.
- Menunda menjual berharap harga naik lebih tinggi, lalu akhirnya kehilangan peluang.
Bagi Anda yang tertarik beli e-IPO, prosesnya kini makin mudah lewat aplikasi investasi seperti M-STOCK dari Mirae Asset Sekuritas. Platform ini menyediakan fitur e-IPO, analisis emiten, dan transaksi real-time.
Dengan e-IPO, Anda bisa mengikuti seluruh proses penawaran saham secara digital tanpa ribet, cukup lewat ponsel atau desktop Anda. Klik banner di bawah ini untuk mengikuti IPOnya.
Kesimpulan
Profit taking bukanlah tanda takut rugi atau cepat puas, melainkan bagian dari pengelolaan risiko yang cerdas dan disiplin dalam berinvestasi saham. Dengan memahami apa itu profit taking dalam saham dan kapan waktu terbaik melakukannya, kamu bisa menjaga keuntungan yang sudah diraih dan mempersiapkan diri menghadapi volatilitas pasar.
Kondisi pasar saat ini, seperti lonjakan IHSG mendekati level 8.000, menjadi pengingat bagi investor untuk tidak terlena dengan kenaikan harga yang belum sepenuhnya didukung fundamental kuat. Strategi profit taking yang tepat akan membantu kamu menjaga hasil investasi dan membuka peluang baru dalam portofolio.
Mulailah merencanakan langkah profit taking sekarang agar investasi kamu berjalan lebih terarah dan hasilnya maksimal.
Sumber gambar utama: wemastertrade.com