Apa Itu Free Float Saham? Inilah Ulasannya!

apa itu free float saham

Dalam dunia investasi saham, istilah free float sering kali muncul saat membahas ketersediaan saham di pasar. Tapi, sebenarnya apa itu free float saham? Istilah ini memiliki peran penting dalam menilai likuiditas suatu saham dan seberapa besar porsi saham yang dapat diperdagangkan oleh investor publik.

Untuk memperjelas konsep ini, mari kita kupas tuntas pengertiannya dengan mengacu pada data terbaru dari PT Indokripto Koin Semesta Tbk. (kode saham: COIN) sebagai studi kasus.

Apa yang Dimaksud dengan Free Float?

Secara sederhana, free float saham merujuk pada jumlah saham dari suatu perusahaan publik yang dimiliki oleh investor non-pengendali dan tersedia untuk diperdagangkan di pasar. Saham-saham ini tidak termasuk dalam kepemilikan internal seperti manajemen, pemilik utama, atau institusi yang memiliki komitmen jangka panjang dan tidak berniat memperjualbelikan sahamnya dalam waktu dekat.

Semakin besar free float sebuah perusahaan, maka semakin besar pula potensi transaksi jual beli saham di pasar terbuka. Hal ini membuat saham tersebut lebih likuid, dan lebih menarik bagi investor ritel maupun institusional.



Studi Kasus: Komposisi Free Float Saham PT Indokripto Koin Semesta Tbk. (COIN)

* Data Per 31 Juli 2025

PT Indokripto Koin Semesta Tbk. (COIN), perusahaan yang baru melantai di Bursa Efek Indonesia, merilis laporan kepemilikan saham yang memberikan gambaran menarik tentang bagaimana free float berperan dalam struktur saham perusahaan.

Per tanggal 31 Juli 2025, porsi saham publik (free float) COIN tercatat sebesar 43,05% dari total saham yang beredar. Dengan total saham mencapai 14,71 miliar lembar, berarti sekitar 6,33 miliar saham COIN beredar di tangan publik dan siap diperdagangkan di pasar.

Meski free float cukup tinggi, COIN tetap memiliki struktur pemegang saham pengendali yang kuat, antara lain:

  • PT Megah Perkasa memegang 3,53 miliar saham (23,98%).
  • PT Bahana Nusantara memiliki 2,93 miliar saham (19,93%).
  • Budi Mardiono menguasai 1,17 miliar saham (7,93%).
  • PT Teknologi Anak Nusantara memiliki 750 juta saham (5,1%).

Secara total, saham pengendali ini menyumbang 37,01% dari total saham COIN.

Kenapa Free Float Penting untuk Investor?

Lalu apa yang menyebabkan free float penting?

Menentukan Likuiditas Saham

Salah satu manfaat utama memahami apa itu free float saham adalah untuk menilai likuiditas saham tersebut. Semakin besar jumlah saham yang beredar bebas di pasar, semakin mudah bagi investor untuk masuk dan keluar dari posisi investasinya tanpa memengaruhi harga terlalu signifikan.

Mempengaruhi Pergerakan Harga

Saham dengan free float rendah cenderung lebih mudah bergejolak karena sedikitnya saham yang tersedia untuk diperdagangkan. Hal ini dapat dimanfaatkan oleh spekulan atau trader jangka pendek, tetapi bisa menjadi risiko bagi investor jangka panjang.

Menentukan Bobot dalam Indeks

Di beberapa indeks saham seperti LQ45 atau IDX30, perhitungan bobot saham tidak hanya berdasarkan kapitalisasi pasar, tetapi juga memperhitungkan free float. Oleh karena itu, perusahaan dengan kapitalisasi besar tapi free float rendah bisa memiliki bobot yang lebih kecil dalam indeks.



Jumlah Investor COIN dan Pembatasan Jual Saham

Supaya lebih detail kita cek singkatnya di sini:

Lonjakan Jumlah Pemegang Saham

Hingga akhir Juli 2025, COIN dilaporkan telah memiliki 119.185 pemegang saham. Angka ini menunjukkan minat besar dari publik terhadap saham ini, apalagi mengingat COIN adalah emiten yang baru IPO tahun ini.

Komitmen Tidak Menjual Saham

Penting untuk dicatat, seluruh pemegang saham awal COIN telah menyatakan tidak akan mengalihkan sahamnya selama 8 bulan sejak pernyataan pendaftaran IPO efektif. Selain itu, para pengendali—termasuk Andrew Hidayat, Jeth Soetoyo, Budi Mardiono, dan Aaron Ang Nio—menyatakan tetap akan mempertahankan kendali selama 12 bulan sejak IPO efektif.

Kebijakan ini berdampak langsung pada stabilitas harga dan persepsi investor terhadap konsistensi manajemen.

Pemegang Saham Awal Pasca IPO

Setelah melepas 15% saham ke publik saat IPO, beberapa institusi tercatat menjadi pemegang saham awal, seperti:

  • PT Cakrawala Indotama Abadi
  • PT Duta Perkasa Teknologi
  • PT Fajar Informatika Perkasa
  • PT Graha Putra Mentari
  • PT Harmoni Sentosa Nusantara
    Masing-masing dengan kepemilikan sebesar 3,4%.

Selain itu, ada juga:

  • PT Mantra Permata Sejahtera dan PT Surya Digital Gemilang (masing-masing 3,19%)
  • PT Energi Harmoni Perkasa (2,55%)
  • PT Sentra Dana Kapital (1,27%)
  • PT Arunika Harmoni Semesta (0,85%)

Keberadaan institusi ini menunjukkan dukungan dari investor strategis terhadap prospek jangka panjang COIN.

Keseimbangan Antara Pengendali dan Publik

Satu hal yang menarik dari struktur kepemilikan COIN adalah keseimbangan antara pengendali dan investor publik. Meski ada empat pihak utama yang menguasai hampir 40% saham, mayoritas saham justru berada di tangan publik dan pemegang saham non-pengendali lainnya.

Keseimbangan ini dapat menciptakan dinamika yang sehat dalam pergerakan saham dan tata kelola perusahaan, terutama jika disertai transparansi dari manajemen dan komitmen jangka panjang dari pemegang saham utama.

Penutup

Memahami apa itu free float saham tidak sekadar soal definisi, tetapi juga menyangkut bagaimana saham diperdagangkan, siapa yang memilikinya, dan bagaimana struktur kepemilikan itu memengaruhi pasar. Kasus COIN adalah contoh konkret bagaimana komposisi free float dapat memberikan sinyal penting bagi investor, baik dari sisi likuiditas, kepercayaan publik, hingga stabilitas jangka panjang.

Dengan free float sebesar 43,05%, COIN menunjukkan karakteristik sebagai saham yang cukup likuid, namun tetap memiliki fondasi kuat dari para pemegang saham pengendali. Sebuah kombinasi yang patut dipertimbangkan oleh investor yang mencari keseimbangan antara kestabilan dan potensi pertumbuhan.


Sumber gambar utama: ajaib.com