Dalam dunia investasi, keberadaan investor asing di pasar saham sering kali menjadi sorotan utama. Mereka tak hanya membawa modal besar, tapi juga menentukan arah pergerakan saham melalui pengaruh mereka dalam kepemilikan mayoritas. Di Bursa Efek Indonesia (BEI), ada sejumlah emiten yang sahamnya banyak dikuasai oleh investor asing, bahkan hingga lebih dari 90%.
Kehadiran asing sebagai pemilik mayoritas bukan hanya menunjukkan kepercayaan global terhadap prospek ekonomi Indonesia, tetapi juga memberi pengaruh besar terhadap pengambilan keputusan strategis perusahaan. Lalu, siapa saja emiten yang berada dalam daftar ini?
Mengapa Kepemilikan Asing di Saham RI Penting?
Sebelum masuk ke daftar perusahaan, penting untuk memahami mengapa kepemilikan asing dalam saham di BEI menjadi perhatian. Investor asing cenderung berorientasi jangka panjang dan membawa praktik bisnis global yang dapat meningkatkan kinerja perusahaan. Selain itu, dominasi asing sering kali diikuti dengan stabilitas manajemen dan efisiensi operasional.
Namun, sisi lainnya adalah pengaruh dominan dari luar negeri terhadap keputusan strategis yang bisa saja kurang berpihak pada kepentingan nasional. Oleh karena itu, informasi mengenai siapa yang mengendalikan emiten di pasar sangat relevan bagi para investor ritel maupun institusional.
Daftar Saham di Bursa RI yang Paling Banyak Dikuasai Asing
Berikut ini adalah sebelas perusahaan publik yang mayoritas sahamnya dikendalikan oleh entitas asing, dari sektor perbankan hingga manufaktur.
1. PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN)
Bank Danamon menjadi perusahaan dengan kepemilikan asing terbesar di BEI saat ini. Sekitar 94,27% sahamnya dimiliki oleh MUFG Bank, institusi keuangan raksasa asal Jepang. Kepemilikan tersebut dilakukan baik secara langsung maupun melalui anak perusahaan. Dengan porsi sebesar itu, MUFG memiliki kontrol dominan dalam pengambilan keputusan, mulai dari arah kebijakan, strategi bisnis, hingga pengangkatan manajemen.
2. PT HM Sampoerna Tbk (HMSP)
Perusahaan rokok terbesar di Indonesia ini dimiliki oleh Philip Morris International sebesar 92,44%. Hanya sekitar 7,5% saham HMSP yang beredar di publik, mendekati ambang batas minimum free float yang ditetapkan oleh BEI. Meski begitu, HMSP tetap menjadi salah satu emiten dengan kapitalisasi besar dan volume transaksi aktif.
3. PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA)
CIMB Niaga dikuasai oleh induk perusahaannya, CIMB Group Sdn. Bhd. asal Malaysia dengan kepemilikan mencapai 91,44%. Dengan hanya 7,43% saham yang beredar di publik, bank ini beroperasi sebagai bagian dari jaringan regional CIMB di Asia Tenggara, mengimplementasikan standar operasional dan strategi regional.
4. PT Bank BTPN Tbk (BTPN)
Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) juga menjadi milik asing dengan porsi 91,04% saham dikuasai oleh Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC) dari Jepang. Sebagai bank yang fokus pada digitalisasi dan layanan bagi segmen pensiunan dan UKM, BTPN telah menjadi bagian dari ekspansi bisnis SMBC di Asia.
5. PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP)
OCBC Bank dari Singapura memegang kendali atas 85,1% saham Bank OCBC NISP. Sebagai anak perusahaan, OCBC NISP menerapkan banyak sistem dan praktik bisnis dari induk perusahaannya, terutama dalam hal digital banking dan manajemen risiko.
6. PT Astra International Tbk (ASII)
Berbeda dari mayoritas perusahaan di daftar ini, Astra International bukan sepenuhnya dikuasai asing. Namun, Jardine Cycle & Carriage Limited, perusahaan asal Singapura, memiliki saham sebesar 50,11%, yang menjadikannya pemegang saham terbesar. Meski free float perusahaan ini relatif besar (45,07%), Jardine tetap berperan sebagai pengendali karena tidak ada kelompok pemegang saham lain yang lebih besar.
7. PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA)
Di sektor agribisnis dan pangan, Japfa Ltd dari Singapura memiliki 55,43% saham JPFA. Perusahaan ini menjadi salah satu produsen pakan ternak dan peternakan ayam terbesar di Indonesia, dengan jaringan distribusi yang luas dan pangsa pasar yang besar.
8. PT Bank KB Bukopin Tbk (BBKP)
Bank yang sebelumnya dikenal sebagai Bank Bukopin ini sekarang mayoritas sahamnya dikuasai oleh Kookmin Bank Co., Ltd. dari Korea Selatan dengan kepemilikan sebesar 67%, ditambah 17% oleh STIC Eugene Star Holding Inc., membuat total kendali asing mencapai 84%.
9. PT Bank JTrust Indonesia Tbk (BCIC)
J Trust Co., Ltd. dan J Trust Asia Pte. Ltd. secara gabungan menguasai sekitar 91,37% saham BCIC. Free float-nya bahkan lebih rendah dibanding yang lain, hanya sekitar 7,24%, menunjukkan dominasi kuat pemilik asing terhadap bank ini.
10. PT Bank Maybank Indonesia Tbk (BNII)
Maybank Indonesia dikendalikan oleh dua pemegang saham asing utama: Sorak Financial Holdings Pte Ltd (45,02%) dan Maybank Offshore Corporate Services (33,95%). Total kendali asing mencapai 78,97%, menjadikan bank ini bagian dari ekosistem Maybank Group asal Malaysia.
11. PT Fortune Indonesia Tbk (FORU)
Di luar sektor keuangan dan industri berat, Fortune Indonesia, perusahaan periklanan dan komunikasi, dimiliki oleh IMR Asia Holding Pte. Ltd. sebesar 76,81%. Meskipun tergolong kecil dalam kapitalisasi, struktur kepemilikannya menunjukkan bahwa bukan hanya sektor besar yang menarik investor asing.
Free Float dan Regulasi BEI
Satu hal yang patut dicatat adalah free float atau jumlah saham yang tersedia untuk publik. BEI mewajibkan minimal 7,5% free float agar suatu saham tetap bisa tercatat. Beberapa emiten di atas memiliki free float yang sangat minim, mendekati ambang batas tersebut.
Kondisi ini penting diperhatikan oleh investor ritel karena rendahnya free float bisa memengaruhi likuiditas saham, membuatnya rentan terhadap volatilitas harga dan sulit dijual kembali dalam jumlah besar. Selain itu, pengaruh pemegang mayoritas bisa sangat kuat dalam menentukan arah kebijakan korporasi.
Bagi Anda yang tertarik beli e-IPO, prosesnya kini makin mudah lewat aplikasi investasi seperti M-STOCK dari Mirae Asset Sekuritas. Platform ini menyediakan fitur e-IPO, analisis emiten, dan transaksi real-time.
Dengan e-IPO, Anda bisa mengikuti seluruh proses penawaran saham seperti PSAT secara digital tanpa ribet, cukup lewat ponsel atau desktop Anda. Klik banner di bawah ini untuk mengikuti IPOnya.
Penutup
Daftar saham di Bursa RI yang paling banyak dikuasai asing ini menunjukkan bahwa sektor-sektor strategis seperti perbankan, manufaktur, dan agribisnis menjadi incaran utama investor luar negeri. Mereka melihat potensi pertumbuhan jangka panjang di Indonesia dan memanfaatkan kekuatan modal untuk menguasai pasar.
Bagi investor domestik, hal ini bisa menjadi sinyal positif sekaligus tantangan. Positif karena ada kepercayaan asing terhadap ekonomi nasional. Tapi juga menjadi pengingat bahwa kontrol terhadap aset penting bangsa perlahan bergeser ke tangan luar.
Sebagai investor, penting untuk tidak hanya melihat kepemilikan, tetapi juga memperhatikan aspek lain seperti kinerja keuangan, prospek industri, serta tata kelola perusahaan.
- Sumber gambar utama: ajaib.com
- Sumber data: CNBC