Rasio PBV dan PER CDIA dalam Penawaran Saham Perdana

Rasio PBV dan PER CDIA

Dalam dunia investasi, memahami rasio valuasi perusahaan sangat penting sebelum memutuskan untuk membeli saham. PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA), anak usaha dari PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA), baru saja melaksanakan penawaran umum perdana (IPO) dengan nilai yang cukup besar di pasar modal Indonesia.

Salah satu aspek yang menjadi perhatian investor adalah bagaimana posisi valuasi CDIA, khususnya melalui rasio Price to Book Value (PBV) dan Price Earning Ratio (PER). Dalam artikel ini, M-STOCK akan mengulas secara mendalam mengenai PBV PER CDIA, serta bagaimana angka-angka ini mencerminkan prospek perusahaan ke depan.

Sekilas Tentang PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA)

CDIA adalah perusahaan investasi infrastruktur yang memiliki cakupan bisnis cukup luas, mulai dari energi, air, kepelabuhan, penyimpanan, hingga logistik.

Perusahaan ini dimiliki oleh dua pemegang saham utama, yakni PT Chandra Asri Pacific Tbk yang memegang 66,67% saham dan Phoenix Power BV yang memiliki 33,33%. Phoenix Power BV sendiri merupakan bagian dari EGCO Group, perusahaan listrik terkemuka asal Thailand. Penerima manfaat utama dari perusahaan ini adalah pengusaha ternama, Prajogo Pangestu.

IPO CDIA dan Harga Saham yang Ditawarkan

Pada penawaran umum perdana yang berlangsung dari tanggal 2 hingga 7 Juli 2025, CDIA melepas sekitar 12,48 miliar saham atau setara dengan 10% dari total saham perusahaan. Harga final IPO berada di angka Rp 190 per saham, tepat di batas atas harga bookbuilding.

Dengan demikian, total dana yang berhasil dihimpun mencapai Rp 2,37 triliun. Saham CDIA dijadwalkan mulai diperdagangkan secara resmi di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 9 Juli 2025.



Apa Itu Rasio PBV dan PER?

Sebelum membahas lebih jauh mengenai PBV PER CDIA, penting untuk memahami definisi dari kedua rasio ini:

  • Price to Book Value (PBV) adalah rasio yang menunjukkan perbandingan harga pasar saham terhadap nilai buku perusahaan per saham. Nilai buku sendiri dihitung berdasarkan total aset dikurangi kewajiban. Rasio ini digunakan untuk menilai apakah saham dihargai terlalu tinggi atau rendah dibandingkan nilai buku perusahaan.
  • Price Earning Ratio (PER) adalah rasio harga saham terhadap laba bersih per saham. PER memberikan gambaran tentang berapa banyak investor bersedia membayar untuk setiap rupiah laba perusahaan.

Analisis Rasio PBV CDIA

Berdasarkan laporan keuangan per 31 Desember 2024, nilai buku CDIA tercatat sebesar Rp 96,78 per saham. Dengan harga IPO Rp 190, maka rasio PBV perusahaan berada di angka 1,96 kali. Ini artinya, pasar memberikan valuasi hampir dua kali lipat dari nilai bukunya.

Rasio PBV hampir 2 kali ini mencerminkan ekspektasi positif dari investor terhadap potensi pertumbuhan bisnis infrastruktur yang dijalankan CDIA. Investasi di sektor energi, air, dan logistik memang menjadi sektor yang terus dibutuhkan, apalagi di tengah perkembangan ekonomi Indonesia yang pesat.

Analisis Rasio PER CDIA

Laba per saham (EPS) CDIA tahun 2024 dilaporkan sebesar Rp 5,22. Dengan harga saham Rp 190, rasio PER perusahaan mencapai 36,38 kali. Artinya, investor bersedia membayar lebih dari 36 kali laba perusahaan untuk memiliki saham CDIA.

Rasio PER yang relatif tinggi ini umumnya menunjukkan bahwa pasar memiliki harapan besar terhadap pertumbuhan laba di masa mendatang. Namun, bagi sebagian investor, PER setinggi ini bisa menandakan harga saham yang mahal dan menuntut performa luar biasa dari perusahaan.


Beli Saham e-IPO di M-STOCK 

Bagi Anda yang tertarik beli e-IPO CDIA, prosesnya kini makin mudah lewat aplikasi investasi seperti M-STOCK dari Mirae Asset Sekuritas. Platform ini menyediakan fitur e-IPO, analisis emiten, dan transaksi real-time.

Dengan e-IPO, Anda bisa mengikuti seluruh proses penawaran saham seperti CDIA secara digital tanpa ribet, cukup lewat ponsel atau desktop Anda. Klik banner di bawah ini untuk mengikuti IPOnya.


Kinerja Keuangan CDIA yang Menguat

Dalam setahun terakhir, CDIA menunjukkan pertumbuhan laba bersih yang signifikan. Laba tahun berjalan meningkat tajam dari US$ 1,89 juta pada 2023 menjadi US$ 32,69 juta pada 2024.

Peningkatan tersebut terutama didukung oleh bisnis penjualan daya listrik, jasa kelistrikan, dan juga pendapatan dari jual sewa kapal. Dengan pendapatan sebesar US$ 102,25 juta di 2024, perusahaan menunjukkan fundamental yang kuat dan potensi untuk terus tumbuh.

Struktur Kepemilikan dan Sinergi Strategis

Selain angka-angka valuasi dan kinerja keuangan, aspek kepemilikan menjadi faktor penting yang memberikan kepercayaan lebih pada investor. Dengan PT Chandra Asri Pacific Tbk sebagai pemegang saham mayoritas serta kolaborasi strategis bersama EGCO Group melalui Phoenix Power BV, CDIA memiliki pondasi yang solid.

Sinergi ini memungkinkan perusahaan untuk mengakses sumber daya, keahlian teknis, dan jaringan yang mendukung pengembangan proyek infrastruktur, terutama di sektor energi yang sangat kapital intensif.



Penutup 

Rasio PBV PER CDIA menggambarkan bagaimana pasar memandang potensi pertumbuhan perusahaan investasi infrastruktur ini. Dengan PBV mendekati dua kali nilai buku, dan PER yang cukup tinggi di angka 36,38 kali, investor menunjukkan optimisme terhadap bisnis CDIA.

Pertumbuhan laba bersih yang signifikan serta dukungan dari pemegang saham strategis membuat CDIA layak untuk diperhatikan oleh para investor yang ingin masuk ke sektor infrastruktur dan energi. Meski demikian, penting untuk melakukan analisis lebih lanjut dan mempertimbangkan risiko sebelum mengambil keputusan investasi.


  • Sumber data: investor.id
  • Sumber gambar utama: idxchannel.com