Pasar modal Indonesia kembali diramaikan oleh langkah agresif yang dilakukan salah satu tokoh utama di industri rumah sakit. Saham HEAL milik PT Medikaloka Hermina Tbk mendadak menjadi fokus perhatian setelah Direktur Utama sekaligus pengendali perusahaan, Yulisar Khiat, kembali mengakumulasi saham dalam jumlah sangat besar. Aksi pembelian ini bukan hanya menambah porsi kepemilikannya, tetapi juga menghadirkan sinyal kuat mengenai optimisme manajemen terhadap masa depan Hermina.
Di tengah dinamika industri kesehatan yang terus berkembang, keputusan pejabat internal membeli saham perusahaannya sendiri sering dibaca sebagai tanda adanya prospek pertumbuhan yang diyakini masih solid. Tak heran jika pergerakan ini langsung mendapat respons dari para pelaku pasar.
Aksi Besar Yulisar Khiat Memborong Saham HEAL
Dalam transaksi yang tercatat pada 25–26 November 2025, Yulisar melaksanakan pembelian sebanyak 20,5 juta lembar saham. Dengan harga rata-rata Rp 1.432 per lembar, total dana yang digelontorkan mencapai sekitar Rp 29 miliar.
Aksi tersebut menunjukkan keseriusan seorang pengendali perusahaan dalam memperkuat posisinya di tengah dinamika pasar. Bagi investor, langkah ini dapat dianggap sebagai sinyal positif, terutama ketika dilakukan oleh figur yang memiliki pemahaman mendalam mengenai kondisi internal perusahaan.
Pembelian dalam jumlah besar biasanya menunjukkan kepercayaan kuat terhadap struktur keuangan serta potensi pertumbuhan perusahaan dalam jangka menengah.
Rangkaian Pembelian Sejak Awal November
Aksi borong pada akhir November bukanlah satu-satunya transaksi penting. Pada awal bulan, Yulisar sudah melakukan dua transaksi yang tidak kalah signifikan.
Pada 6 November 2025, Yulisar membeli 2,24 juta lembar pada harga rata-rata Rp 1.442 per saham. Nilai transaksi mencapai Rp 3,23 miliar. Meski bukan volume terbesar, langkah ini menandai komitmen awal untuk memperbesar porsi kepemilikan.
Sehari kemudian, 7 November 2025, Yulisar kembali menambah investasi dengan membeli 10,32 juta lembar saham HEAL. Harga pembelian berada di kisaran Rp 1.425, sehingga total dana yang dikeluarkan mencapai Rp 14,70 miliar.
Rangkaian pembelian bertahap ini menunjukkan pola akumulasi berkelanjutan yang mencerminkan keyakinan terhadap valuasi saham Hermina yang dianggap masih menarik.
Kepemilikan Yulisar Melonjak Jadi 6,35%
Setelah seluruh transaksi tersebut dikonsolidasikan, total kepemilikan Yulisar Khiat di HEAL meningkat menjadi 6,35%. Dengan demikian, ia kini menjadi pejabat perseroan dengan kepemilikan saham terbesar, memperkuat posisinya sebagai pengendali.
Dalam konteks pasar modal, peningkatan kepemilikan ini sering dikaitkan dengan komitmen jangka panjang dari jajaran manajemen terhadap perusahaan. Ketika petinggi perusahaan memutuskan menambah porsi sahamnya sendiri, hal ini memberikan sinyal bahwa manajemen melihat prospek yang positif ke depan.
Struktur Pemegang Saham
Meskipun Yulisar meningkatkan kepemilikannya, struktur kepemilikan HEAL masih menunjukkan bahwa Grup Astra tetap menjadi pemegang saham terbesar setelah publik. Kombinasi antara investor institusional besar seperti Astra dan kepemilikan manajemen yang meningkat menciptakan struktur kepemilikan yang lebih stabil.
Kehadiran Astra dalam jajaran pemegang saham memberi sentimen positif tambahan bagi pasar karena diasosiasikan dengan tata kelola perusahaan yang ketat serta kemampuan memacu pertumbuhan jangka panjang.
Konsistensi Aksi Pembelian Sepanjang 2025
Selain transaksi besar pada November, catatan penting bagi investor adalah konsistensi Yulisar membeli saham HEAL sepanjang tahun 2025. Beberapa aksi akumulasi tercatat sejak awal tahun, menunjukkan bahwa strategi penambahan kepemilikan bukanlah keputusan spontan, tetapi bagian dari visi panjang untuk memperkuat kontrol dan menunjukkan keyakinan terhadap fundamental perusahaan. Konsistensi semacam ini menambah bobot interpretasi bahwa manajemen melihat valuasi HEAL berada pada level yang sangat menarik.
Pengaruh Aksi Pembelian terhadap Sentimen Saham HEAL
Pembelian saham oleh pengendali perusahaan hampir selalu memicu sentimen positif. Dalam konteks Saham HEAL, langkah Yulisar dapat menarik minat pelaku pasar yang ingin mengikuti arah pergerakan insider. Kehadiran transaksi besar dari manajemen sering dianggap sebagai indikator bahwa potensi pertumbuhan perusahaan cukup kuat.
Peningkatan permintaan dalam jumlah besar dari pihak internal dapat memberi dorongan terhadap likuiditas dan persepsi nilai saham. Namun, pergerakan jangka panjang tetap sangat bergantung pada kinerja operasional Hermina, termasuk perluasan jaringan rumah sakit, efisiensi biaya, serta pertumbuhan pendapatan di tengah meningkatnya kebutuhan layanan medis di Indonesia.
Prospek Saham HEAL dalam Industri Kesehatan yang Berkembang
Industri layanan kesehatan Indonesia berada dalam fase ekspansi, didorong oleh pertumbuhan populasi, urbanisasi, serta peningkatan kesadaran terhadap kesehatan masyarakat. Hermina sebagai salah satu jaringan rumah sakit terbesar memiliki peluang besar untuk memanfaatkan pertumbuhan tersebut.
Dengan pengendali perusahaan menambah kepemilikan secara agresif, pasar dapat menafsirkan bahwa strategi bisnis jangka panjang Hermina berada pada jalur yang tepat. Dalam lanskap kompetitif seperti sekarang, langkah internal tersebut menjadi indikator kuat mengenai prospek pertumbuhan.
Penutup
Aksi akumulasi yang dilakukan Yulisar Khiat sepanjang November 2025 memberi warna baru bagi dinamika Saham HEAL. Dengan nilai pembelian mencapai puluhan miliar rupiah, pesan yang tersampaikan ke pasar cukup jelas: ada keyakinan besar terhadap keberlanjutan kinerja Hermina.
Bagi investor, rangkaian pembelian ini menjadi sinyal yang layak diperhatikan. Dengan dukungan pemegang saham besar, pertumbuhan bisnis yang stabil, serta kepercayaan tinggi dari pengendali perusahaan, saham HEAL memiliki potensi untuk memberikan cerita menarik dalam beberapa bulan ke depan.
Sumber: CNBC


