IPO 2026 Diprediksi Meledak: BEI Bidik 50 Emiten Baru

ipo 2026

Pasar modal Indonesia diperkirakan memasuki fase ekspansi besar pada tahun mendatang. Bursa Efek Indonesia (BEI) menyampaikan proyeksi ambisius untuk IPO 2026, dengan target puluhan perusahaan baru melantai di bursa. Dorongan ini bukan hanya fokus pada jumlah, tetapi juga pada peningkatan kualitas dan keberagaman sektor yang akan memperkuat ekosistem pasar modal nasional.

Dalam konferensi pers RUPSLB 2025, Direktur Utama BEI, Iman Rachman, mengungkapkan bahwa minat perusahaan untuk go public terus menunjukkan tren positif. Pipeline IPO saat ini mencerminkan optimisme tersebut dan menjadi landasan bagi ekspansi yang lebih besar di tahun mendatang.

 Target IPO 2026 yang Meningkat Signifikan

Program akselerasi pertumbuhan pasar modal membuat BEI menetapkan target 50 perusahaan untuk melakukan penawaran saham perdana pada 2026. Target ini meningkat dibanding tahun sebelumnya serta menunjukkan komitmen BEI untuk memperluas jumlah emiten dan memperdalam kapitalisasi pasar.

Kenaikan target ini didukung oleh tren perusahaan yang kian melihat pasar modal sebagai sumber pendanaan jangka panjang yang lebih fleksibel. Banyak bisnis mulai mempertimbangkan ekspansi lewat IPO, terutama setelah melihat keberhasilan emiten-emiten baru dalam beberapa tahun terakhir.



Pipeline IPO Menjelang 2026

Per 23 Oktober 2025, BEI mencatat 13 perusahaan yang sudah masuk daftar pipeline IPO. Pipeline ini terdiri dari berbagai skala usaha, yaitu:

  • 2 perusahaan beraset kecil
  • 6 perusahaan beraset menengah
  • 5 perusahaan beraset besar

Komposisi ini menunjukkan bahwa minat untuk melantai di BEI masih didominasi perusahaan aset menengah, namun perusahaan besar juga menunjukkan partisipasi yang semakin aktif.

Dari total pipeline tersebut, hanya dua perusahaan yang mengajukan laporan keuangan periode Juli 2025, sementara selebihnya memakai laporan keuangan semester I 2025. Hal ini menandakan bahwa sebagian besar perusahaan masih berada pada tahap finalisasi sebelum benar-benar siap masuk ke proses penawaran.

Fokus pada Lighthouse IPO 2026

Selain mengejar jumlah, BEI menargetkan peningkatan IPO raksasa yang dikenal dengan istilah “lighthouse”. Emiten kategori ini merupakan perusahaan berkapitalisasi besar dengan persyaratan:

  • Market cap minimal Rp 3 triliun
  • Free float sedikitnya 15%
  • Nilai IPO yang biasanya mencapai Rp 700 miliar atau lebih

Untuk tahun depan, BEI berharap ada 6 emiten lighthouse mengisi daftar IPO 2026. Emiten jumbo ini berpotensi menarik dana besar, meningkatkan likuiditas pasar, serta memperkuat posisi BEI sebagai bursa yang atraktif di kawasan Asia Tenggara.

Konsistensi BEI dalam Menjaga Kualitas Emiten

Walaupun BEI menargetkan jumlah IPO yang cukup agresif, Iman Rachman menegaskan bahwa kualitas tetap menjadi prioritas utama. BEI tidak hanya menilai kesiapan dokumen atau skala perusahaan, tetapi juga model bisnis, tata kelola, transparansi, dan daya saing jangka panjang.

Dengan penekanan pada kualitas, BEI berharap emiten baru tidak hanya masuk bursa sebagai agenda jangka pendek, tetapi benar-benar menjadi perusahaan publik yang mampu tumbuh berkelanjutan dan memberikan manfaat bagi investor.



Pipeline Selain IPO: Rights Issue & Obligasi

Selain daftar pipeline IPO, BEI juga mencatat aktivitas korporasi lain yang sedang berjalan:

  • 1 perusahaan berada dalam pipeline untuk melakukan rights issue
  • 23 emisi obligasi akan diterbitkan oleh 18 perusahaan

Data ini menunjukkan bahwa pasar pendanaan melalui bursa tidak hanya ramai di sektor saham, tetapi juga instrumen utang dan aksi korporasi lainnya.

Diversifikasi Industri Emiten dalam Pipeline

Sebagai tambahan penting yang relevan dari keseluruhan data pipeline, terdapat pola bahwa pipeline 2025–2026 menunjukkan diversifikasi sektor yang lebih luas. Walaupun artikel tidak menyebut sektor spesifik, variasi ukuran aset (kecil, menengah, besar) menggambarkan bahwa minat datang dari berbagai industri, baik sektor baru maupun sektor mapan. Diversifikasi ini penting karena:

  • Mengurangi konsentrasi risiko pada satu industri
  • Meningkatkan daya tarik investor institusi dan global
  • Memperkuat struktur indeks pasar modal

Tren masuknya berbagai jenis perusahaan ini mengindikasikan bahwa BEI semakin inklusif dan menarik bagi berbagai model bisnis.

Prospek IPO 2026 bagi Pasar Modal Indonesia

Jika semua target tercapai—50 IPO baru termasuk 6 emiten jumbo—2026 berpotensi menjadi salah satu periode paling ekspansif dalam sejarah BEI. Dengan bertambahnya emiten dari berbagai sektor dan skala, kapitalisasi pasar Indonesia dapat meningkat signifikan dan memperkuat posisi BEI sebagai salah satu bursa dengan dinamika paling aktif di Asia.

Investor pun dapat menantikan peluang lebih banyak, terutama dari perusahaan dengan fundamental kuat dan skala bisnis besar yang menawarkan potensi pertumbuhan jangka panjang.



Penutup

Gelombang IPO 2026 diprediksi menjadi momentum besar bagi pasar modal Indonesia. Dengan target 50 perusahaan melantai, ditambah 6 calon emiten berskala jumbo, BEI menunjukkan kesiapan untuk memasuki era pertumbuhan lebih agresif namun tetap berkualitas. Pipeline yang sudah ada serta perhatian terhadap kualitas emiten memperkuat optimisme bahwa pasar modal Indonesia akan semakin kompetitif di kawasan regional.

Tahun 2026 bukan hanya tentang bertambahnya jumlah perusahaan publik, tetapi juga tentang memperluas ekosistem pasar modal, meningkatkan likuiditas, serta menciptakan peluang investasi yang lebih variatif bagi investor dalam negeri maupun luar negeri.


Sumber : CNBC Indonesia