Pasca pencatatan perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 9 Juli 2025, PT Chandra Daya Investasi Tbk. (CDIA) langsung menjadi sorotan utama di lantai bursa.
Antusiasme investor terhadap saham ini tampak luar biasa, ditandai dengan lonjakan harga yang signifikan dan status auto reject atas (ARA) selama beberapa hari berturut-turut.
Dalam artikel ini, M-STOCK akan mengulas secara mendalam update CDIA setelah IPO, mulai dari performa harga, strategi dividen, faktor-faktor pendukung, hingga potensi jangka panjangnya.
Harga Saham CDIA Melonjak Tajam dalam Hitungan Hari
CDIA memulai debutnya di BEI dengan harga IPO sebesar Rp190 per saham. Namun, hanya dalam waktu empat hari perdagangan, saham ini meroket menjadi Rp500, mencatatkan kenaikan luar biasa sebesar 163,15%. Tidak banyak saham baru yang berhasil mencetak kenaikan sebesar ini dalam waktu singkat, menandakan adanya sentimen positif yang kuat dari pasar.
Kenaikan harga yang cepat membuat saham CDIA menyentuh auto reject atas (ARA) selama empat hari berturut-turut. ARA terjadi ketika harga saham mencapai batas maksimum kenaikan harian yang ditetapkan BEI, yang mencerminkan tingginya permintaan dibandingkan penawaran. Fenomena ini juga menunjukkan bahwa investor memproyeksikan prospek yang cerah dari kinerja bisnis dan struktur manajemen CDIA.
Strategi Dividen CDIA: Imbal Hasil yang Menarik dan Terukur
CDIA juga menawarkan dividen yang menarik, yaitu:
Pembagian Dividen Dilakukan Secara Adil
Menurut prospektus IPO, semua pemegang saham CDIA memiliki hak yang setara atas pembagian dividen, sebagaimana diatur dalam anggaran dasar dan Undang-Undang Perseroan Terbatas yang telah disesuaikan dengan UU Cipta Kerja. Tidak ada kelas saham khusus—semuanya mendapat perlakuan yang sama, menciptakan kepercayaan dan transparansi dalam manajemen.
Dasar Penentuan Dividen
Keputusan pembagian dividen berada di tangan direksi, dengan persetujuan dari dewan komisaris. Sejumlah faktor yang akan menjadi pertimbangan utama antara lain:
- Laba bersih tahunan
- Ketersediaan dana cadangan
- Arus kas operasional
- Kebutuhan belanja modal
- Strategi ekspansi dan pengelolaan risiko
Dividen tidak akan dibagikan secara asal, melainkan dengan perhitungan cermat yang mempertimbangkan keberlangsungan bisnis.
Realisasi Pembagian Dividen 2025
Dalam tahun pertamanya sebagai perusahaan terbuka, CDIA telah membagikan dividen tunai sebesar US$20 juta, yang bersumber dari laba bersih tahun buku 2024. Ini merupakan sinyal kuat bahwa perusahaan memiliki performa keuangan yang solid dan komitmen untuk memberikan imbal hasil kepada pemegang saham.
Target Rasio Dividen
Manajemen menyatakan bahwa mereka menargetkan rasio dividen hingga 40% dari laba bersih berjalan, tergantung pada kebutuhan investasi dan kondisi keuangan. Ini merupakan rasio yang cukup kompetitif dan menggiurkan, khususnya bagi investor yang mengejar pendapatan pasif dari saham.
Faktor Internal dan Eksternal yang Mempengaruhi Dividen
Kebijakan dividen CDIA akan sangat bergantung pada arus kas aktual perusahaan dan rencana ekspansi yang sedang berjalan. Jika perusahaan membutuhkan dana besar untuk proyek jangka panjang, pembagian dividen kemungkinan akan disesuaikan.
Selain kebutuhan internal, kewajiban pembayaran utang serta regulasi dari otoritas keuangan juga akan menjadi penentu apakah dividen dapat dibayarkan atau tidak. CDIA menyatakan akan mematuhi seluruh batasan dan ketentuan hukum yang berlaku dalam pembagian keuntungan kepada investor.
Afiliasi dengan Konglomerat Prajogo Pangestu Menjadi Faktor Pendongkrak Kepercayaan
Satu poin penting yang turut mengangkat ekspektasi pasar adalah afiliasi CDIA dengan konglomerat ternama, Prajogo Pangestu. Nama besar Prajogo dalam dunia bisnis Indonesia memberikan keyakinan lebih bagi investor bahwa perusahaan ini memiliki dukungan finansial, jaringan bisnis, dan pengalaman strategis yang dapat memperkuat fondasi pertumbuhan jangka panjang.
Keberadaan tokoh besar di balik layar menjadi nilai tambah tersendiri. Investor ritel maupun institusi cenderung melihat keterkaitan ini sebagai jaminan stabilitas dan prospek yang menjanjikan.
Apa yang Bisa Diharapkan Investor Selanjutnya?
Dengan performa awal yang gemilang dan pendekatan strategis terhadap kebijakan dividen, CDIA masih memiliki potensi besar untuk melanjutkan tren positifnya. Namun tentu, investor juga harus mencermati laporan keuangan kuartalan dan strategi ekspansi bisnis yang diambil oleh manajemen ke depan.
Meskipun harga saham naik signifikan, investor tetap disarankan untuk melakukan analisis fundamental yang mendalam. Kinerja operasional, manajemen risiko, serta keberhasilan pelaksanaan rencana bisnis akan menjadi indikator utama apakah CDIA bisa mempertahankan performanya dalam jangka menengah hingga panjang.
Beli Saham e-IPO di M-STOCK
Bagi Anda yang tertarik beli e-IPO CDIA, prosesnya kini makin mudah lewat aplikasi investasi seperti M-STOCK dari Mirae Asset Sekuritas. Platform ini menyediakan fitur e-IPO, analisis emiten, dan transaksi real-time.
Dengan e-IPO, Anda bisa mengikuti seluruh proses penawaran saham seperti PSAT secara digital tanpa ribet, cukup lewat ponsel atau desktop Anda. Klik banner di bawah ini untuk mengikuti IPOnya.
Penutup
Melihat update CDIA setelah IPO, jelas bahwa perusahaan ini telah memulai langkah awalnya di pasar modal dengan impresif. Harga saham melonjak, dividen langsung dibagikan, dan kepercayaan pasar menguat berkat afiliasi dengan tokoh besar seperti Prajogo Pangestu.
Meski begitu, investor tetap perlu mencermati kinerja berkelanjutan dan strategi jangka panjang dari perusahaan ini. Dengan pendekatan yang tepat, CDIA berpotensi menjadi salah satu saham unggulan baru di BEI.
- Sumber data: Bisnis.com
- Sumber gambar utama: bisnis.com