Dividen AADI 2025: Adaro Andalan Bagikan Rp 4,17 Triliun

dividen aadi

PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI) kembali menarik perhatian pelaku pasar modal setelah mengumumkan pembagian dividen interim tahun buku 2025 dengan nilai fantastis mencapai US$ 250 juta atau setara Rp 4,17 triliun (kurs Rp 16.690). Keputusan tersebut diambil dalam rapat Dewan Direksi dan Komisaris pada 7 November 2025, dan diumumkan secara resmi melalui keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 10 November 2025.

Langkah AADI ini menjadi sorotan, karena dilakukan di tengah penurunan laba yang cukup dalam dibandingkan periode sebelumnya. Meski demikian, keputusan pembagian dividen ini sekaligus memperlihatkan komitmen perusahaan dalam menjaga kepercayaan investor dan memberikan imbal hasil stabil bagi para pemegang sahamnya.

Rincian Pembagian Dividen AADI

Dividen interim sebesar US$ 250 juta tersebut berasal dari laba bersih periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2025. Jumlah tersebut diambil dari sebagian laba yang telah diperoleh perusahaan hingga kuartal III 2025.

Dengan konversi kurs tengah Bank Indonesia pada saat pengumuman, nilai dividen ini mencapai Rp 4,17 triliun, menjadikannya salah satu pembagian dividen terbesar di sektor energi pada tahun tersebut.



Jadwal Lengkap Pembagian Dividen AADI

Bagi investor yang ingin menikmati dividen AADI, berikut jadwal lengkapnya yang perlu diperhatikan:

Tahapan Tanggal
Keputusan Direksi & Komisaris 7 November 2025
Pengumuman di BEI & situs AADI 7 November 2025
Cum Dividen Pasar Reguler & Negosiasi 17 November 2025
Ex Dividen Pasar Reguler & Negosiasi 18 November 2025
Cum Dividen Pasar Tunai 19 November 2025
Ex Dividen Pasar Tunai 20 November 2025
Record Date (Pemegang Saham yang Berhak) 19 November 2025
Pengumuman Kurs Konversi BI 19 November 2025
Pembayaran Dividen Interim 27 November 2025

Dengan jadwal tersebut, investor memiliki waktu untuk menyesuaikan portofolio mereka sebelum tanggal cum dividen, agar tetap tercatat sebagai penerima dividen pada tanggal record date.

Kinerja Keuangan AADI Kuartal III 2025

Meski membagikan dividen dalam jumlah besar, kondisi keuangan AADI pada kuartal III 2025 mengalami tekanan. Berdasarkan laporan keuangan yang disampaikan ke BEI, laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk tercatat sebesar US$ 587,3 juta, atau turun 45,3% dibandingkan laba bersih pada periode yang sama tahun 2024 sebesar US$ 1,07 miliar.

Penurunan tersebut terutama disebabkan oleh turunnya pendapatan usaha yang hanya mencapai US$ 3,6 miliar, dari sebelumnya US$ 4,04 miliar pada tahun 2024.

Meskipun pendapatan turun, AADI berhasil menekan beban pokok pendapatan menjadi US$ 2,6 miliar dari US$ 2,9 miliar. Namun, efisiensi tersebut belum cukup untuk menahan penurunan laba, karena faktor lain seperti penurunan pendapatan lain-lain bersih dari US$ 326,2 juta menjadi hanya US$ 39,1 juta turut memberi dampak signifikan.

Akibatnya, laba usaha perusahaan merosot menjadi US$ 810,5 juta dari US$ 1,2 miliar, sementara laba sebelum pajak turun menjadi US$ 812,5 juta dari US$ 1,3 miliar. Setelah dikurangi beban pajak, laba periode berjalan tersisa US$ 654,8 juta, jauh di bawah capaian US$ 1,16 miliar pada periode sebelumnya.

Total aset AADI juga mengalami penurunan dari US$ 2,6 miliar di akhir tahun 2024 menjadi US$ 2,3 miliar per akhir September 2025. Penurunan ini mencerminkan perlambatan aktivitas operasional dan konservatifnya manajemen dalam mengelola modal kerja di tengah fluktuasi harga batu bara global.



Mengapa AADI Tetap Bagikan Dividen Besar Meski Laba Turun?

Keputusan AADI untuk tetap membagikan dividen besar di tengah penurunan laba tentu menarik perhatian. Ada beberapa alasan strategis di balik langkah tersebut:

  • Menjaga Kepercayaan Investor: Dengan tetap menyalurkan dividen tinggi, AADI menunjukkan komitmen untuk memberikan nilai tambah kepada pemegang saham. Hal ini penting untuk mempertahankan kepercayaan investor di tengah kondisi pasar yang tidak menentu.
  • Fundamental yang Masih Kuat: Meski laba menurun, posisi keuangan AADI masih cukup solid. Margin laba yang masih besar dan arus kas operasional yang positif menjadi dasar kuat untuk pembagian dividen.
  • Stabilitas Harga Batu Bara dan Diversifikasi:  AADI masih memiliki eksposur besar di sektor batu bara, namun juga terus berupaya melakukan diversifikasi bisnis energi. Langkah ini dinilai mampu menjaga stabilitas pendapatan jangka panjang.
  • Reputasi Sebagai Emiten Pembagi Dividen Konsisten : Sejak beberapa tahun terakhir, AADI dikenal sebagai perusahaan dengan kebijakan dividen yang stabil dan menarik. Konsistensi ini menjadi faktor penting yang menjaga daya tarik saham AADI di mata investor ritel maupun institusional.

Respons Pasar dan Harapan ke Depan

Pengumuman dividen AADI biasanya direspons positif oleh investor, terutama mereka yang mengejar dividen yield tinggi. Meski laba menurun, nilai dividen yang dibagikan kali ini tetap mencerminkan kinerja perusahaan yang masih sehat dan prospektif.

Ke depan, tantangan AADI akan berfokus pada penguatan efisiensi produksi, optimalisasi biaya operasional, serta pengembangan proyek energi terbarukan yang mulai menjadi prioritas di sektor pertambangan dan energi.

Selain itu, pengendalian harga komoditas global dan stabilitas kurs rupiah juga akan menjadi faktor penting dalam menjaga profitabilitas perusahaan di sisa tahun 2025 dan tahun berikutnya.



Penutup 

Di tengah tekanan penurunan laba, dividen AADI senilai Rp 4,17 triliun menjadi sinyal kuat bahwa PT Adaro Andalan Indonesia Tbk tetap berpegang pada prinsip reward bagi pemegang saham. Dengan jadwal pembagian yang sudah ditetapkan hingga akhir November 2025, investor diharapkan cermat dalam menentukan waktu pembelian saham agar tercatat sebagai penerima dividen.

Langkah berani AADI ini menunjukkan bahwa meski menghadapi tantangan profitabilitas, perusahaan tetap mampu menjaga keseimbangan antara kinerja keuangan, kepercayaan pasar, dan komitmen kepada pemegang saham.

Jika tren efisiensi dan diversifikasi bisnis terus berjalan, dividen AADI di masa mendatang masih berpotensi tetap menarik dan menjadi magnet utama bagi investor jangka panjang.