Saham GIAA: Rencana Terbitkan 315 Miliar Saham Baru

saham giaa

Garuda Indonesia (Persero) Tbk, maskapai penerbangan nasional, kembali menjadi sorotan publik setelah mengumumkan rencana penerbitan saham GIAA seri D. Langkah ini dilakukan melalui mekanisme Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD), sebuah strategi korporasi yang memungkinkan perusahaan menambah modal tanpa memberikan hak prioritas kepada pemegang saham lama.

Tujuan utama dari langkah ini adalah untuk memperkuat posisi keuangan Garuda Indonesia dan mendukung operasional anak usahanya, Citilink, yang juga menjadi bagian penting dalam strategi pertumbuhan maskapai ini.

Detail Penerbitan Saham GIAA

Garuda Indonesia berencana menerbitkan 315,61 miliar saham seri D dengan nilai nominal Rp 75 per lembar saham. Rencana ini akan melibatkan PT Danantara Asset Management (DAM) sebagai investor strategis sekaligus kreditur. Dengan penerbitan saham ini, total dana yang diperoleh perusahaan diperkirakan mencapai Rp 23,67 triliun, yang terdiri dari:

  • Rp 17,02 triliun dari setoran modal tunai
  • Rp 6,65 triliun dari konversi pinjaman pemegang saham menjadi modal

Langkah ini menunjukkan upaya Garuda Indonesia untuk menyeimbangkan struktur modal sekaligus menurunkan beban utang perusahaan.



Penggunaan Dana Saham GIAA

Dana hasil PMTHMETD akan dialokasikan untuk beberapa kepentingan strategis:

Modal Kerja dan Operasional

Sebesar 37% dari total dana akan digunakan untuk modal kerja dan operasional. Anggaran ini mencakup pembayaran biaya perawatan dan perbaikan pesawat, yang merupakan komponen penting agar operasional maskapai tetap berjalan lancar dan aman.

Peningkatan Modal Citilink

Sisanya, 63%, akan digunakan untuk peningkatan modal Citilink melalui konversi pinjaman pemegang saham dan setoran modal tunai. Dukungan ini memungkinkan Citilink melunasi utang bahan bakar kepada Pertamina senilai USD 225 juta sekaligus meningkatkan kapasitas operasionalnya.

Restrukturisasi Utang dan Posisi Keuangan

PMTHMETD juga menjadi bagian dari restrukturisasi keuangan lanjutan Garuda Indonesia pasca-restrukturisasi besar pada 2022. Saat itu, perusahaan berhasil memangkas total utang dari USD 13,3 miliar menjadi USD 7,7 miliar, serta memperbaiki posisi ekuitas dari negatif USD 6,1 miliar menjadi negatif USD 1,5 miliar.

Kondisi Keuangan Saat Ini

Meski telah melakukan restrukturisasi, per 30 Juni 2025, Garuda Indonesia masih mencatatkan ekuitas negatif sebesar USD 1,49 miliar dengan rasio utang terhadap aset 123%. Hal ini menegaskan perlunya tambahan modal untuk menyeimbangkan neraca keuangan dan memastikan kesinambungan usaha.

Dengan penerbitan saham GIAA baru, perusahaan memperkirakan ekuitas akan berubah menjadi USD 183 juta per akhir 2025, sedangkan rasio lancar meningkat dari 0,44 kali menjadi 1,22 kali. Proyeksi ini menunjukkan langkah signifikan menuju stabilitas finansial jangka panjang.



Persetujuan dan Proses RUPSLB

Rencana PMTHMETD ini akan dibahas dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang dijadwalkan pada 12 November 2025. Langkah ini telah mendapatkan restu dari BP BUMN dan Presiden RI, sehingga dapat dijalankan secara resmi.

Manajemen menegaskan bahwa penerbitan saham ini tidak akan mengubah pengendali perusahaan, karena DAM merupakan entitas afiliasi dan bagian dari restrukturisasi internal BUMN. Hal ini menjaga konsistensi kepemilikan sekaligus memperkuat dukungan dari pemerintah.

Dampak Positif Saham GIAA

Penerbitan saham GIAA diharapkan memberikan beberapa manfaat strategis:

  • Perbaikan struktur permodalan: Menambah modal inti dan menyeimbangkan neraca keuangan.
  • Peningkatan likuiditas: Memastikan perusahaan memiliki dana operasional yang memadai.
  • Dukungan keberlangsungan usaha: Memastikan operasional Garuda Indonesia dan Citilink tetap optimal.
  • Pemenuhan kewajiban kepada kreditur: Termasuk pembayaran utang bahan bakar Citilink kepada Pertamina.

Fokus pada Operasional Pesawat

Selain aspek finansial, dana hasil penerbitan saham GIAA juga menekankan pemeliharaan armada pesawat. Dengan alokasi modal untuk perawatan dan perbaikan pesawat, Garuda Indonesia memastikan keselamatan penerbangan tetap terjaga, sekaligus meningkatkan efisiensi operasional. Fokus ini penting untuk mempertahankan reputasi maskapai di mata penumpang dan regulator.



Penutup

Rencana penerbitan saham GIAA oleh Garuda Indonesia bukan sekadar langkah menambah modal, tetapi bagian dari strategi restrukturisasi keuangan menyeluruh. Dengan alokasi dana yang jelas, dukungan untuk Citilink, dan proyeksi perbaikan posisi keuangan, langkah ini diharapkan membawa maskapai pelat merah ini ke arah yang lebih stabil dan berkelanjutan.

Bagi investor dan publik, perkembangan ini menunjukkan komitmen Garuda Indonesia untuk memperkuat fondasi finansial dan operasional sembari menjaga peran strategis sebagai maskapai nasional. Saham GIAA kini menjadi sorotan sebagai salah satu instrumen investasi yang menarik, dengan potensi pertumbuhan seiring perbaikan kinerja perusahaan.


Sumber: kumparan.com