Apa Itu Divestasi Saham? Inilah Ulasannya!

apa itu divestasi saham

Dalam dunia pasar modal, kita sering kali hanya fokus pada investasi—membeli saham demi meraih keuntungan di masa depan. Namun, tahukah kamu bahwa ada strategi sebaliknya yang juga penting untuk dipahami, yaitu divestasi saham?

Divestasi saham adalah proses di mana sebuah perusahaan melepas sebagian atau seluruh kepemilikannya dalam suatu entitas, baik itu anak perusahaan, proyek tertentu, maupun kepemilikan saham lainnya. Tujuannya bukan semata-mata untuk “menjual”, tetapi sebagai bagian dari strategi restrukturisasi bisnis, pergeseran arah perusahaan, atau bahkan efisiensi finansial.

Mengapa Perusahaan Melakukan Divestasi Saham?

Banyak yang mengira bahwa divestasi terjadi karena perusahaan sedang dalam kesulitan. Padahal, tidak selalu demikian. Dalam banyak kasus, divestasi justru menjadi langkah proaktif untuk mendukung pertumbuhan jangka panjang.

Berikut adalah beberapa alasan utama mengapa perusahaan melakukan divestasi saham:

 Meningkatkan Likuiditas melalui Dana Segar

Ketika sebuah entitas melepas sebagian kepemilikannya, dana tunai yang diperoleh dari penjualan tersebut bisa digunakan untuk berbagai keperluan. Misalnya, untuk melunasi utang, mendanai ekspansi, riset dan pengembangan, atau bahkan membayar dividen kepada pemegang saham.

Divestasi menjadi alternatif pendanaan tanpa harus mengajukan pinjaman bank atau menerbitkan obligasi baru.

Mengubah Arah Bisnis Secara Strategis

Perusahaan yang ingin beralih ke sektor bisnis baru bisa memanfaatkan divestasi sebagai cara keluar dari industri yang dianggap tidak lagi potensial.

Contohnya, jika sebuah perusahaan sebelumnya fokus di sektor energi fosil, namun kini ingin beralih ke energi terbarukan, maka menjual unit bisnis lama bisa menjadi langkah strategis untuk mendukung perubahan tersebut.

Mengurangi Beban dari Aset Non-Produktif

Tidak semua aset membawa keuntungan jangka panjang. Terkadang, unit usaha atau anak perusahaan tertentu tidak memberikan hasil yang diharapkan.

Melalui divestasi, perusahaan dapat memangkas beban operasional dan administratif dari aset-aset yang stagnan, lalu mengalokasikan kembali sumber daya ke sektor yang lebih menjanjikan.

Restrukturisasi Kepemilikan Saham

Divestasi juga sering digunakan untuk menyusun ulang struktur kepemilikan perusahaan, terutama saat perusahaan ingin menjalin kemitraan strategis atau ketika pemerintah ingin mengambil alih saham mayoritas dalam perusahaan tambang atau energi.

Hal ini terlihat dalam kasus PT Vale Indonesia (INCO), di mana pemegang saham asingnya (Vale Canada Limited dan Sumitomo Metal Mining) melakukan divestasi 14% saham ke holding BUMN tambang Indonesia, MIND ID. Tujuannya? Mengubah komposisi kepemilikan agar lebih sesuai dengan kebijakan nasional.



Divestasi Saham di Indonesia

Beberapa contohnya yaitu:

Vale Indonesia (INCO)

Pada 2023, dua pemegang saham utama INCO yaitu Vale Canada Limited (VCL) dan Sumitomo Metal Mining (SMM), melepaskan 14% sahamnya kepada MIND ID, perusahaan holding tambang milik negara. Langkah ini merupakan bentuk divestasi strategis demi mengubah struktur kepemilikan dan memastikan kontrol nasional atas sumber daya alam.

Aneka Tambang (ANTM)

Tak kalah menarik, PT Aneka Tambang (ANTM) juga melakukan divestasi atas anak usahanya, PT Sumberdaya Arindo, sebesar 49% kepada perusahaan asal Tiongkok, CBL (Ningbo Contemporary Bruno Lygend Co. Ltd.). Transaksi ini memberikan dana segar hingga Rp6,42 triliun, yang kemudian dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan lini bisnis lain yang lebih menguntungkan.

Meningkatkan Nilai Perusahaan

Selain alasan-alasan umum di atas, satu manfaat yang sering luput dari perhatian adalah peningkatan valuasi perusahaan setelah divestasi.

Dengan menjual bagian usaha yang kurang menguntungkan dan lebih fokus pada lini bisnis inti yang menghasilkan, perusahaan dapat menciptakan struktur bisnis yang lebih ramping, efisien, dan berorientasi pada profitabilitas. Hal ini bisa menciptakan sentimen positif dari investor dan meningkatkan harga saham perusahaan induk di pasar.

Divestasi Saham: Risiko atau Peluang?

Meski terdengar seperti menjual “aset berharga”, divestasi bukanlah tanda kejatuhan perusahaan. Sebaliknya, keputusan ini bisa menjadi peluang besar untuk tumbuh lebih sehat dan terfokus.

Namun, tentu saja, investor perlu menganalisis lebih dalam. Apakah divestasi dilakukan karena unit bisnis merugi? Atau justru sebagai strategi ekspansi ke sektor lain yang lebih potensial?

Mengetahui motif di balik divestasi akan membantu investor membuat keputusan investasi yang lebih tepat.



Penutup

Bagi investor maupun pelaku bisnis, memahami apa itu divestasi saham sangat penting untuk menilai arah strategis sebuah perusahaan. Divestasi bukan hanya soal menjual aset, tetapi tentang menyusun ulang prioritas, memperkuat posisi keuangan, dan menciptakan perusahaan yang lebih adaptif terhadap perubahan zaman.

Jadi, mulai sekarang, jangan buru-buru menilai negatif saat mendengar perusahaan melakukan divestasi. Bisa jadi, itu adalah langkah cerdas untuk menyongsong masa depan yang lebih menjanjikan.